Bupati Madiun dan Petani Lakukan Panen Raya Padi Jenis C4 dan Ciherang Di Desa Sidodadi
Madiun, Investigasi : Memang tidak salah bila dikatakan Kabupaten Madiun
merupakan lumbung padi diwilayah Jawa Timur bagian barat. Hal ini dibuktikan
dengan adanya panen padi Jenis C 4 dan Ciherang dengan luas areal mencapai 195
Ha di Desa Sidodadi, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun. Dari totalan luasan tersebut
yang 7 Ha diantaranya ditanami dengan pola tanam sebar. Rabu (9/11/16).
Berdasarkan
data yang diperoleh dilapangan, hasil panen padi yang ditanam secara konvensional
oleh petani Desa Sidodadi per ubin mampu mengasilkan 10,24 ton/Ha. Tetapi
yang ditanam dengan pola sebar bisa mencapai 11, 22 ton/Ha.
Saat
ditemui dilokasi panen raya, M. Najib, Kadin Pertanian, Tanaman Pangan dan
Holtikultura Kabupaten Madiun mengatakan bahwa saat ini tengah panen raya padi
jenis C4 dan Ciherang. Disini membuktikan bahwa pola tanam konvensional yang
selama ini dilakukan oleh para petani masih kalah dengan pola sebar. “Kalau
secara konvensional per ubinnya hanya sekitar 10,24 ton/Ha namun dengan pola
sebar bisa mencapai 11,22 ton/Ha,” ungkap M. Najib, Rabu (9/11/16) di lokasi
panen.
Dilanjutkan,
pada tahun 2016 ini Kabupaten Madiun mengalami surplus 239 ton setara beras
sehingga mampu menyumbang kebutuhan beras secara nasional. “Kalau pola tanam
seperti ini dipertahankan, maka setiap panen pasti kita akan surplus,”
tegasnya.
Sementara,
H. Muhtarom, Bupati Madiun mengatakan saat ini sudah saatnya petani harus maju
dan beriniovasi secara maksimal untuk meningkatkan pendapatan mereka. Untuk itu
petani harus mempunyai wawasan beroriantasi bisnis, dimana disamping berusaha
meningkatkan hasil pertanian juga meningkat pendapatannya dari upaya memahami
pasar sehingga produk pertaniannya dapat menghasilkan yang lebih besar.
“Petani
harus mampu membuat terobosan dan hanya terpaku pada menanam padi saja, tetapi
juga bisa menjadi petani holtikultura. Selain itu, petani juga harus memahami
tehnologi informasi agar bisa mengetahui kebutuhan pasar dan yang bisa
disiapkan,” ujarnya.
Dijelaskan
lebih lanjut, sekarang ini perkembangan tehnologi semakin pesat. Apalagi
dibidang tehnologi terapan yang terus dimodifikasi sedemikian rupa hingga
menghasilkan produksi yang tinggi. “Dengan perkembangan teknologi terapan yang
telah dilakukan oleh petani yang baru-baru ini dengan cara tanam tebar,
ditinjau dari biaya produksi, waktu dan hasil memang lebih menguntungkan,”
ungkap Bupati Madiun dengan tegas.
Inilah
yang menjadi tantangan bagi Pemerintah Kabupaten Madiun untuk selalu
mendampingi dan selalu memberikan wawasan bagi para petani yang masih
menggunakan cara-cara konvensional. “Bagi petani yang belum siap menerapkan
sistem tanam tebar jangan memaksakan diri, kuasai dulu pengetahuan dan
tehnologinya baru melaksanakan,” saran Bupati Madiun.
Diharapkan
para petani mampu mengelola teknologi dengan memanfaatkan semaksimal mungkin
namun juga memperhatikan adanya tenaga kerja yang masih membutuhkan lahan
pekerjaan, misal bila dilingkungan masih banyak tenaga pertanian maka
penggunaan mesin pertanian hendaknya dapat diperhitungkan demi kebutuhan tenaga
kerja yang memerlukan lapangan kerja di bidang pertanian tersebut. “Dilingkungan
sudah sulit untuk mendapatkan tenaga kerja maka baru tehnology mesin pertanian
di manfaatkan,” pungkasnya.
