Bangunan RTLH Ambruk, 2 Anak Kecil Selamat
Madiun Kota, Investigasi : Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) bantuan
dari Pemerintah Kota Madiun Tahun 2010 milik keluarga Kasimun, warga Kelurahan
Manguharjo, RT 14 RW 4, Kecamatan, Manguharjo, Kota Madiun ambruk. Jumat,
(18/3/16). Ambruknya RTLH dari Pemerintah Kota Madiun ini selepas bunyi petir
menggelegar sekitar pukul 19.00 WIB.
Saat dikonfirmasi, Yayak Suyatno, Ketua RT 14 menjelaskan Sehabis
pengajian sekitar pukul 19.00 WIB dirinya mendengar suara seperti kayu patah
didalam rumah Kasimun, karena kondisi gelap, Yayak mengambil lampu senter untuk
menerangi penglihatannya. “Kondisi rumah itu gelap dan sepi, saya pikir tidak
ada orang, namun baru berapa langkah tiba-tiba bruakk.. Ambruk,” ujarnya.
Tentu saja kejadian ini membuat Yayak terkejut, apalagi pasca
ambruknya rumah tersebut, dari dalam rumah Yayak mendengar teriakan anak kecil.
Tidak ingin terjadi apa-apa, Yayak meminta tolong kepada tetangga untuk
membantu menolong. “Saya ingat, bahwa Pak Kasimun punya 2 cucu yaitu Rohmad dan
Dhimas yang masih kecil dan sering ditinggal kerja,” lanjutnya.
Yayak menegaskan, bahwa ambruknya RTLH ini bukan karena
konstruksi bangunannya yang tidak kuat, namun karena tiang penyangga kuda-kuda
tumah dijual oleh pemiliknya. “Lha bagaimana lagi, wong pemilik rumah yang
ambruk itu agak gini,” kata Yayak sambil menaruh telunjuk tangan di dahi.
pasca ambruknya rumah milik Kasimun itu, Yayak berkoordinasi
dengan pihak terkait untuk membersihkan isi rumah, betapa terkejutnya
orang-orang yang bergotong royong, karena isi rumah tersebut banyak pakaian
bekas, kasur dan barang-barang yang dianggap sampah. “Waktu dibersihkan, sempat
terjadi engkel-engkelan dengan pemilik rumah yang tidak mau perkakasnya
diambil,” lanjut Yayak.
Namun berkat bantuan dari Koramil dan pihak Kepolisian,
akhirnya Keluarga Kasimun mau, barang-barangnya dibuang. “Hampir tiga truk
barang-barang tersebut dikeluarkan dari rumah Pak Kasimun,” terang Ketua RT 14
ini dengan mengelus dada.
Demi rasa kemanusiaan, lantas Yayak menyuruh keluarga Kasimun
untuk tinggal sementara digudang tepung miliknya. “Setiap malam mobil saya
keluarkan, biar digunakan untuk tidur, kasihan mereka kalau tidak punya tempat
tinggal,” ujar Yayak lagi.
Salah satu keluarga Kasimun bernama Bramono, diminta untuk
secepatnya membersihkan puing-puing reruntuhan rumah agar secepatnya bisa
dimintakan bantuan lagi ke pihak Pemerintah Kota Madiun. “Selain itu saya juga
kasiha pada tetangga belakang rumah yang tidak bisa jualan karena akses
jalannya tertutup oleh puing-puing rumah ini,” pungka Yayak Suyatno. (p-76)
Madiun Kota, Investigasi : Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) bantuan
dari Pemerintah Kota Madiun Tahun 2010 milik keluarga Kasimun, warga Kelurahan
Manguharjo, RT 14 RW 4, Kecamatan, Manguharjo, Kota Madiun ambruk. Jumat,
(18/3/16). Ambruknya RTLH dari Pemerintah Kota Madiun ini selepas bunyi petir
menggelegar sekitar pukul 19.00 WIB.
Saat dikonfirmasi, Yayak Suyatno, Ketua RT 14 menjelaskan Sehabis
pengajian sekitar pukul 19.00 WIB dirinya mendengar suara seperti kayu patah
didalam rumah Kasimun, karena kondisi gelap, Yayak mengambil lampu senter untuk
menerangi penglihatannya. “Kondisi rumah itu gelap dan sepi, saya pikir tidak
ada orang, namun baru berapa langkah tiba-tiba bruakk.. Ambruk,” ujarnya.
Tentu saja kejadian ini membuat Yayak terkejut, apalagi pasca
ambruknya rumah tersebut, dari dalam rumah Yayak mendengar teriakan anak kecil.
Tidak ingin terjadi apa-apa, Yayak meminta tolong kepada tetangga untuk
membantu menolong. “Saya ingat, bahwa Pak Kasimun punya 2 cucu yaitu Rohmad dan
Dhimas yang masih kecil dan sering ditinggal kerja,” lanjutnya.
Yayak menegaskan, bahwa ambruknya RTLH ini bukan karena
konstruksi bangunannya yang tidak kuat, namun karena tiang penyangga kuda-kuda
tumah dijual oleh pemiliknya. “Lha bagaimana lagi, wong pemilik rumah yang
ambruk itu agak gini,” kata Yayak sambil menaruh telunjuk tangan di dahi.
pasca ambruknya rumah milik Kasimun itu, Yayak berkoordinasi
dengan pihak terkait untuk membersihkan isi rumah, betapa terkejutnya
orang-orang yang bergotong royong, karena isi rumah tersebut banyak pakaian
bekas, kasur dan barang-barang yang dianggap sampah. “Waktu dibersihkan, sempat
terjadi engkel-engkelan dengan pemilik rumah yang tidak mau perkakasnya
diambil,” lanjut Yayak.
Namun berkat bantuan dari Koramil dan pihak Kepolisian,
akhirnya Keluarga Kasimun mau, barang-barangnya dibuang. “Hampir tiga truk
barang-barang tersebut dikeluarkan dari rumah Pak Kasimun,” terang Ketua RT 14
ini dengan mengelus dada.
Demi rasa kemanusiaan, lantas Yayak menyuruh keluarga Kasimun
untuk tinggal sementara digudang tepung miliknya. “Setiap malam mobil saya
keluarkan, biar digunakan untuk tidur, kasihan mereka kalau tidak punya tempat
tinggal,” ujar Yayak lagi.
Salah satu keluarga Kasimun bernama Bramono, diminta untuk
secepatnya membersihkan puing-puing reruntuhan rumah agar secepatnya bisa
dimintakan bantuan lagi ke pihak Pemerintah Kota Madiun. “Selain itu saya juga
kasiha pada tetangga belakang rumah yang tidak bisa jualan karena akses
jalannya tertutup oleh puing-puing rumah ini,” pungka Yayak Suyatno. (p-76)