Lumbung Pangan Desa Sebayi Tidak Ada Duanya di Wilayah Lain

Madiun, Investigasi : Desa Sebayi adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun dengan jumlah penduduk sekitar 3.676 jiwa. Mayoritas penduduk Desa Sebayi adalah petani dan masyarakat yang hidup ditepian hutan.
Desa Sebayi mempunyai satu potensi andalan yang tidak dimiliki oleh desa-desa lain di wilayah Kabupaten Madiun. Andalan tersebut adalah Lumbung Pangan. Lumbung pangan ini berisikan gabah untuk persiapan bagi masyarakat Desa Sebayi sewaktu musim paceklik.
Saat dikonfirmasi, Suratmin, S.Pd, Kepala Desa Sebayi menuturkan bahwa lumbung pangan tersebut merupakan bantuan dari pemerintah pada saat krisis moneter menghantam Indonesia pada tahun 1999 silam. Disaat itu, Desa Sebayi menerima bantuan lumbung pangan beserta isinya. “Dulu kita dapat bantuan lumbung beserta isinya sekitar 16 ton gabah untuk dikelola,” ungkap Suratmin, Sabtu (29/10/16) pada SKN Investigasi News.
Walau tertatih-tatih mengelola lumbung pangan tersebut, Suratmin beserta para guru bertekat untuk mengelola lumbung tersebut demi kepentingan masyarakat Desa Sebayi. Sekarang, saat dirinya menjabat orang nomor satu di Desa Sebayi, lumbung pangan tersebut berkembang menjadi 2 buah. “Yang dekat dengan kantor desa berisikan sekitar 50 ton gabah dan yang satunya baru terisi 5 ton,” kata Suratmin dengan bangga.
Dijelaskan lebih lanjut, pengelolaan lumbung pangan tersebut diserahkan ke BUMDes dengan sistem yang sangat bagus dan saling menguntungkan. Suratmin mengatakan bahwa biasanya nanti dibulan November isi lumbung pangan dikeluarkan untuk dipinjamkan kepada masyarakat yang membutuhkan. “Sistemnya setiap masyarakat yang pinjam per kwintalnya akan mengembalikan ditambah 15 kilogram sewaktu panen,” lanjut Suratmin.
Ditegaskan oleh Suratmin, satu lumbung pangan ini akan habis dipinjam oleh masyarakat Desa Sebayi sewaktu musim tanam tiba. Saat itu adalah waktu yang tepat karena harga gabah merangkak naik. “Kalau sekarang dijual, harga gabah sangat bagus tapi kalau pas panen harga gabah cenderung turun,” lanjutnya.
Selain mempunyai andalan lumbung pangan, Desa Sebayi saat ini tengah aktif melaksanakan pembangunan fisik seperti rabat jalan dan pengaspalan. Dikatakan oleh Suratmin, dengan menggunakan Dana Desa, pihak pemerintah Desa Sebayi telah melaksanakan pembangunan rabat jalan yang dilaksanakan di RT 4 dan RT 5 dengan panjang sekitar 387 meter dan luasnya sekitar 4,5 meter. Semuanya menelan anggara sekitar Rp. 306 juta. Selain itu jalan di RT 13, 14, 15 dan RT 16 dilaksanakan proyek pengaspalan sepanjang 800 meter dan menelan anggaran sekitar Rp. 98 juta dan semuanya sudah selesai seratus persen.

