OROK MENGAMBANG DI SUNGAI GEGERKAN NGARIBOYO - MAGETAN.

Magetan, Investigasi : Penemuan mayat bayi yang mengambang di sungai Desa Mojopurno, Ngariboyo, Magetan menggemparkan penduduk disekitar lokasi penemuan mayat bayi tersebut. Lalu siapa yang tega membuang  bayi mungil tanpa dosa tersebut.
Menurut Marni, salah seorang saksi yang juga warga Dusun Mojopurno, Ngariboyo. Mengatakan bermula dari kecurigaannya pada sesuatu yang mengambang di sungai, menyerupai boneka yang terbawa arus sungai depan rumahnya  itu.
Lantas ia menunggu sampai dekat sesosok tadi. Setelah dekat kecurigaan Marmi ternyata benar bahwa benda yang mengambang tersebut adalah orok bukan boneka. “Saya lantas memanggil warga yang lain untuk menepikan orok tadi. Dan melaporkannya ke polsek Ngariboyo,” ungkap Marni pada Koran ini.
Sementara itu menurut  keterangan Kapolsek Ngariboyo, AKP. Wukir Dwi Siswanto. membenarkan telah di temukan sesosok orok yang kemungkinan sengaja di buang di sungai. Orok berjenis kelamin perempuan tersebut ditemukan warga sekitar jam 07.00 Wib. Di desa mojopurno ngariboyo itu dalam keadaan meninggal dan membusuk. Selanjutnya jenazah kita bawa ke RSUD dr. Saidiman untuk divisum.
"Dari hasil visum  yang didapat dr dokter orok jenis kelamin perempuan tersebut berusia 9 bulanan diperkirakan sudah meninggal sejak 2 sampai 3 harian yang lalu." Ujar Wukir

Untuk mengungkap motif pembuangan bayi tersebut, kini pihak kepolisi kini memburu siapa si ibu jabang bayi yang sudah tega  membuang anaknya tersebut. (md)
Magetan, Investigasi : Penemuan mayat bayi yang mengambang di sungai Desa Mojopurno, Ngariboyo, Magetan menggemparkan penduduk disekitar lokasi penemuan mayat bayi tersebut. Lalu siapa yang tega membuang  bayi mungil tanpa dosa tersebut.
Menurut Marni, salah seorang saksi yang juga warga Dusun Mojopurno, Ngariboyo. Mengatakan bermula dari kecurigaannya pada sesuatu yang mengambang di sungai, menyerupai boneka yang terbawa arus sungai depan rumahnya  itu.
Lantas ia menunggu sampai dekat sesosok tadi. Setelah dekat kecurigaan Marmi ternyata benar bahwa benda yang mengambang tersebut adalah orok bukan boneka. “Saya lantas memanggil warga yang lain untuk menepikan orok tadi. Dan melaporkannya ke polsek Ngariboyo,” ungkap Marni pada Koran ini.
Sementara itu menurut  keterangan Kapolsek Ngariboyo, AKP. Wukir Dwi Siswanto. membenarkan telah di temukan sesosok orok yang kemungkinan sengaja di buang di sungai. Orok berjenis kelamin perempuan tersebut ditemukan warga sekitar jam 07.00 Wib. Di desa mojopurno ngariboyo itu dalam keadaan meninggal dan membusuk. Selanjutnya jenazah kita bawa ke RSUD dr. Saidiman untuk divisum.
"Dari hasil visum  yang didapat dr dokter orok jenis kelamin perempuan tersebut berusia 9 bulanan diperkirakan sudah meninggal sejak 2 sampai 3 harian yang lalu." Ujar Wukir

Untuk mengungkap motif pembuangan bayi tersebut, kini pihak kepolisi kini memburu siapa si ibu jabang bayi yang sudah tega  membuang anaknya tersebut. (md)
Baca

