Sosialisasi Asabri Di Kodim 0804/Magetan

Magetan, Investigasi : Kodim 0804 Magetan, Salam hangat Dirut PT. ASABRI (Persero) Mayjen (Purn) Adam R Damiri kepada segenap peserta sosialisasi khususnya keluarga besar Kodim 0804/Magetan disampaikan langsung oleh Ka KCP   PT. ASABRI (Persero) Madiun Kusharianto pembukaan sambutan Sosialisasi Hak dan Kewajiban Peserta ASABRI di Aula Koramil Kota Kab Magetan Kamis, 14 Januari 2016.
Dalam sambutannya disampaikan bahwa melalui media sosialisasi inilah segenap peserta ASABRI bisa secara terbuka dan langsung menyampaikan segala keluhan, saran, aspirasi serta harapan kepada PT. ASABRI (Persero) yang dituangkan dalam lembaran-lembaran kuisioner yang nantinya segala keluh kesah serta aspirasi peserta akan dievaluasi guna perbaikan dan peningkatan pelayanan kedepannya.
Sosialisasi ini bertujuan untuk mendekatkan diri antara ASABRI dengan pesertanya. Sembilan manfaat santunan serta informasi seputar teknis pelayanan pensiun menjadi topik utama dalam paparan sosialisasi ASABRI di Kodim 0804/Magetan. Keluarga Besar Kodim 0804/Magetan melalui Kepala Staf Mayor Inf Suyono menyambut baik kegiatan ini dengan ucapan banyak-banyak terima kasih kepada pihak ASABRI dan seluruh PKS ASABRI yang sudah meluangkan waktu untuk menyambangi anggota-anggotanya yang bertugas di Kodim 0804/Magetan untuk memaparkan informasi-informasi yang dirasa sangat penting untuk kemaslahatan seluruh prajurit.

Kegiatan ini akan benar-benar dimanfaatkan sebagai tambahan pengetahuan tentang apa saja hak dan kewajiban peserta yang selama ini masih terasa kurang dan minim pengetahuan tentang apa itu ASABRI. Antusiame peserta sangat baik, mereka dengan seksama mengikuti setiap paparan demi paparan baik itu yang disampaikan oleh ASABRI maupun PKSnya, ini terbukti dengan banyaknya pertanyaan serta saran yang langsung disampaikan oleh beberapa orang peserta sosialisasi yang memang sengaja dibatasi karena keterbatasan waktu, namun demikian tidak mengurangi semangat antusias setiap peserta yang hadir. Tim sosialisasi dipimpin langsung oleh Bapak Kushariyanto selaku Ka KCP ASABRI Madiun didampingi Saudara Maulana Hasan S.Kom sebagai pemateri dan Para Mitra ASABRI yaitu dari Bank BRI KC Madiun, BTPN Cabang Madiun. Kegiatan berjalan dengan sukses dan lancar, Dengan Senyum Salam Sapa dan Sabar kami melayani anda karena kami ASABRI adalah Sahabat Dihari Tua Membuat Anda Tenang Bekerja. (Md)
Magetan, Investigasi : Kodim 0804 Magetan, Salam hangat Dirut PT. ASABRI (Persero) Mayjen (Purn) Adam R Damiri kepada segenap peserta sosialisasi khususnya keluarga besar Kodim 0804/Magetan disampaikan langsung oleh Ka KCP   PT. ASABRI (Persero) Madiun Kusharianto pembukaan sambutan Sosialisasi Hak dan Kewajiban Peserta ASABRI di Aula Koramil Kota Kab Magetan Kamis, 14 Januari 2016.
Dalam sambutannya disampaikan bahwa melalui media sosialisasi inilah segenap peserta ASABRI bisa secara terbuka dan langsung menyampaikan segala keluhan, saran, aspirasi serta harapan kepada PT. ASABRI (Persero) yang dituangkan dalam lembaran-lembaran kuisioner yang nantinya segala keluh kesah serta aspirasi peserta akan dievaluasi guna perbaikan dan peningkatan pelayanan kedepannya.
Sosialisasi ini bertujuan untuk mendekatkan diri antara ASABRI dengan pesertanya. Sembilan manfaat santunan serta informasi seputar teknis pelayanan pensiun menjadi topik utama dalam paparan sosialisasi ASABRI di Kodim 0804/Magetan. Keluarga Besar Kodim 0804/Magetan melalui Kepala Staf Mayor Inf Suyono menyambut baik kegiatan ini dengan ucapan banyak-banyak terima kasih kepada pihak ASABRI dan seluruh PKS ASABRI yang sudah meluangkan waktu untuk menyambangi anggota-anggotanya yang bertugas di Kodim 0804/Magetan untuk memaparkan informasi-informasi yang dirasa sangat penting untuk kemaslahatan seluruh prajurit.