Diharapkan, dengan lancarnya pembangunan diberbagai bidang ini, Desa Sebayi kedepannya akan semakin maju dan sejahtera. “Pembangunan ini sangat diharapkan oleh masyarakat, kedepannya pembangunan terus bertambah dan Desa Sebayi bisa lebih maju,” pungkas Suratmin dengan tersenyum. (p-76)
Madiun, Investigasi : Desa Sebayi adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun dengan jumlah penduduk sekitar 3.676 jiwa. Mayoritas penduduk Desa Sebayi adalah petani dan masyarakat yang hidup ditepian hutan.
Desa Sebayi mempunyai satu potensi andalan yang tidak dimiliki oleh desa-desa lain di wilayah Kabupaten Madiun. Andalan tersebut adalah Lumbung Pangan. Lumbung pangan ini berisikan gabah untuk persiapan bagi masyarakat Desa Sebayi sewaktu musim paceklik.
Saat dikonfirmasi, Suratmin, S.Pd, Kepala Desa Sebayi menuturkan bahwa lumbung pangan tersebut merupakan bantuan dari pemerintah pada saat krisis moneter menghantam Indonesia pada tahun 1999 silam. Disaat itu, Desa Sebayi menerima bantuan lumbung pangan beserta isinya. “Dulu kita dapat bantuan lumbung beserta isinya sekitar 16 ton gabah untuk dikelola,” ungkap Suratmin, Sabtu (29/10/16) pada SKN Investigasi News.
Walau tertatih-tatih mengelola lumbung pangan tersebut, Suratmin beserta para guru bertekat untuk mengelola lumbung tersebut demi kepentingan masyarakat Desa Sebayi. Sekarang, saat dirinya menjabat orang nomor satu di Desa Sebayi, lumbung pangan tersebut berkembang menjadi 2 buah. “Yang dekat dengan kantor desa berisikan sekitar 50 ton gabah dan yang satunya baru terisi 5 ton,” kata Suratmin dengan bangga.
Dijelaskan lebih lanjut, pengelolaan lumbung pangan tersebut diserahkan ke BUMDes dengan sistem yang sangat bagus dan saling menguntungkan. Suratmin mengatakan bahwa biasanya nanti dibulan November isi lumbung pangan dikeluarkan untuk dipinjamkan kepada masyarakat yang membutuhkan. “Sistemnya setiap masyarakat yang pinjam per kwintalnya akan mengembalikan ditambah 15 kilogram sewaktu panen,” lanjut Suratmin.
Ditegaskan oleh Suratmin, satu lumbung pangan ini akan habis dipinjam oleh masyarakat Desa Sebayi sewaktu musim tanam tiba. Saat itu adalah waktu yang tepat karena harga gabah merangkak naik. “Kalau sekarang dijual, harga gabah sangat bagus tapi kalau pas panen harga gabah cenderung turun,” lanjutnya.
Selain mempunyai andalan lumbung pangan, Desa Sebayi saat ini tengah aktif melaksanakan pembangunan fisik seperti rabat jalan dan pengaspalan. Dikatakan oleh Suratmin, dengan menggunakan Dana Desa, pihak pemerintah Desa Sebayi telah melaksanakan pembangunan rabat jalan yang dilaksanakan di RT 4 dan RT 5 dengan panjang sekitar 387 meter dan luasnya sekitar 4,5 meter. Semuanya menelan anggara sekitar Rp. 306 juta. Selain itu jalan di RT 13, 14, 15 dan RT 16 dilaksanakan proyek pengaspalan sepanjang 800 meter dan menelan anggaran sekitar Rp. 98 juta dan semuanya sudah selesai seratus persen.

Diharapkan, dengan lancarnya pembangunan diberbagai bidang ini, Desa Sebayi kedepannya akan semakin maju dan sejahtera. “Pembangunan ini sangat diharapkan oleh masyarakat, kedepannya pembangunan terus bertambah dan Desa Sebayi bisa lebih maju,” pungkas Suratmin dengan tersenyum. (p-76)
Baca

Bidang Industri dan IKM Laksanakan Pembinaan dan Pelatihan Keterampilan Kerja Bagi Tenaga Kerja dan Masyarakat

