Ratusan Orang Tua dan Siswa SMKN 1 Kare Gerudug Polres dan Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun
Investigasi Madiun, : Polemik terkait dengan dugaan pungli yang
terjadi di SMKN 1 Kare terus memanas. kali ini sekitar 100 orang murid beserta
Wali Murid SMKN 1 Kare menggerudug
Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun yang berlokasi di Jalan Raya Madiun –
Caruban, Desa Tiron, Kecamatan Madiun. Senin (28/3/16)
Dengan
mengendarai puluhan sepeda motor dan dua truk, ratusan siswa dan orang tua
murid SMKN 1 Kare Kabupaten Madiun, melakukan aksi unjuk rasa menuntut agar
uang yang dipungli sekolah semasa Kasek dijabat Sardjono, dikembalikan.
Namun
sebelum ke kantor Dinas Pendidikan, massa terlebih dulu singgah ke Polres
Madiun dan ditemui langsung oleh Kapolres Madiun, AKBP Y. Tony Saputra.
Dihadapan Kapolres Madiun, mereka membubuhkan tandatangan di atas spanduk
sebagai bentuk dukungan moral atas pengusutan kasus korupsi yang dilakukan oleh
Sadjono, Kasek SMKN 1 Kare.
Usai
dari Polres, massa kemudian bergerak ke kantor Dinas Pendidikan dengan
pengawalan ketat dari petugas. Sesampainya di kantor Dinas Pendidikan, massa
langsung membentangkan spanduk dan poster. Diantaranya bertuliskan, “Selamatkan
Sekolah”, “Kembalikan Uang Kami” dan “Pungli Adalah Korupsi”.
Setelah
melakukan orasi, sekitar 20 orang perwakilan siswa dan orang tua, diterima
langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan, DR.Suhardi, Di depan Suhardi, salah satu
perwakilan orang tua, Dasrianto, menanyakan tentang uang mereka yang telah
dipungli oleh pihak sekolah. Yaitu uang Ujian Kompetensi Kejujuruan (UKK),
Praktek Kerja Industri (Prakerin), Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir
Nasional (UAN) yang jumlahnya tiap siswa sekitar Rp.1.400.000.
Dasrianto,
juga menanyakan terkait dana Bantuan Khusus Siswa Miskin (BKSM) sebesar Rp.720
ribu tiap siswa. Pasalnya, mulai tahun 2013, tak seorangpun siswa SMKN 1 Kare,
yang menerima dana BKSM. Mendengar pertanyaan seperti itu, Suhardi sempat
terkejut. Pasalnya, meski dana itu yang mengucurkan Pemerintah Provinsi, tapi
dirinya menandatangani nama-nama siswa yang mendapat bantuan. “Masa tidak dapat
BKSM. Padahal saya tandatangan,” kata Suhardi, dengan nada keheranan.
Mendapat
tuntutan seperti, Suhardi menjelaskan, perkara ini sudah masuk ranah hokum dan
sudah ditangani oleh pihak Kepolisian, selanjutnya Suhardi mengatakan bahwa
pihaknya sudah memerintahkan pihak sekolah untuk segera mengembalikan hari ini
(Senin) atau paling lambat besuk (Selasa).
“Jangan
kwatir, saya perintahkan hari ini (Senin) atau paling lambat besuk (Selasa)
uang harus segera dikembalikan. Jadi masalah ini (Pungli), dinas tidak tahu
menahu. Jangankan dinas, komite saja tidak tahu,” kata Suhardi, dihadapan
perwakilan siswa dan orang tua.
Diduga,
kebobrokan di SMKN 1 Kare, tidak hanya melibatkan Sardjono. Ada indikasi juga
melibatkan banyak oknum guru. Karena menurut Dasrianto, sebelum melakukan aksi
unjukrasa di kantor Dinas Pendidikan, banyak murid yang didatangi beberapa
oknum guru agar tidak melakukan aksi. Bahkan ada yang disuruh tandatangan
diatas kertas kosong.
“Tadi
malam (Minggu malam), banyak siswa yang didatangi door to door oleh oknum guru.
