TP PKK Kab. Ponorogo Adakan Lomba Kebaya Batik Khas Ponorogo
Ponorogo, Investigasi : Dengan menggunakan kebaya batik,
gerakan lentur dan perlahan tapi pasti serta terlihat anggun diperagakan oleh
peserta lomba kebaya di Kabupaten Ponorogo. Peserta kontes kebaya dengan
menggunakan khasnya ponorogo kali ini terbilang unik dan menarik. Hal ini di
selenggarakan oleh Tim Penggerak
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Ponorogo dalam rangka memperingati Hari
Kartini bertempat di Gedung Sasana Praja Ponorogo, hari Rabu (27/04/16).
Peserta lomba yang pada umumnya
di ikuti oleh perempuan memiliki badan ideal dan lansing, akan tetapi bagi Tim
Penggerak PKK Kabupaten Ponorogo tidak demikian, mereka mengadakan Lomba Kebaya
Batik yang hanya di ikuti oleh para perempuan yang memiliki badan gemuk dengan
kriteria minimal berat badan peserta lomba 80 Kg. Terlihat puluhan peserta
mengikuti acara lomba tersebut, di ikuti dari perwakilan PKK kecamatan se
Ponorogo dan perwakilan dari SKPD di kabupaten Ponorogo.
Bupati Ponorogo, H. Ipong
Muchlisoni dalam sambutannya mengatakan pihaknya akan terus mendorong,
mendukung dan memfasilitasi kepada hak – hak untuk perempuan agar mereka dapat
terus berkarya sesuai dengan kemampuannya. Hal ini misalkan di desa pada
umumnya para perempuan aktif dalam posyandu dan inilah yang akan kita
fasilitasi agar mereka tetap melakukan tugas – tugasnya dengan maksimal.
Setelah usai lomba kebaya batik,
H. Ipong Muchlisoni kepada awak media menjelaskan, Kain batik asli khas
ponorogo saat ini jarang ditemui di pasaran karena memang jumlah produksi kain
batik di ponorogo sangat minim, dan pembatik asli ponorogo hanya ada sekitar
belasan pembatik dan empat produsen batik. Sehingga mengingat hal itu pemkab
akan melakukan pendataan seluruh pembatik dan akan mengembangkan dengan memberi
pelatihan membatik dan mengirimkan mereka ke sejumlah daerah yang memiliki
produsen batik yang cukup maju.
H. Ipong Muchlisoni juga
menambahkan kabupaten ponorogo pernah menjadi sentra industri kain batik pada
era tahun 1950an di wilayah Jawa Timur. Di jaman itu pembatik ponorogo memiliki
10 motif kain batik, namun di karenakan berbagai faktor industri batik di
ponorogo semakin lama semakin tersisihkan oleh industri batik yang terkemuka.
“Ada 10 motif yang di miliki ponorogo, salah
satunya adalah parang kusumo. Maka untuk saat ini para pembatik ponorogo di
perlukan inovasi baru untuk membuat batik yang lebih kreatif agar mampu bersaing
di pasaran. Pemerintah akan mendorong para pembatik ponorogo untuk
mengembangkan lagi kain batik seperti dengan motif merak atau reog yang menjadi
ikon kabupaten ponorogo. Terangnya.
“Kedepan nantinya kain khas batik ponorogo
akan kita pakai untuk seragam resmi untuk pegawai pemerintahan yang ada di
Ponorogo dan siswa sekolah yang ada di kota reyog ponorogo” Pungkasnya.
Hal senada dikatakan oleh Ketua Tim
Penggerak PKK Kabupaten Ponorogo Sri Wahyuni mengatakan, dalam mendukung
program pengembangan batik khas Ponorogo, PKK akan membuat berbagai pelatihan
untuk mendukung kreativitas pengrajin batik. Dia mengakui saat ini belum ada
seragam berbahan kain batik Ponorogo yang digunakan sebagai seragam di TP PKK
Ponorogo.