Madiun, Investigasi : Untuk meningkatkan dan mengembangkan produksi usaha bordir di Kabupaten Madiun, Bidang Perindustrian, Dinas Koperindagpar Kabupaten Madiun melaksanakan Kegiatan Pembinaan dan Pelatihan Keterampilan Kerja Bagi Tenaga Kerja dan Masyarakat dalam bentuk Pelatihan Keterampilan Bordir.Acara ini dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut yaitu mulai tangga 27-29 Oktober 2016 dan diikuti oleh 50 peserta dari pengerajin bordir wilayah Kecamatan Wungu, Wonoasri, Dagangan dan Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun.
Dalam pemaparannya, Kabid Industri dan IKM, Heri Nurtjahjo mengatakan bahwa pembinaan dan pelatihan keterampilan kerja bagi tenaga kerja dan masyarakat ini dilaksanakan untuk menyikapi beberapa permasalahan riil yang terjadi dilapangan dan yang dikeluhkan oleh IKM.
Dijelaskan, memasuki era globalisasi (MEA) persaingan didunia bisnis juga semakin ketat, baik secara produksi, harga maupun pangsa pasar barang yang dijual.
“Disini pelaku IKM harus bisa mengembangkan teknik bordir dan mampu berinovasi sehingga produk yang dihasilkan bisa mempunyai nilai jual pada masyarakat,” ungkap Heri Nurtjahjo.
Heri Nurtjahjo tidak menampik adanya keterbatasan sumber daya manusia sehingga berimbas pada produktivitas serta pola yang dihasilkan. “Makanya, kita adakan pelatihan dengan mengundang narasumber yang bagus sehingga bisa memberikan masukan dan wawasan baik terkait dengan design, teknik pemasaran serta inovasi sehingga pelaku usaha border yang ada di Kabupaten Madiun bisa belajar dari sini,” tegasnya.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pelatihan ini, Bidang Industri dan IKM juga membuat metode ceramah, tanya jawab dan praktek tata acara pembuatan batik cap dengan mengambil narasumber dari BLK Provinsi Jawa Timur, Dekopinda Kabupaten Madiun serta Rumah Terampil Mandira, Sidoarjo.
Sementara, saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Koperindagpar Kabupaten Madiun, sawung Rehtomo mengatakan bahwa kegiatan pembinaan dan pelatihan ini sangat penting dilakukan, mengingat persaingan dunia usaha juga semakin ketat.
Dijelaskan, dalam kegiatan ini nanti para peserta akan diberikan pembekalan serta melakukan praktek langsung bagaimana membuat barang yang kelihatan murah namun bila dipakai terlihat mahal. “Disini para peserta akan dimotivasi serta diberikan ilmu yang bermanfaat untuk bekal mengembangkan usahanya kedepan,” kata Sawung Rehtomo.
Terkait dengan kendala permodalan yang sering membelenggu pelaku usaha, Kadin Koperindagpar ini mengatakan bila sekarang ini Pemerintah Daerah tidak bisa lagi memberikan bantuan pada pelaku usaha Karena terkendala oleh aturan-aturan yang ada. “Jangan terlalu berharap pada bantuan pemerintah. Selama pelatihan ini, para peserta akan diberikan solusi agar menjadi wirausaha yang handal,” lanjutnya.
Sawung Rehtomo berpesan agar para pelaku usaha bordir di Kabupaten Madiun bias menciptakan pasar lokal sendiri. Selain itu para pelaku usaha bordir juga diminta untuk tidak egois dan mau bekerjasama dengan pelaku usaha yang sudah mapan sehingga tercipta sinergi yang baik.
Diharapkan, setelah selasai mengikuti kegiatan pembinaan dan pelatihan keterampilan kerja ini, para peserta mampu meningkatkan serta mengembangkan usahanya baik secara kuantitas serta kualitas.