Kegiatan ini akan benar-benar dimanfaatkan sebagai tambahan pengetahuan tentang apa saja hak dan kewajiban peserta yang selama ini masih terasa kurang dan minim pengetahuan tentang apa itu ASABRI. Antusiame peserta sangat baik, mereka dengan seksama mengikuti setiap paparan demi paparan baik itu yang disampaikan oleh ASABRI maupun PKSnya, ini terbukti dengan banyaknya pertanyaan serta saran yang langsung disampaikan oleh beberapa orang peserta sosialisasi yang memang sengaja dibatasi karena keterbatasan waktu, namun demikian tidak mengurangi semangat antusias setiap peserta yang hadir. Tim sosialisasi dipimpin langsung oleh Bapak Kushariyanto selaku Ka KCP ASABRI Madiun didampingi Saudara Maulana Hasan S.Kom sebagai pemateri dan Para Mitra ASABRI yaitu dari Bank BRI KC Madiun, BTPN Cabang Madiun. Kegiatan berjalan dengan sukses dan lancar, Dengan Senyum Salam Sapa dan Sabar kami melayani anda karena kami ASABRI adalah Sahabat Dihari Tua Membuat Anda Tenang Bekerja. (Md)
Baca

Razia Kendaraan Di Perbatasan Jatim-Jateng Menyusul Ledakan Bom Di Jakarta

Ngawi, Investigasi : Peledakan bom oleh Teroris di kawasan gedung Sarinah Jalan MH Tamrin Jakarta Pusat pukul 10.00 WIB pada awal tahun 2016 ( 14/1 ) membuat gerah Kepolisian Republik Indonesia. Seluruh rakyat Indonesia dapat menyaksikan peristiwa tersebut  melalui beberapa setasiun televisi yang menayangkan secara langsung. Mereka dapat melihat aksi baku tembak antara Polisi dengan Pelaku Teror. Masyarakat Ngawi yang berada jauh dari lokasi kejadian dalam nonton televisi seolah melihat pertunjukan film spay yang penuh adegan seru.
Menyikapi aksi Teroris tersebut Polres Ngawi mendadak membunyikan sirine Pnggilan Luar Biasa ( PLB ) pada pukul 13.00 WIB pada hari itu juga untuk melaksanakan apel bersama guna memberikan pengarahan antisipasi serta dilanjutkan dengan menurunkan personilnya ke sejumlah titik keramaian yang ada di wilayah Polres Ngawi. Dalam pada itu Waka Polres Ngawi Kompol Edy Priyono, S.Sos., M.H. memimpin langsung apel berlanjut dengan melaksanakan Cipta Kondisi yang dipimpin oleh Kabag Ops Polres Ngawi Kompol Suwarno.
Masih berkaitan dengan peristiwa ledakan bom di Jakarta, untuk mengantisipasi masuknya para teroris ke wilayah timur melalui Ngawi, Polres Ngawi menggelar razia seluruh kendaraan yang melintas dari Jawa Tengah masuk Jawa Timur melalui Ngawi. Seperti diketahui bahwa Kabupatan Ngawi merupakan wilayah Jawa Timur paling barat berbatasan dengan Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah.
Seperti paparan Waka Polres Ngawi Kompol Edy Priyono bahwa selain merazia semua kendaraan yang masuk wilayah Ngawi  lewat Kecamatan Mantingan dari Kabupaten Sragen, juga merazia kendaraan yang masuk wilayah Ngawi melalui jalur lereng gunung lawu di Kecamatan Kendal bagi kendaraan yang masuk dari Kabupaten Karanganyar. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa razia kendaraan tersebut bertujuan mengantisipasi pergerakan para teroris dar wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah yang akan masuk ke wilayah Jawa Timur terlebih ke Kabupaten Ngawi pasca ledakan bom di Jakarta.
Dalam razia tersebut Polisi menghentikan semua kendaraan yang berasal dari Jawa Tengah untuk dilakukan pemeriksaan identitas pengemudi, penumpang dan barang bawaan. Tidak terkecuali terhadap pengendara kendaraan roda dua juga diperiksa.
“Sasaran kami adalah bahan peledak, bahan merakit bom, senjata api, senjata tajam, narkoba, ataupun barang berbahaya lainnya yang mungkin dibawa oleh penumpang,” demikian ungkap Waka Polres Ngawi.
Disisi lain Jajaran Polres Ngawi juga melakukan razia besar-besaran terhadap para pembalap liar yang sering minimbulkan keresahan di masyarakat akibat ulah mereka. Razia gabungan dari Polres, Polsek Kota, Polsek Geneng, Polsek Kwadungan dan Polsek Pangkur. Razia dilaksanakan pukul 01.00 tengah malam hingga dini hari meliputi beberapa titik. Dalam kegiatan tersebut Polisi berhasil menjaring 105 unit sepeda motor berbagai jenis berkut jokinya.