Asal Muasal Kadipaten Gendingan

Ngawi, Investigasi : Gendingan merupakan sebuah wilatah di Kabupaten Ngawi yang mempunyai tempat khusus disaat Kabupaten Ngawi melaksanakan perayaan untuk Hari Jadinya. Hal ini disebabkan sejarah karena dulunya Gendingan merupakan Kadipaten yang berdiri sendiri dan terlepas dari Kabupaten Ngawi
Pada jaman dahulu hiduplah seorang lelaki yang bernama Ki Ageng Jogorogo. Dia adalah seorang petani yang terkenal karena kealimannya serta mempunyai sifat yang sopan santun sehingga Ki Ageng Jogorogo sangat dihormati oleh masyarakat yang bermukim di sepanjang tepian Bengawan Solo.
Diketahui bahwa Ki ageng Jogorogo merupakan putra kinasih dari Panembahan Pamekasan di Madiun atau yamg lebih dikenal sebagai Pangeran Purboyo atau cucu dari Raden Patah sang pendiri Kerajaan Demak Bintoro.
Dikisahkan, suatu hari, Ki Ageng Jogorogo sedang menggarap sawah bersama para petani yang lain ditepian Bengawan Solo, Nampak sebuah kapal besar tengah mendekat dan berhenti. Setelah diperhatikan, kapal besar tersebut adalah milik seorang raja yang tengah melihat-lihat wilayah.
Entah bagaimana asal muasalnya, sang raja yang sedang control wilayah nampaknya berkenan dengan perilaku dari Ki Ageng Jogorogo yang sopan santun. Lantas sang raja tersebut mengundang Ki Ageng Jogorogo untuk dating menemuinya di kerajaan (diduga kerajaan tersebut adalah Kerajaan Mataram di Kartosuro). Karena raja melihat bahwa Ki Ageng Jogorogo mempunyai bakat seorang pemimpin.
Karena yang mengundang adalah raja, maka Ki Ageng Jogorogo berangkat ke kerajaan. Singkat cerita, Ki Ageng Jogorogo diberikan harta yang banyak dan seorang perempuan yang merupakan garwa ampil (selir) dari sang raja. Dimasa tersebut, pemberian dari sang raja merupakan bentuk penghormatan dari raja terhadap jasa-jasa seseorang. Namun, perempuan yang diberikan sang raja sudah dalam keadaan mengandung
Perempuan yang merupakan garwa selir dari sang raja ini beberapa bulan kemudian melahirkan anak laki-laki. Sesuai dengan pesan sang raja, maka Ki Ageng Jogorogo tetap merawatnya dengan baik dan sepenuh hati. Anak laki-laki tersebut di didik seperti anaknya sendiri. Setelah dewasa, anak laki-laki tersebut diantarkan ke kerajaan. Sang raja pun memberikan wilayah setingkat dengan kadipaten yang berkedudukan di wilayah Gendingan. Pemuda tersebut lantas mendapatkan gelar KRTA Arya Kertonegoro.
Setelah dilantik menjadi Adipati, Arya Kertonegoro pun berusaha menjalankan roda pemerintahan dengan sebaik-baiknya. Namun karena wilayah kadipatennya tidak jelas maka Adipati Kertonegoro sering terlibat konflik dengan VOC yang kala itu bercokol di Magetan.
Perselisihan itu semakin meruncing sehinga keduanya saling benci dan akan saling serang. VOC yang dibantu oleh beberapa Adipati yang bersedia berkomplot hendak membunuh Adipati Kertonegoro. Mereka bersiasat ingin membunuh Adipati Kertonegoro dalam perundingan di wilayah Ngawi. (versi lain, Adipati Kertonegoro diundang dalam acara tayub).
Siasat tersebut gagal karena Adipati Kertonegoro bisa meloloskan diri dan mengadakan perlawanan. Karena marah, VOC lantas menyerbu ke Kadipaten Gendingan namun berulangkali mengalami kegagalan.
Beberapa kali bertempur, panglima perang yang juga merupakan Patih Gendingan yaitu Ronggolono tewas karena pengkhianatan. Patih legendaries tersebut tewas ketika terlibat pertempuran di tepian sungai yang sekarang dinamakan Kajangan.
Mengetahui hal tersebut, Adipati Kertonegoro akhirnya menyingkir bersama sisa-sisa pasukannya. Setelah bisa menyusun kekuatan penuh, Adipati Kertonegoro balik menyerang VOC dan akhirnya menang. Namun setelah perang usai, Adipati Kertonegoro bersedih hati karena melihat Kadipaten Gendingan sudah porak poranda. Akhirnya Adipati Kertonegoro memutuskan untuk mundur dan mengasingkan diri kedaerah Sine hingga akhir hayatnya.