“Saya berharap, acara ini dimanfaatkan secara maksimal untuk berbagi ilmu dan para peserta tidak malu bertanya. Selain itu, bagi narasumber juga mau membuka diri bagi yang mau berkonsultasi sehingga peserta bisa mendapatkan ilmu bordir ini secara maksimal,” pungkas Sawung Rehtomo. (p-76)
Madiun, Investigasi : Untuk meningkatkan dan mengembangkan produksi usaha bordir di Kabupaten Madiun, Bidang Perindustrian, Dinas Koperindagpar Kabupaten Madiun melaksanakan Kegiatan Pembinaan dan Pelatihan Keterampilan Kerja Bagi Tenaga Kerja dan Masyarakat dalam bentuk Pelatihan Keterampilan Bordir.Acara ini dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut yaitu mulai tangga 27-29 Oktober 2016 dan diikuti oleh 50 peserta dari pengerajin bordir wilayah Kecamatan Wungu, Wonoasri, Dagangan dan Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun.
Dalam pemaparannya, Kabid Industri dan IKM, Heri Nurtjahjo mengatakan bahwa pembinaan dan pelatihan keterampilan kerja bagi tenaga kerja dan masyarakat ini dilaksanakan untuk menyikapi beberapa permasalahan riil yang terjadi dilapangan dan yang dikeluhkan oleh IKM.
Dijelaskan, memasuki era globalisasi (MEA) persaingan didunia bisnis juga semakin ketat, baik secara produksi, harga maupun pangsa pasar barang yang dijual.
“Disini pelaku IKM harus bisa mengembangkan teknik bordir dan mampu berinovasi sehingga produk yang dihasilkan bisa mempunyai nilai jual pada masyarakat,” ungkap Heri Nurtjahjo.
Heri Nurtjahjo tidak menampik adanya keterbatasan sumber daya manusia sehingga berimbas pada produktivitas serta pola yang dihasilkan. “Makanya, kita adakan pelatihan dengan mengundang narasumber yang bagus sehingga bisa memberikan masukan dan wawasan baik terkait dengan design, teknik pemasaran serta inovasi sehingga pelaku usaha border yang ada di Kabupaten Madiun bisa belajar dari sini,” tegasnya.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pelatihan ini, Bidang Industri dan IKM juga membuat metode ceramah, tanya jawab dan praktek tata acara pembuatan batik cap dengan mengambil narasumber dari BLK Provinsi Jawa Timur, Dekopinda Kabupaten Madiun serta Rumah Terampil Mandira, Sidoarjo.
Sementara, saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Koperindagpar Kabupaten Madiun, sawung Rehtomo mengatakan bahwa kegiatan pembinaan dan pelatihan ini sangat penting dilakukan, mengingat persaingan dunia usaha juga semakin ketat.
Dijelaskan, dalam kegiatan ini nanti para peserta akan diberikan pembekalan serta melakukan praktek langsung bagaimana membuat barang yang kelihatan murah namun bila dipakai terlihat mahal. “Disini para peserta akan dimotivasi serta diberikan ilmu yang bermanfaat untuk bekal mengembangkan usahanya kedepan,” kata Sawung Rehtomo.
Terkait dengan kendala permodalan yang sering membelenggu pelaku usaha, Kadin Koperindagpar ini mengatakan bila sekarang ini Pemerintah Daerah tidak bisa lagi memberikan bantuan pada pelaku usaha Karena terkendala oleh aturan-aturan yang ada. “Jangan terlalu berharap pada bantuan pemerintah. Selama pelatihan ini, para peserta akan diberikan solusi agar menjadi wirausaha yang handal,” lanjutnya.
Sawung Rehtomo berpesan agar para pelaku usaha bordir di Kabupaten Madiun bias menciptakan pasar lokal sendiri. Selain itu para pelaku usaha bordir juga diminta untuk tidak egois dan mau bekerjasama dengan pelaku usaha yang sudah mapan sehingga tercipta sinergi yang baik.
Diharapkan, setelah selasai mengikuti kegiatan pembinaan dan pelatihan keterampilan kerja ini, para peserta mampu meningkatkan serta mengembangkan usahanya baik secara kuantitas serta kualitas.

“Saya berharap, acara ini dimanfaatkan secara maksimal untuk berbagi ilmu dan para peserta tidak malu bertanya. Selain itu, bagi narasumber juga mau membuka diri bagi yang mau berkonsultasi sehingga peserta bisa mendapatkan ilmu bordir ini secara maksimal,” pungkas Sawung Rehtomo. (p-76)
Baca

Ir.H. Budi Sulistyono Selaku Dewan Pembina Kukuhkan Pengurus Persatuan Wartawan Ngawi Periode Tahun 2016-2018