Kasatlantas Polres Ngawi AKP I Made Parwita menegaskan ( 17/1 ) bahwa pihaknya terus membidik lokasi yang sering digunakan untuk balapan liar baik di dalam kota maupun di luar kota. Untuk dalam kota Kasatlantas mengatakan bahwa berlokasi di Jalan Ahmad Yani, sedangkan untuk luar kota yang dibidik adalah yang di Kecamatan Karangjati, Kecamatan Kwadungan, Kecamatan Paron dan Kecamatan Widodaren. Untuk memberikan efek jera terhadap pembalap liar, pihaknya akan menahan sepeda motor selama satu bulan dan bisa diambil pemiliknya sesudah mengikuti sidang di Pengadilan Negeri. Sedangkan untuk sepeda motor yang sengaja diubah-ubah speknya maka akan disuruh mengembalikan sesuai standart. (pdy)
Ngawi, Investigasi : Peledakan bom oleh Teroris di kawasan gedung Sarinah Jalan MH Tamrin Jakarta Pusat pukul 10.00 WIB pada awal tahun 2016 ( 14/1 ) membuat gerah Kepolisian Republik Indonesia. Seluruh rakyat Indonesia dapat menyaksikan peristiwa tersebut  melalui beberapa setasiun televisi yang menayangkan secara langsung. Mereka dapat melihat aksi baku tembak antara Polisi dengan Pelaku Teror. Masyarakat Ngawi yang berada jauh dari lokasi kejadian dalam nonton televisi seolah melihat pertunjukan film spay yang penuh adegan seru.
Menyikapi aksi Teroris tersebut Polres Ngawi mendadak membunyikan sirine Pnggilan Luar Biasa ( PLB ) pada pukul 13.00 WIB pada hari itu juga untuk melaksanakan apel bersama guna memberikan pengarahan antisipasi serta dilanjutkan dengan menurunkan personilnya ke sejumlah titik keramaian yang ada di wilayah Polres Ngawi. Dalam pada itu Waka Polres Ngawi Kompol Edy Priyono, S.Sos., M.H. memimpin langsung apel berlanjut dengan melaksanakan Cipta Kondisi yang dipimpin oleh Kabag Ops Polres Ngawi Kompol Suwarno.
Masih berkaitan dengan peristiwa ledakan bom di Jakarta, untuk mengantisipasi masuknya para teroris ke wilayah timur melalui Ngawi, Polres Ngawi menggelar razia seluruh kendaraan yang melintas dari Jawa Tengah masuk Jawa Timur melalui Ngawi. Seperti diketahui bahwa Kabupatan Ngawi merupakan wilayah Jawa Timur paling barat berbatasan dengan Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah.
Seperti paparan Waka Polres Ngawi Kompol Edy Priyono bahwa selain merazia semua kendaraan yang masuk wilayah Ngawi  lewat Kecamatan Mantingan dari Kabupaten Sragen, juga merazia kendaraan yang masuk wilayah Ngawi melalui jalur lereng gunung lawu di Kecamatan Kendal bagi kendaraan yang masuk dari Kabupaten Karanganyar. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa razia kendaraan tersebut bertujuan mengantisipasi pergerakan para teroris dar wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah yang akan masuk ke wilayah Jawa Timur terlebih ke Kabupaten Ngawi pasca ledakan bom di Jakarta.
Dalam razia tersebut Polisi menghentikan semua kendaraan yang berasal dari Jawa Tengah untuk dilakukan pemeriksaan identitas pengemudi, penumpang dan barang bawaan. Tidak terkecuali terhadap pengendara kendaraan roda dua juga diperiksa.
“Sasaran kami adalah bahan peledak, bahan merakit bom, senjata api, senjata tajam, narkoba, ataupun barang berbahaya lainnya yang mungkin dibawa oleh penumpang,” demikian ungkap Waka Polres Ngawi.
Disisi lain Jajaran Polres Ngawi juga melakukan razia besar-besaran terhadap para pembalap liar yang sering minimbulkan keresahan di masyarakat akibat ulah mereka. Razia gabungan dari Polres, Polsek Kota, Polsek Geneng, Polsek Kwadungan dan Polsek Pangkur. Razia dilaksanakan pukul 01.00 tengah malam hingga dini hari meliputi beberapa titik. Dalam kegiatan tersebut Polisi berhasil menjaring 105 unit sepeda motor berbagai jenis berkut jokinya.