Kini Gendingan menjadi sebuah kota kecil tempat transit bus-bus antar kota dan tempat agen-agen bus jurusan Surabaya Bandung Jakarta dan menjadi wilayah Kabupaten Ngawi. Untuk mengenang jasa dari Adipati Arya Kertonegoro, maka Terminal Ngawi pun di namakan Terminal Kertonegoro. (p-76)
Ngawi, Investigasi : Gendingan merupakan sebuah wilatah di Kabupaten Ngawi yang mempunyai tempat khusus disaat Kabupaten Ngawi melaksanakan perayaan untuk Hari Jadinya. Hal ini disebabkan sejarah karena dulunya Gendingan merupakan Kadipaten yang berdiri sendiri dan terlepas dari Kabupaten Ngawi
Pada jaman dahulu hiduplah seorang lelaki yang bernama Ki Ageng Jogorogo. Dia adalah seorang petani yang terkenal karena kealimannya serta mempunyai sifat yang sopan santun sehingga Ki Ageng Jogorogo sangat dihormati oleh masyarakat yang bermukim di sepanjang tepian Bengawan Solo.
Diketahui bahwa Ki ageng Jogorogo merupakan putra kinasih dari Panembahan Pamekasan di Madiun atau yamg lebih dikenal sebagai Pangeran Purboyo atau cucu dari Raden Patah sang pendiri Kerajaan Demak Bintoro.
Dikisahkan, suatu hari, Ki Ageng Jogorogo sedang menggarap sawah bersama para petani yang lain ditepian Bengawan Solo, Nampak sebuah kapal besar tengah mendekat dan berhenti. Setelah diperhatikan, kapal besar tersebut adalah milik seorang raja yang tengah melihat-lihat wilayah.
Entah bagaimana asal muasalnya, sang raja yang sedang control wilayah nampaknya berkenan dengan perilaku dari Ki Ageng Jogorogo yang sopan santun. Lantas sang raja tersebut mengundang Ki Ageng Jogorogo untuk dating menemuinya di kerajaan (diduga kerajaan tersebut adalah Kerajaan Mataram di Kartosuro). Karena raja melihat bahwa Ki Ageng Jogorogo mempunyai bakat seorang pemimpin.
Karena yang mengundang adalah raja, maka Ki Ageng Jogorogo berangkat ke kerajaan. Singkat cerita, Ki Ageng Jogorogo diberikan harta yang banyak dan seorang perempuan yang merupakan garwa ampil (selir) dari sang raja. Dimasa tersebut, pemberian dari sang raja merupakan bentuk penghormatan dari raja terhadap jasa-jasa seseorang. Namun, perempuan yang diberikan sang raja sudah dalam keadaan mengandung
Perempuan yang merupakan garwa selir dari sang raja ini beberapa bulan kemudian melahirkan anak laki-laki. Sesuai dengan pesan sang raja, maka Ki Ageng Jogorogo tetap merawatnya dengan baik dan sepenuh hati. Anak laki-laki tersebut di didik seperti anaknya sendiri. Setelah dewasa, anak laki-laki tersebut diantarkan ke kerajaan. Sang raja pun memberikan wilayah setingkat dengan kadipaten yang berkedudukan di wilayah Gendingan. Pemuda tersebut lantas mendapatkan gelar KRTA Arya Kertonegoro.
Setelah dilantik menjadi Adipati, Arya Kertonegoro pun berusaha menjalankan roda pemerintahan dengan sebaik-baiknya. Namun karena wilayah kadipatennya tidak jelas maka Adipati Kertonegoro sering terlibat konflik dengan VOC yang kala itu bercokol di Magetan.
Perselisihan itu semakin meruncing sehinga keduanya saling benci dan akan saling serang. VOC yang dibantu oleh beberapa Adipati yang bersedia berkomplot hendak membunuh Adipati Kertonegoro. Mereka bersiasat ingin membunuh Adipati Kertonegoro dalam perundingan di wilayah Ngawi. (versi lain, Adipati Kertonegoro diundang dalam acara tayub).
Siasat tersebut gagal karena Adipati Kertonegoro bisa meloloskan diri dan mengadakan perlawanan. Karena marah, VOC lantas menyerbu ke Kadipaten Gendingan namun berulangkali mengalami kegagalan.
Beberapa kali bertempur, panglima perang yang juga merupakan Patih Gendingan yaitu Ronggolono tewas karena pengkhianatan. Patih legendaries tersebut tewas ketika terlibat pertempuran di tepian sungai yang sekarang dinamakan Kajangan.
Mengetahui hal tersebut, Adipati Kertonegoro akhirnya menyingkir bersama sisa-sisa pasukannya. Setelah bisa menyusun kekuatan penuh, Adipati Kertonegoro balik menyerang VOC dan akhirnya menang. Namun setelah perang usai, Adipati Kertonegoro bersedih hati karena melihat Kadipaten Gendingan sudah porak poranda. Akhirnya Adipati Kertonegoro memutuskan untuk mundur dan mengasingkan diri kedaerah Sine hingga akhir hayatnya.