Ngawi, Investigasi : Bertempat di Pendapa Wedya Graha Kabupaten Ngawi Ir.H. Budi Sulistyono selaku Dewan Pembina Persatuan Wartawan Ngawi ( PWN ) yang saat ini menjadi orang nomer satu di Kabupaten Ngawi pada Jumat 28 Oktober 2016 telah mengukuhkan Pengurus PWN periode tahun 2016-2018 yang Ketua Umumnya dijabat oleh Pratiknyo Dwijoyuwono seorang wartawan dari Surat Kabar Nasional INVESTIGASI NEWS. Hadir dalam acara tersebut disamping Bupati juga Wakil Bupati, Sekda, Ketua DPRD, Unsur Pimpinan Daerah, Direktur Bank Jatim, Segenap Kepala Dinas dan SKPD, Para Camat se Kabupaten Ngawi, Perwakilan Koordinator Kepala Desa dan LSM serta Wartawan diluar anggota PWN.
Perlu diketahui bahwa Organisasi Profesi PWN yang lahir pada tanggal 10 Februari 2012 telah mengalami pergantian kepengurusan sebanyak empat kali. Pertama Ketua Umum dijabat oleh Bayu Wijayanto, S.Sos dari Majalah Spektroem, kedua Kasmiyanto dari Majalah Panyebar Semangat, ketiga Gembong Pranowo, S.H. dari Majalah Netral dan yang keempat Pratiknyo Dwijoyuwono dari Surat Kabar Nasional Investigasi News.
Dalam perjalanannya PWN tak beda jauh dengan keberadaan organisasi pada umumnya, mengalami perubahan dalam hal jumlah keanggotaannya. Pada saat berita ini ditulis PWN beranggotakan 16 media cetak dan elektronik dengan jumlah anggota 40 orang wartawan.
Dapat ditambahkan bahwa dalam tubuh PWN saat ini memiliki tujuh orang wartawan yang sudah melaksanakan Uji Kompetensi Wartawan ( UKW ). “Pada saatnya nanti Insya Allah semua anggota PWN melaksanakan UKW”, demikian ungkap Pratiknyo Dwijoyuwono kepada para anggotanya yang sampai saat ini belum berkesempatan melaksanakan UKW. “Kan kesempatan masih sangat-sangat terbentang panjang dan lebar”, demikian tambahnya.
Bupati Ngawi dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya dan berharap agar para Wartawan terutama yang bergabung dalam PWN meningkatkan karya nyatanya. Dikatakan bahwa Wartawan harus bisa membranding untuk mewujudkan Kabupaten Ngawi yang menandatangani MOU dengan Perhutani masalah penanganan obyek wisata MONUMEN SOERJO juga telah menandatangani MOU dengan pihak TNI dalam menangani Benteng Van Den Bosch peninggalan Jaman VOC yang terkenal dengan sebutan BETENG PENDEM. Dia mengatakan bahwa bangunan jaman Belanda yang kini sudah berantakan akan dipugar sedemikian rupa tanpa merubah nilai keasliannya, menjadi cagar budaya dan menjadi obyek wisata sejarah yang mempunyai nilai saing. “Bangunannya harus spektakuler, tidak ecek-ecek (sembarangan, bahasa dialek Ngawi-Red.). Untuk membuat Beteng Pendem spektakuler saya kira membutuhkan biaya paling tidak tiga ratus miliar”, demikian ungkap Bupati yang disambut tepuk tangan para hadirin.

Usai pembacaan doa yang dibawakan oleh Katimin A. Rohim, sebagai acara pamungkas adalah pemberian ucapan selamat dari para hadirin kepada Pengurus PWN yang baru saja dikukuhkan dengan berjabat tangan. (pdy)
Ngawi, Investigasi : Bertempat di Pendapa Wedya Graha Kabupaten Ngawi Ir.H. Budi Sulistyono selaku Dewan Pembina Persatuan Wartawan Ngawi ( PWN ) yang saat ini menjadi orang nomer satu di Kabupaten Ngawi pada Jumat 28 Oktober 2016 telah mengukuhkan Pengurus PWN periode tahun 2016-2018 yang Ketua Umumnya dijabat oleh Pratiknyo Dwijoyuwono seorang wartawan dari Surat Kabar Nasional INVESTIGASI NEWS. Hadir dalam acara tersebut disamping Bupati juga Wakil Bupati, Sekda, Ketua DPRD, Unsur Pimpinan Daerah, Direktur Bank Jatim, Segenap Kepala Dinas dan SKPD, Para Camat se Kabupaten Ngawi, Perwakilan Koordinator Kepala Desa dan LSM serta Wartawan diluar anggota PWN.
Perlu diketahui bahwa Organisasi Profesi PWN yang lahir pada tanggal 10 Februari 2012 telah mengalami pergantian kepengurusan sebanyak empat kali. Pertama Ketua Umum dijabat oleh Bayu Wijayanto, S.Sos dari Majalah Spektroem, kedua Kasmiyanto dari Majalah Panyebar Semangat, ketiga Gembong Pranowo, S.H. dari Majalah Netral dan yang keempat Pratiknyo Dwijoyuwono dari Surat Kabar Nasional Investigasi News.
Dalam perjalanannya PWN tak beda jauh dengan keberadaan organisasi pada umumnya, mengalami perubahan dalam hal jumlah keanggotaannya. Pada saat berita ini ditulis PWN beranggotakan 16 media cetak dan elektronik dengan jumlah anggota 40 orang wartawan.
Dapat ditambahkan bahwa dalam tubuh PWN saat ini memiliki tujuh orang wartawan yang sudah melaksanakan Uji Kompetensi Wartawan ( UKW ). “Pada saatnya nanti Insya Allah semua anggota PWN melaksanakan UKW”, demikian ungkap Pratiknyo Dwijoyuwono kepada para anggotanya yang sampai saat ini belum berkesempatan melaksanakan UKW. “Kan kesempatan masih sangat-sangat terbentang panjang dan lebar”, demikian tambahnya.
Bupati Ngawi dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya dan berharap agar para Wartawan terutama yang bergabung dalam PWN meningkatkan karya nyatanya. Dikatakan bahwa Wartawan harus bisa membranding untuk mewujudkan Kabupaten Ngawi yang menandatangani MOU dengan Perhutani masalah penanganan obyek wisata MONUMEN SOERJO juga telah menandatangani MOU dengan pihak TNI dalam menangani Benteng Van Den Bosch peninggalan Jaman VOC yang terkenal dengan sebutan BETENG PENDEM. Dia mengatakan bahwa bangunan jaman Belanda yang kini sudah berantakan akan dipugar sedemikian rupa tanpa merubah nilai keasliannya, menjadi cagar budaya dan menjadi obyek wisata sejarah yang mempunyai nilai saing. “Bangunannya harus spektakuler, tidak ecek-ecek (sembarangan, bahasa dialek Ngawi-Red.). Untuk membuat Beteng Pendem spektakuler saya kira membutuhkan biaya paling tidak tiga ratus miliar”, demikian ungkap Bupati yang disambut tepuk tangan para hadirin.