Kasatlantas Polres Ngawi AKP I Made Parwita menegaskan ( 17/1 ) bahwa pihaknya terus membidik lokasi yang sering digunakan untuk balapan liar baik di dalam kota maupun di luar kota. Untuk dalam kota Kasatlantas mengatakan bahwa berlokasi di Jalan Ahmad Yani, sedangkan untuk luar kota yang dibidik adalah yang di Kecamatan Karangjati, Kecamatan Kwadungan, Kecamatan Paron dan Kecamatan Widodaren. Untuk memberikan efek jera terhadap pembalap liar, pihaknya akan menahan sepeda motor selama satu bulan dan bisa diambil pemiliknya sesudah mengikuti sidang di Pengadilan Negeri. Sedangkan untuk sepeda motor yang sengaja diubah-ubah speknya maka akan disuruh mengembalikan sesuai standart. (pdy)
Baca

Kejaksaan Terus Usut Dugaan Proyek Alkes dan Fisik Di RSUD Kota Madiun

Madiun Kota, Investigasi : Kasus dugaan korupsi terkait proyek Alat Kesehatan (Alkes) dan proyek fisik tahun 2013, 2014 dan 2015 yang membelit RSUD Kota Madiun kini tengah di dalami oleh pihak Kejaksaan Negeri Kota Madiun. Kepala Kajari Madiun, Paris Pasaribu dikonfirmasi membenarkan jika saat ini anak buahnya tengah mendalami kasus di rumah sakit berplat merah tersebut. Menurutnya, mencuatnya kasus itu, berawal dari laporan masyarakat. "Ini baru pemanggilan perdana pihak dari RSUD Kota Madiun. Tim akan bekerja. Kan ada laporan ke kita, ya langsung kita tindak lanjuti," katanya, Kamis (14/1).
Apakah Direktur RSUD, Kota Madiun, Resty Lestantini juga akan dipanggil? Paris Pasaribu pun menyerahkan sepenuhnya kepada tim penyidik. Jika memang nantinya ditemukan adanya keterangan dari saksi yang menyangkut Direktur cantik itu, tidak menutup kemungkinan Resty juga bakal dipanggil. "Siapa menurut mereka yang dibutuhkan keterangannya ya kita panggil," jelasnya.