“Kalau memang sudah diproduksi massal
dan bisa dipasarkan, tentu kami akan melakukan kegiatan promosi supaya batik khas
ponorogo lebih dikenal masyarakat luas,” kata Sri Wahyuni. (Sur/Ahm)
Ponorogo, Investigasi : Dengan menggunakan kebaya batik,
gerakan lentur dan perlahan tapi pasti serta terlihat anggun diperagakan oleh
peserta lomba kebaya di Kabupaten Ponorogo. Peserta kontes kebaya dengan
menggunakan khasnya ponorogo kali ini terbilang unik dan menarik. Hal ini di
selenggarakan oleh Tim Penggerak
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Ponorogo dalam rangka memperingati Hari
Kartini bertempat di Gedung Sasana Praja Ponorogo, hari Rabu (27/04/16).
Peserta lomba yang pada umumnya
di ikuti oleh perempuan memiliki badan ideal dan lansing, akan tetapi bagi Tim
Penggerak PKK Kabupaten Ponorogo tidak demikian, mereka mengadakan Lomba Kebaya
Batik yang hanya di ikuti oleh para perempuan yang memiliki badan gemuk dengan
kriteria minimal berat badan peserta lomba 80 Kg. Terlihat puluhan peserta
mengikuti acara lomba tersebut, di ikuti dari perwakilan PKK kecamatan se
Ponorogo dan perwakilan dari SKPD di kabupaten Ponorogo.
Bupati Ponorogo, H. Ipong
Muchlisoni dalam sambutannya mengatakan pihaknya akan terus mendorong,
mendukung dan memfasilitasi kepada hak – hak untuk perempuan agar mereka dapat
terus berkarya sesuai dengan kemampuannya. Hal ini misalkan di desa pada
umumnya para perempuan aktif dalam posyandu dan inilah yang akan kita
fasilitasi agar mereka tetap melakukan tugas – tugasnya dengan maksimal.
Setelah usai lomba kebaya batik,
H. Ipong Muchlisoni kepada awak media menjelaskan, Kain batik asli khas
ponorogo saat ini jarang ditemui di pasaran karena memang jumlah produksi kain
batik di ponorogo sangat minim, dan pembatik asli ponorogo hanya ada sekitar
belasan pembatik dan empat produsen batik. Sehingga mengingat hal itu pemkab
akan melakukan pendataan seluruh pembatik dan akan mengembangkan dengan memberi
pelatihan membatik dan mengirimkan mereka ke sejumlah daerah yang memiliki
produsen batik yang cukup maju.
H. Ipong Muchlisoni juga
menambahkan kabupaten ponorogo pernah menjadi sentra industri kain batik pada
era tahun 1950an di wilayah Jawa Timur. Di jaman itu pembatik ponorogo memiliki
10 motif kain batik, namun di karenakan berbagai faktor industri batik di
ponorogo semakin lama semakin tersisihkan oleh industri batik yang terkemuka.
“Ada 10 motif yang di miliki ponorogo, salah
satunya adalah parang kusumo. Maka untuk saat ini para pembatik ponorogo di
perlukan inovasi baru untuk membuat batik yang lebih kreatif agar mampu bersaing
di pasaran. Pemerintah akan mendorong para pembatik ponorogo untuk
mengembangkan lagi kain batik seperti dengan motif merak atau reog yang menjadi
ikon kabupaten ponorogo. Terangnya.
“Kedepan nantinya kain khas batik ponorogo
akan kita pakai untuk seragam resmi untuk pegawai pemerintahan yang ada di
Ponorogo dan siswa sekolah yang ada di kota reyog ponorogo” Pungkasnya.
Hal senada dikatakan oleh Ketua Tim
Penggerak PKK Kabupaten Ponorogo Sri Wahyuni mengatakan, dalam mendukung
program pengembangan batik khas Ponorogo, PKK akan membuat berbagai pelatihan
untuk mendukung kreativitas pengrajin batik. Dia mengakui saat ini belum ada
seragam berbahan kain batik Ponorogo yang digunakan sebagai seragam di TP PKK
Ponorogo.
“Kalau memang sudah diproduksi massal
dan bisa dipasarkan, tentu kami akan melakukan kegiatan promosi supaya batik khas
ponorogo lebih dikenal masyarakat luas,” kata Sri Wahyuni. (Sur/Ahm)