Usai pembacaan doa yang dibawakan oleh Katimin A. Rohim, sebagai acara pamungkas adalah pemberian ucapan selamat dari para hadirin kepada Pengurus PWN yang baru saja dikukuhkan dengan berjabat tangan. (pdy)
Baca

Pemerintah Desa Tapelan Gencar Laksanakan Pembangunan Desa DiBerbagai Bidang

Madiun, Investigasi : Semenjak dilantik menjadi Kepala Desa Tapelan, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun tanggal 6 Desember 2013, Sumino langsung melaksanakan program-program yang sudah disusunnya. Apalagi program yang dilaksanakan ini mendapat dukungan penuh dari masyarakat maupun mendapat kucuran dari Dana Desa.
Saat ditemui di Kantor Desa Tapelan, Kades Sumino mengatakan Gebrakan pertama yaitu pada saat Desa Tapelan mendapatkan kehormatan untuk menjadi tuan rumah Bakti Sosial Terpadu (BST) pasca dirinya dilantik oleh Bupati Madiun. Pada bulan Januari hingga Februari 2014, untuk menunjang ibadah masyarakat di Desa Tapelan, Kades Sumino membangun Induk Masjid.
Induk masjid tersebut dibangun dengan diperkirakan menelan anggaran sekitar Rp. 300 juta. Rinciannya adalah swadaya masyarakat sekitar Rp. 20 juta, pinjaman Rp. 30 juta. “Pinjaman tersebut sudah diselesaikan. Mulai awal sampai sekarang masjid tersebut sudah 80 persen,” ungkapnya.
Bukan hanya itu, dalam kepemimpinan Sumino, ditahun 2014 membuat gubug pertanian, cagar budaya (cungkup), jembatan penghubung antar sawah. “Dulu sewaktu panen, masyarakat harus lewat Desa Bulakrejo, namun sekarang dengan adanya jembatan tersebut masyarakat tidal lagi,” lanjutnya.
Terkait dengan pembangunan fisik, Pemerintah Desa Tapelan membangun rabat jalan sepanjang 500 meter yang dimulai dari ujung desa Tapelan. Selain itu, untuk memberi tinggalan pada anak cucu generasi penerus, Kades Sumino mempelopori penanaman jati yang lokasinya ada di jalan sawah, pinggir lapangan dan tepi makam Desa Tapelan. “Saya dibantu dengan tenaga kerja, sedangkan bibitnya dari Pertanian. Untuk pohon jati yang ada dilapangan dan makam semuanya atas biaya pribadi,” tegasnya.
Selain itu, dalam kepemimpinannya, Desa Tapelan juga membangun Plang arah masuk Desa Tapelan dan Gapura masuk desa yang lokasinya ada di dua tempat dan semua biaya tersebut diambilkan dari Dana Desa. Ditahun 2015, Kades Sumino berinisiati membangun Pendopo Kantor Desa Tapelan dan membangun saluran air kesungai yang dimulai dari wilayah Kasun I dan II. “Semuanya mengarah kesungai. Ini dilakukan karena setiap musim penghujan daera tersebut pasti digenangi air, namun sekarang tidak lagi,” kata Kades yang juga mantan karyawan PG Redjoagung ini dengan tersenyum.
Ditahun 2016 ini, Pemerintah Desa Tapelan yang dipimpinnya melaksanakan rabat jalan diwilayah RT 1, RT 2 dan RT 8. Bukan hanya itu saja, pembangunan drainase untuk RT 10 dan 11 juga dikebut dan sesuai target. “Semuanya diarahkan kesungai sebab air hujan dan buangan dari perumahan selama ini tidak dapat terbuang,” ujarnya.