Sebelumnya, tim penyidik Kejari Madiun memanggil tiga pejabat dari RSUD Kota Madiun. Ketiganya yakni, Prio, Hendro dan Yuda. Tak berselang lama, datang lagi pejabat RSUD yang diketahui bernama Yusuf dengan membawa segepok berkas dan langsung memasuki ruangan Kasi Intelijen, Kejari Madiun, Abdul Farid.
Selang sehari setelah pihak Kejaksaan Negeri Madiun memeriksa beberapa pejabat RSUD Kota Madiun, Direktur RSUD, Kota Madiun, Resty Lestantini langsung bertandang ke Kantor Korps Adiyaksa yang berada di jalan Pahlawan, Kota Madiun, Jumat (15/1).
Dengan menggunakan baju batik biru dengan dibalut blazer warna hijau keluar dari lantai dua Kantor Kejari Madiun sekitar pukul 11.00 Wib. Saat dikonfirmasi, Resty berdalih kedatangannya ke kantor tersebut tidak ada kaitannya dengan pemeriksaan yang dilakukan tim penyidik kemarin.
Namun Resty mengakui bahwa pemeriksaan kemarin terkait anggaran Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT) yang digunakan oleh rumah sakit milik pemerintah daerah itu. Lebih lanjut dikonfirmasi terkait detail permasalahan hingga Kejaksaan memeriksa anak buahnya, Resty langsung melempar pertanyaan tersebut dan meminta wartawan untuk langsung konfirmasi kepada Walikota Madiun, Bambang Irianto.
Sementara itu, Walikota Madiun, Bambang Irianto akhirnya angkat bicara terkait dugaan kasus korupsi pengadaan Alat Kesehatan (Alkes) RSUD Kota Madiun. Anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) yang digelontorkan untuk RSUD Kota Madiun diduga diselerwengkan. Untuk itu, saat ini, Kejari Madiun tengah dalam pengumpulan bahan keterangan (pulbaket) dalam kasus ini.
Dijelaskan, Walikota Madiun menyakini bahwa tidak ada penyelewengan terhadap dana sebesar 2 miliar tersebut karena pengadaan Alkes tersebut menggunakan system e-katalog. "Rumah sakit itu salahnya apa? Saya cek kemarin, ternyata sudah e-Katalog. Nggak bisa diselewengkan. Makanya saya bingung,"katanya, Senin (18/1).
Meski begitu, Bambang Irianto menghormati langkah hukum Kejari Madiun untuk mengusut dugaan penyelewengan anggaran tahun 2013, 2014 dan 2015 itu. Pihaknya pun mengaku tidak akan melakukan intervensi ataupun ikut campur dalam pengungkapan kasus tersebut."Silahkan saja, saya tambah senang. Ingat omongan saya, Walikota tidak akan pernah ikut campur di semua pekerjaan. Insya Allah saya clean (bersih). Saya harus mendukung langkah hukum ini, tetapi saya yakin rumah sakit nggak ada masalah,"ujarnya.

Dirinya juga mengaku, sudah memanggil Direktur RSUD, Kota Madiun, Resti Lestantini untuk memberikan penjelasan paska anak buahnya dipanggil Kejaksaan beberapa waktu lalu. "Bu Resty juga sudah saya panggil, katanya semuanya sudah benar," tandasnya. (p-76)
Madiun Kota, Investigasi : Kasus dugaan korupsi terkait proyek Alat Kesehatan (Alkes) dan proyek fisik tahun 2013, 2014 dan 2015 yang membelit RSUD Kota Madiun kini tengah di dalami oleh pihak Kejaksaan Negeri Kota Madiun. Kepala Kajari Madiun, Paris Pasaribu dikonfirmasi membenarkan jika saat ini anak buahnya tengah mendalami kasus di rumah sakit berplat merah tersebut. Menurutnya, mencuatnya kasus itu, berawal dari laporan masyarakat. "Ini baru pemanggilan perdana pihak dari RSUD Kota Madiun. Tim akan bekerja. Kan ada laporan ke kita, ya langsung kita tindak lanjuti," katanya, Kamis (14/1).
Apakah Direktur RSUD, Kota Madiun, Resty Lestantini juga akan dipanggil? Paris Pasaribu pun menyerahkan sepenuhnya kepada tim penyidik. Jika memang nantinya ditemukan adanya keterangan dari saksi yang menyangkut Direktur cantik itu, tidak menutup kemungkinan Resty juga bakal dipanggil. "Siapa menurut mereka yang dibutuhkan keterangannya ya kita panggil," jelasnya.