Diketahui,
panen raya di Desa Sidodadi dihadiri oleh Bupati Madiun, H. Muhtarom, Wakil
Bupati Madiun, Ketua DPRD, Perwakilan Forpimda Kab. Madiun dan para tamu
undangan. (p-76)
Madiun, Investigasi : Memang tidak salah bila dikatakan Kabupaten Madiun
merupakan lumbung padi diwilayah Jawa Timur bagian barat. Hal ini dibuktikan
dengan adanya panen padi Jenis C 4 dan Ciherang dengan luas areal mencapai 195
Ha di Desa Sidodadi, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun. Dari totalan luasan tersebut
yang 7 Ha diantaranya ditanami dengan pola tanam sebar. Rabu (9/11/16).
Berdasarkan
data yang diperoleh dilapangan, hasil panen padi yang ditanam secara konvensional
oleh petani Desa Sidodadi per ubin mampu mengasilkan 10,24 ton/Ha. Tetapi
yang ditanam dengan pola sebar bisa mencapai 11, 22 ton/Ha.
Saat
ditemui dilokasi panen raya, M. Najib, Kadin Pertanian, Tanaman Pangan dan
Holtikultura Kabupaten Madiun mengatakan bahwa saat ini tengah panen raya padi
jenis C4 dan Ciherang. Disini membuktikan bahwa pola tanam konvensional yang
selama ini dilakukan oleh para petani masih kalah dengan pola sebar. “Kalau
secara konvensional per ubinnya hanya sekitar 10,24 ton/Ha namun dengan pola
sebar bisa mencapai 11,22 ton/Ha,” ungkap M. Najib, Rabu (9/11/16) di lokasi
panen.
Dilanjutkan,
pada tahun 2016 ini Kabupaten Madiun mengalami surplus 239 ton setara beras
sehingga mampu menyumbang kebutuhan beras secara nasional. “Kalau pola tanam
seperti ini dipertahankan, maka setiap panen pasti kita akan surplus,”
tegasnya.
Sementara,
H. Muhtarom, Bupati Madiun mengatakan saat ini sudah saatnya petani harus maju
dan beriniovasi secara maksimal untuk meningkatkan pendapatan mereka. Untuk itu
petani harus mempunyai wawasan beroriantasi bisnis, dimana disamping berusaha
meningkatkan hasil pertanian juga meningkat pendapatannya dari upaya memahami
pasar sehingga produk pertaniannya dapat menghasilkan yang lebih besar.
“Petani
harus mampu membuat terobosan dan hanya terpaku pada menanam padi saja, tetapi
juga bisa menjadi petani holtikultura. Selain itu, petani juga harus memahami
tehnologi informasi agar bisa mengetahui kebutuhan pasar dan yang bisa
disiapkan,” ujarnya.
Dijelaskan
lebih lanjut, sekarang ini perkembangan tehnologi semakin pesat. Apalagi
dibidang tehnologi terapan yang terus dimodifikasi sedemikian rupa hingga
menghasilkan produksi yang tinggi. “Dengan perkembangan teknologi terapan yang
telah dilakukan oleh petani yang baru-baru ini dengan cara tanam tebar,
ditinjau dari biaya produksi, waktu dan hasil memang lebih menguntungkan,”
ungkap Bupati Madiun dengan tegas.
Inilah
yang menjadi tantangan bagi Pemerintah Kabupaten Madiun untuk selalu
mendampingi dan selalu memberikan wawasan bagi para petani yang masih
menggunakan cara-cara konvensional. “Bagi petani yang belum siap menerapkan
sistem tanam tebar jangan memaksakan diri, kuasai dulu pengetahuan dan
tehnologinya baru melaksanakan,” saran Bupati Madiun.
Diharapkan
para petani mampu mengelola teknologi dengan memanfaatkan semaksimal mungkin
namun juga memperhatikan adanya tenaga kerja yang masih membutuhkan lahan
pekerjaan, misal bila dilingkungan masih banyak tenaga pertanian maka
penggunaan mesin pertanian hendaknya dapat diperhitungkan demi kebutuhan tenaga
kerja yang memerlukan lapangan kerja di bidang pertanian tersebut. “Dilingkungan
sudah sulit untuk mendapatkan tenaga kerja maka baru tehnology mesin pertanian
di manfaatkan,” pungkasnya.
Diketahui,
panen raya di Desa Sidodadi dihadiri oleh Bupati Madiun, H. Muhtarom, Wakil
Bupati Madiun, Ketua DPRD, Perwakilan Forpimda Kab. Madiun dan para tamu
undangan. (p-76)