Dan yang terbaru adalah pembangunan Polindes yang berada disebelah selatan Kantor Desa Tapelan serta Gapura Gang masuk di RT masing-masing di tiga tempat dan pemadatan (penggrosokan) jalan sawah. “Untuk Gapura sebenarnya ada empat, namun yang satu belum dibangun. Sedangkan penggrosokan jalan ini untuk membantu memudahkan masyarakat saat panen,” pungkasnya. (p-76)
Madiun, Investigasi : Semenjak dilantik menjadi Kepala Desa Tapelan, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun tanggal 6 Desember 2013, Sumino langsung melaksanakan program-program yang sudah disusunnya. Apalagi program yang dilaksanakan ini mendapat dukungan penuh dari masyarakat maupun mendapat kucuran dari Dana Desa.
Saat ditemui di Kantor Desa Tapelan, Kades Sumino mengatakan Gebrakan pertama yaitu pada saat Desa Tapelan mendapatkan kehormatan untuk menjadi tuan rumah Bakti Sosial Terpadu (BST) pasca dirinya dilantik oleh Bupati Madiun. Pada bulan Januari hingga Februari 2014, untuk menunjang ibadah masyarakat di Desa Tapelan, Kades Sumino membangun Induk Masjid.
Induk masjid tersebut dibangun dengan diperkirakan menelan anggaran sekitar Rp. 300 juta. Rinciannya adalah swadaya masyarakat sekitar Rp. 20 juta, pinjaman Rp. 30 juta. “Pinjaman tersebut sudah diselesaikan. Mulai awal sampai sekarang masjid tersebut sudah 80 persen,” ungkapnya.
Bukan hanya itu, dalam kepemimpinan Sumino, ditahun 2014 membuat gubug pertanian, cagar budaya (cungkup), jembatan penghubung antar sawah. “Dulu sewaktu panen, masyarakat harus lewat Desa Bulakrejo, namun sekarang dengan adanya jembatan tersebut masyarakat tidal lagi,” lanjutnya.
Terkait dengan pembangunan fisik, Pemerintah Desa Tapelan membangun rabat jalan sepanjang 500 meter yang dimulai dari ujung desa Tapelan. Selain itu, untuk memberi tinggalan pada anak cucu generasi penerus, Kades Sumino mempelopori penanaman jati yang lokasinya ada di jalan sawah, pinggir lapangan dan tepi makam Desa Tapelan. “Saya dibantu dengan tenaga kerja, sedangkan bibitnya dari Pertanian. Untuk pohon jati yang ada dilapangan dan makam semuanya atas biaya pribadi,” tegasnya.
Selain itu, dalam kepemimpinannya, Desa Tapelan juga membangun Plang arah masuk Desa Tapelan dan Gapura masuk desa yang lokasinya ada di dua tempat dan semua biaya tersebut diambilkan dari Dana Desa. Ditahun 2015, Kades Sumino berinisiati membangun Pendopo Kantor Desa Tapelan dan membangun saluran air kesungai yang dimulai dari wilayah Kasun I dan II. “Semuanya mengarah kesungai. Ini dilakukan karena setiap musim penghujan daera tersebut pasti digenangi air, namun sekarang tidak lagi,” kata Kades yang juga mantan karyawan PG Redjoagung ini dengan tersenyum.
Ditahun 2016 ini, Pemerintah Desa Tapelan yang dipimpinnya melaksanakan rabat jalan diwilayah RT 1, RT 2 dan RT 8. Bukan hanya itu saja, pembangunan drainase untuk RT 10 dan 11 juga dikebut dan sesuai target. “Semuanya diarahkan kesungai sebab air hujan dan buangan dari perumahan selama ini tidak dapat terbuang,” ujarnya.