Dia minta agar kami tidak demo. Bahkan ada yang disuruh tandatangan di atas
kertas kosong. Kami tidak tahu madsudnya apa,” pungkas Dasrianto. (p-76)
Investigasi Madiun, : Polemik terkait dengan dugaan pungli yang
terjadi di SMKN 1 Kare terus memanas. kali ini sekitar 100 orang murid beserta
Wali Murid SMKN 1 Kare menggerudug
Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun yang berlokasi di Jalan Raya Madiun –
Caruban, Desa Tiron, Kecamatan Madiun. Senin (28/3/16)
Dengan
mengendarai puluhan sepeda motor dan dua truk, ratusan siswa dan orang tua
murid SMKN 1 Kare Kabupaten Madiun, melakukan aksi unjuk rasa menuntut agar
uang yang dipungli sekolah semasa Kasek dijabat Sardjono, dikembalikan.
Namun
sebelum ke kantor Dinas Pendidikan, massa terlebih dulu singgah ke Polres
Madiun dan ditemui langsung oleh Kapolres Madiun, AKBP Y. Tony Saputra.
Dihadapan Kapolres Madiun, mereka membubuhkan tandatangan di atas spanduk
sebagai bentuk dukungan moral atas pengusutan kasus korupsi yang dilakukan oleh
Sadjono, Kasek SMKN 1 Kare.
Usai
dari Polres, massa kemudian bergerak ke kantor Dinas Pendidikan dengan
pengawalan ketat dari petugas. Sesampainya di kantor Dinas Pendidikan, massa
langsung membentangkan spanduk dan poster. Diantaranya bertuliskan, “Selamatkan
Sekolah”, “Kembalikan Uang Kami” dan “Pungli Adalah Korupsi”.
Setelah
melakukan orasi, sekitar 20 orang perwakilan siswa dan orang tua, diterima
langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan, DR.Suhardi, Di depan Suhardi, salah satu
perwakilan orang tua, Dasrianto, menanyakan tentang uang mereka yang telah
dipungli oleh pihak sekolah. Yaitu uang Ujian Kompetensi Kejujuruan (UKK),
Praktek Kerja Industri (Prakerin), Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir
Nasional (UAN) yang jumlahnya tiap siswa sekitar Rp.1.400.000.
Dasrianto,
juga menanyakan terkait dana Bantuan Khusus Siswa Miskin (BKSM) sebesar Rp.720
ribu tiap siswa. Pasalnya, mulai tahun 2013, tak seorangpun siswa SMKN 1 Kare,
yang menerima dana BKSM. Mendengar pertanyaan seperti itu, Suhardi sempat
terkejut. Pasalnya, meski dana itu yang mengucurkan Pemerintah Provinsi, tapi
dirinya menandatangani nama-nama siswa yang mendapat bantuan. “Masa tidak dapat
BKSM. Padahal saya tandatangan,” kata Suhardi, dengan nada keheranan.
Mendapat
tuntutan seperti, Suhardi menjelaskan, perkara ini sudah masuk ranah hokum dan
sudah ditangani oleh pihak Kepolisian, selanjutnya Suhardi mengatakan bahwa
pihaknya sudah memerintahkan pihak sekolah untuk segera mengembalikan hari ini
(Senin) atau paling lambat besuk (Selasa).
“Jangan
kwatir, saya perintahkan hari ini (Senin) atau paling lambat besuk (Selasa)
uang harus segera dikembalikan. Jadi masalah ini (Pungli), dinas tidak tahu
menahu. Jangankan dinas, komite saja tidak tahu,” kata Suhardi, dihadapan
perwakilan siswa dan orang tua.
Diduga,
kebobrokan di SMKN 1 Kare, tidak hanya melibatkan Sardjono. Ada indikasi juga
melibatkan banyak oknum guru. Karena menurut Dasrianto, sebelum melakukan aksi
unjukrasa di kantor Dinas Pendidikan, banyak murid yang didatangi beberapa
oknum guru agar tidak melakukan aksi. Bahkan ada yang disuruh tandatangan
diatas kertas kosong.
“Tadi
malam (Minggu malam), banyak siswa yang didatangi door to door oleh oknum guru.
Dia minta agar kami tidak demo. Bahkan ada yang disuruh tandatangan di atas
kertas kosong. Kami tidak tahu madsudnya apa,” pungkas Dasrianto. (p-76)