Sebelumnya, tim penyidik Kejari Madiun memanggil tiga pejabat dari RSUD Kota Madiun. Ketiganya yakni, Prio, Hendro dan Yuda. Tak berselang lama, datang lagi pejabat RSUD yang diketahui bernama Yusuf dengan membawa segepok berkas dan langsung memasuki ruangan Kasi Intelijen, Kejari Madiun, Abdul Farid.
Selang sehari setelah pihak Kejaksaan Negeri Madiun memeriksa beberapa pejabat RSUD Kota Madiun, Direktur RSUD, Kota Madiun, Resty Lestantini langsung bertandang ke Kantor Korps Adiyaksa yang berada di jalan Pahlawan, Kota Madiun, Jumat (15/1).
Dengan menggunakan baju batik biru dengan dibalut blazer warna hijau keluar dari lantai dua Kantor Kejari Madiun sekitar pukul 11.00 Wib. Saat dikonfirmasi, Resty berdalih kedatangannya ke kantor tersebut tidak ada kaitannya dengan pemeriksaan yang dilakukan tim penyidik kemarin.
Namun Resty mengakui bahwa pemeriksaan kemarin terkait anggaran Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT) yang digunakan oleh rumah sakit milik pemerintah daerah itu. Lebih lanjut dikonfirmasi terkait detail permasalahan hingga Kejaksaan memeriksa anak buahnya, Resty langsung melempar pertanyaan tersebut dan meminta wartawan untuk langsung konfirmasi kepada Walikota Madiun, Bambang Irianto.
Sementara itu, Walikota Madiun, Bambang Irianto akhirnya angkat bicara terkait dugaan kasus korupsi pengadaan Alat Kesehatan (Alkes) RSUD Kota Madiun. Anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) yang digelontorkan untuk RSUD Kota Madiun diduga diselerwengkan. Untuk itu, saat ini, Kejari Madiun tengah dalam pengumpulan bahan keterangan (pulbaket) dalam kasus ini.
Dijelaskan, Walikota Madiun menyakini bahwa tidak ada penyelewengan terhadap dana sebesar 2 miliar tersebut karena pengadaan Alkes tersebut menggunakan system e-katalog. "Rumah sakit itu salahnya apa? Saya cek kemarin, ternyata sudah e-Katalog. Nggak bisa diselewengkan. Makanya saya bingung,"katanya, Senin (18/1).
Meski begitu, Bambang Irianto menghormati langkah hukum Kejari Madiun untuk mengusut dugaan penyelewengan anggaran tahun 2013, 2014 dan 2015 itu. Pihaknya pun mengaku tidak akan melakukan intervensi ataupun ikut campur dalam pengungkapan kasus tersebut."Silahkan saja, saya tambah senang. Ingat omongan saya, Walikota tidak akan pernah ikut campur di semua pekerjaan. Insya Allah saya clean (bersih). Saya harus mendukung langkah hukum ini, tetapi saya yakin rumah sakit nggak ada masalah,"ujarnya.

Dirinya juga mengaku, sudah memanggil Direktur RSUD, Kota Madiun, Resti Lestantini untuk memberikan penjelasan paska anak buahnya dipanggil Kejaksaan beberapa waktu lalu. "Bu Resty juga sudah saya panggil, katanya semuanya sudah benar," tandasnya. (p-76)
Baca

Sejarah Joko Budug Gunung Liliran

Ngawi, Investigasi : Joko Budug nama lengkapnya adalah Raden Haryo Bangsal Putra Raja Majapahit. Pada suatu ketika Joko Budug / R. Haryo Bangsal pergi dari rumah sampailah di desa Bayem Taman Daerah Sine Ngawi mampir ke rumah Mbok Rondo Dadapan sampai beberapa waktu.
Di dekat desa Bayem Taman ada Kerajaan yang namanya Kerajaan POHAN. Raja POHAN mempunyai Pohon Pisang Pupus Cinde Mas, di Gunung Liliran, Pada musim kemarau pohon pisang Pupus Cinde Mas layu. Raja Pohan mengadakan Sayembara “Barang Siapa yang bisa mengalirkan air ke pohon pisang Pupus Cinde Mas, Kalau laki-laki akan dijodohkan dengan putrinya, kalau wanita akan dijadikan Sedulur Sinorowati / anak angkat“. Joko Budug mendengar bahwa Raja Pohan mengadakan sayembara, Beliau pamit akan mohon do’a restu pada Mbak Rondo Dadapan, Mbok Rondo Dadapan merestui akhirnya Joko Budug mengikuti Sayembara tersebut.
Dengan kesaktiannya Joko Budug berhasil membuat terowongan dengan tangan kosong, sehingga air mengalir ke tanaman pohon pisang Pupus Cinde Mas. Akhirnya Joko Budug akan dikawinkan dengan Putri Raja Pohan.
Berhubung Joko Budug badannya rata penyakit kulit/gudig. Raja Pohan memerintahkan Patih untuk memandikan/mbilasi Joko Budug di Sendang Gampingan sekarang dukuh Gamping.
Sang Patih melaksanakan perintah Raja. Sang Patih agak kurang pendengarannya/tuli Perintah Sang Raja untuk mbilasidi dengar sang patih untuk Nelasi. Sampai disekat Sendang Gampingan Joko Budug dihabisi/dibunuh. Setelah itu dibuatkan lubang kubur sepanjang orang biasa, setelah dimasukkan ternyata tidak muat, jasadnya tidak bisa masuk lubang kubur dan penjangnya ditambah lagi mencapai 11 (sebelas) meter. namun tidak cukup juga.
Pada waktu itu sesepuh Kerajaan Pohan mendapat wangsit agar Joko Budug dimakamkan bersama Calon Istrinya (anak Raja Pohan) di gunung Liliran. Akhirnya Joko Budug di makamkan digunung Liliran bersama calon istrinya.
Akhirnya Sang Raja Majapahit mendengar kematian Putranya (Joko Budug) jasad keduanya di bawa ke Majapahit. Demikian cerita singkat Makam Joko Budug alias R. Haryo Bangsal yang terletak di Gampingan yang sekarang di sebut dukuh Gamping dan di gunung liliran tinggal petilasan makam. Sampai sekarang Petilasan Makam Joko Budug (R. Haryo Bangsal) yang berada di Gamping maupun di Gunung Liliran banyak pengunjung yang ziarah terutama pada malam Jum’at Legi bulan Suro. (p-76)