Kini Gendingan menjadi sebuah kota kecil tempat transit bus-bus antar kota dan tempat agen-agen bus jurusan Surabaya Bandung Jakarta dan menjadi wilayah Kabupaten Ngawi. Untuk mengenang jasa dari Adipati Arya Kertonegoro, maka Terminal Ngawi pun di namakan Terminal Kertonegoro. (p-76)
Baca

Sirsat Bagus Untuk Pengobatan Herbal

Investigasi Sehat : Tanaman sirsak atau annona muricata adalah jenis tanaman yang berasa dari daerah Amerika Tengah lebih spesifiknya di Karibia. Dari banyak hasil penelitian, buah dan daun sirsak memilik banyak manfaat untuk kesehatan. Buah sirsak banyak mengandung fruktosa, vitamin B1,B2, dan vitamin C. Daun sirsak banyak dimanfaatkan untuk pengobatan herbal mengingat banyak sekali kandungan di dalamnya seperti muricapentocin, gigantetronin, linoleic acid, anomurine, caclourine, gentisic acid, annomuricin, anonol, annocatalin, annonacin, acetogenins, annocatacin dan annohexocin yang sangat bermanfaat bagi pengobatan. Berikut ini adalah manfaat dan khasiat dari buah dan daun sirsak:
1. Sirsak Untuk Penyakit Kanker: 
Bahan: 10 lembar daun sirsak yang sudah tua direbus ke dalam 3 gelas air sampai mendidih sehingga tinggal 1 gelas tersisa. Saring air hasil rebusan tersebut kemudian minum 2 kali dalam 1 hari. Dengan minum secara teratur maka akan bermanfaat untuk membunuh sel-sel yang tidak normal dan membiarkan sel yang normal tumbuh dengan baik.
2. Sirsak Untuk Sakit Pinggang: Rebus 20 lembar daun sirsak yang sudah tua ke dalam 5 gelas air bersih sampai mendidih hingga tersisa kira-kira 3 gelas. Saring hasil rebusannya dan minum satu kali sehari.
3. Buah Sirsak Untuk Bayi Mencret: Peras buah sirsak yang telah masak, kemudian disaring. Dosis untuk bayi adalah 3 sendok makan setiap hari.
4. Untuk Ambeien: Peras buah sirsak yang telah masak, kemudian disaring. Dosis minum 1 gelas perasan sirsak sebanyak 2 kali sehari.
5. Mengatasi Bisul: Tempelkan 6-10 daun sirsak yang masih muda ke tempat bisul sampai bisulnya kering.
6. Mengatasi Anyang-anyangen: Rebus buah sirsak setengah masak dengan gula pasir secukupnya ke dalam 2 gelas air. Setelah mendidih kemudian saring dan didinginkan kemudian diminum
7. Sakit Pada Kandung Air Seni: Campur buah sirsak setengah masak dengan garam dapur dan gula pasir secukupnya. Dimasak seperti membuat kolak kemudian dimakan dengan dosis 1 kali sehari.
8. Buah Sirsak Untuk Penyakit Liver: Minum jus sirsak selama seminggu penuh tanpa memakan makanan yang lain.

9. Daun Sirsak untuk Eksim dan Rematik: Tumbuk beberapa helai daun sirsak sampai halus dan tempelkan di bagian yang sakit hingga tidak terasa sakit lagi. (p-76)
Investigasi Sehat : Tanaman sirsak atau annona muricata adalah jenis tanaman yang berasa dari daerah Amerika Tengah lebih spesifiknya di Karibia. Dari banyak hasil penelitian, buah dan daun sirsak memilik banyak manfaat untuk kesehatan. Buah sirsak banyak mengandung fruktosa, vitamin B1,B2, dan vitamin C. Daun sirsak banyak dimanfaatkan untuk pengobatan herbal mengingat banyak sekali kandungan di dalamnya seperti muricapentocin, gigantetronin, linoleic acid, anomurine, caclourine, gentisic acid, annomuricin, anonol, annocatalin, annonacin, acetogenins, annocatacin dan annohexocin yang sangat bermanfaat bagi pengobatan. Berikut ini adalah manfaat dan khasiat dari buah dan daun sirsak:
1. Sirsak Untuk Penyakit Kanker: 
Bahan: 10 lembar daun sirsak yang sudah tua direbus ke dalam 3 gelas air sampai mendidih sehingga tinggal 1 gelas tersisa. Saring air hasil rebusan tersebut kemudian minum 2 kali dalam 1 hari. Dengan minum secara teratur maka akan bermanfaat untuk membunuh sel-sel yang tidak normal dan membiarkan sel yang normal tumbuh dengan baik.
2. Sirsak Untuk Sakit Pinggang: Rebus 20 lembar daun sirsak yang sudah tua ke dalam 5 gelas air bersih sampai mendidih hingga tersisa kira-kira 3 gelas. Saring hasil rebusannya dan minum satu kali sehari.
3. Buah Sirsak Untuk Bayi Mencret: Peras buah sirsak yang telah masak, kemudian disaring. Dosis untuk bayi adalah 3 sendok makan setiap hari.
4. Untuk Ambeien: Peras buah sirsak yang telah masak, kemudian disaring. Dosis minum 1 gelas perasan sirsak sebanyak 2 kali sehari.
5. Mengatasi Bisul: Tempelkan 6-10 daun sirsak yang masih muda ke tempat bisul sampai bisulnya kering.
6. Mengatasi Anyang-anyangen: Rebus buah sirsak setengah masak dengan gula pasir secukupnya ke dalam 2 gelas air. Setelah mendidih kemudian saring dan didinginkan kemudian diminum
7. Sakit Pada Kandung Air Seni: Campur buah sirsak setengah masak dengan garam dapur dan gula pasir secukupnya. Dimasak seperti membuat kolak kemudian dimakan dengan dosis 1 kali sehari.
8. Buah Sirsak Untuk Penyakit Liver: Minum jus sirsak selama seminggu penuh tanpa memakan makanan yang lain.

9. Daun Sirsak untuk Eksim dan Rematik: Tumbuk beberapa helai daun sirsak sampai halus dan tempelkan di bagian yang sakit hingga tidak terasa sakit lagi. (p-76)
Baca
 
Investigasi New Biro Madiun. Alamat Jl. Gemah Ripah No. 30 Dolopo Kabupaten Madiun. Telp. 081249410099
Support : PT. INSAN MANDIRI PERMATA
Copyright © 2014. Investigasi New Madiun
Template Edited by Investigasi Biro Madiun
Telp/Message : 081249410099 | 0856 0449 9100