Ngawi, Investigasi : Joko Budug nama lengkapnya adalah Raden Haryo Bangsal Putra Raja Majapahit. Pada suatu ketika Joko Budug / R. Haryo Bangsal pergi dari rumah sampailah di desa Bayem Taman Daerah Sine Ngawi mampir ke rumah Mbok Rondo Dadapan sampai beberapa waktu.
Di dekat desa Bayem Taman ada Kerajaan yang namanya Kerajaan POHAN. Raja POHAN mempunyai Pohon Pisang Pupus Cinde Mas, di Gunung Liliran, Pada musim kemarau pohon pisang Pupus Cinde Mas layu. Raja Pohan mengadakan Sayembara “Barang Siapa yang bisa mengalirkan air ke pohon pisang Pupus Cinde Mas, Kalau laki-laki akan dijodohkan dengan putrinya, kalau wanita akan dijadikan Sedulur Sinorowati / anak angkat“. Joko Budug mendengar bahwa Raja Pohan mengadakan sayembara, Beliau pamit akan mohon do’a restu pada Mbak Rondo Dadapan, Mbok Rondo Dadapan merestui akhirnya Joko Budug mengikuti Sayembara tersebut.
Dengan kesaktiannya Joko Budug berhasil membuat terowongan dengan tangan kosong, sehingga air mengalir ke tanaman pohon pisang Pupus Cinde Mas. Akhirnya Joko Budug akan dikawinkan dengan Putri Raja Pohan.
Berhubung Joko Budug badannya rata penyakit kulit/gudig. Raja Pohan memerintahkan Patih untuk memandikan/mbilasi Joko Budug di Sendang Gampingan sekarang dukuh Gamping.
Sang Patih melaksanakan perintah Raja. Sang Patih agak kurang pendengarannya/tuli Perintah Sang Raja untuk mbilasidi dengar sang patih untuk Nelasi. Sampai disekat Sendang Gampingan Joko Budug dihabisi/dibunuh. Setelah itu dibuatkan lubang kubur sepanjang orang biasa, setelah dimasukkan ternyata tidak muat, jasadnya tidak bisa masuk lubang kubur dan penjangnya ditambah lagi mencapai 11 (sebelas) meter. namun tidak cukup juga.
Pada waktu itu sesepuh Kerajaan Pohan mendapat wangsit agar Joko Budug dimakamkan bersama Calon Istrinya (anak Raja Pohan) di gunung Liliran. Akhirnya Joko Budug di makamkan digunung Liliran bersama calon istrinya.
Akhirnya Sang Raja Majapahit mendengar kematian Putranya (Joko Budug) jasad keduanya di bawa ke Majapahit. Demikian cerita singkat Makam Joko Budug alias R. Haryo Bangsal yang terletak di Gampingan yang sekarang di sebut dukuh Gamping dan di gunung liliran tinggal petilasan makam. Sampai sekarang Petilasan Makam Joko Budug (R. Haryo Bangsal) yang berada di Gamping maupun di Gunung Liliran banyak pengunjung yang ziarah terutama pada malam Jum’at Legi bulan Suro. (p-76)


Baca
 
Investigasi New Biro Madiun. Alamat Jl. Gemah Ripah No. 30 Dolopo Kabupaten Madiun. Telp. 081249410099
Support : PT. INSAN MANDIRI PERMATA
Copyright © 2014. Investigasi New Madiun
Template Edited by Investigasi Biro Madiun
Telp/Message : 081249410099 | 0856 0449 9100