Dan yang terbaru adalah pembangunan Polindes yang berada disebelah selatan Kantor Desa Tapelan serta Gapura Gang masuk di RT masing-masing di tiga tempat dan pemadatan (penggrosokan) jalan sawah. “Untuk Gapura sebenarnya ada empat, namun yang satu belum dibangun. Sedangkan penggrosokan jalan ini untuk membantu memudahkan masyarakat saat panen,” pungkasnya. (p-76)
Baca

Bupati Madiun Pimpin Upacara Hari Sumpah Pemuda dan Anugerahkan Tanda Kehormatan Satya Lancana Karya Satya

Madiun, Investigasi : Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 88 yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 2016 dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Madiun dengan mengadakan upacara bendera di halaman Pendopo Muda Graha. Dalam upacara bendera ini, Bupati Madiun, H. Muhtarom bertindak sebagai Inspektur Upacara. Jumat, (28/10/16).
 Tampak hadir dalam upacara bendera tersebut Wakil Bupati Madiun, Forkopimda atau yang mewakili, Sekda, Kepala SKPD, Karyawan/ti Pemkab. Madiun, Pelajar dan Pramuka Kab. Madiun.
Saat membacakan sambutan tertulis dari Menteri Pemuda dan Olahraga  RI, Bupati Madiun, H. Muhtarom mengatakan Data demografi Indonesia menyebutkan bahwa jumlah pemuda di Indonesia sesuai dengan UU No 40 Tahun 2009 tentang kepemudaan dengan range usia antara 16-30 tahun, berjumlah 61,8 juta orang, atau 24,5% dari total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 252 juta orang (Data BPS, 2014).
Secara kuantitas angka 24,5% ini cukuplah besar. Ditambah lagi dalam waktu dekat ini mulai Tahun 2020 sampai 2035, Indonesia akan menikmati suatu era yang langka yang disebut dengan Bonus Demografi. Dimana jumlah usia produktif Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa ini, yaitu mencapai 64% dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 297 juta jiwa.
“Jika kita merenung dan merefleksikan pidato Bung Karno, maka sejatinya jumlah besar saja tidaklah cukup untuk bisa membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan diperhitungkan di kancah dunia,” kata H. Muhtarom.
Dijelaskan, hari ini adalah hari kebangkitan anak muda Indonesia. Dengan kemajuan teknologi, pemuda-pemuda Indonesia dari Sabang sampai Merauke terus bergerak memberikan sumbangsih pemikiran dan gagasannya untuk kesejahteraan dan kebesaran Bangsa Indonesia, terutama di mata dunia. Kita buktikan dalam sejarah Indonesia, untuk kesekian kalinya pemuda Indonesia menjadi motor utama penentu perubahan Indonesia.
 Bupati Madiun mengatakan Bung Karno tidak perlu menunggu bonus demografi untuk bisa memberikan kehormatan yang layak bagi bangsa dan negaranya. Bung Karno hanya membutuhkan pemuda-pemudi unggul yang memiliki kualitas dan visi yang besar dalam menatap dunia.
Walau demikian, bonus demografi bisa menjadi peluang sangat strategis bagi sebuah negara untuk melakukan percepatan pembangunan ekonomi dengan dukungan ketersediaan sumber daya manusia usia produktif dalam jumlah yang cukup signifikan.
“Bonus demografi menjadi kesempatan kita satu-satunya untuk memastikan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia menjadi negara maju sejajar dengan negaranegara besar lainnya. Di depan mata kita ada MEA dan Perdagangan bebas Asia dan dunia. Saatnya pemuda Indonesia membangunvisi yang besar menatap dunia,” lanjutnya.
Secara rinci, Rasio sederhananya dapat digambarkan bahwa disetiap 100 penduduk Indonesia, terdapat 64 orang yang berusia produktif, sisanya 46 orang adalah usia anak-anak dan lansia. Rasio usia produktif di atas 64% sudah lebih dari cukup bagi Indonesia untuk melesat menjadi negara maju. “Itu adalah rasio usia produktif terbaik Indonesia yang mulai kita nikmati nanti Tahun 2020 dan akan berakhir pada tahun 2035,” tegas H. Muhtarom.

Sementara, setelah upacara selesai Bupati Madiun H. Muhtarom, menganugerahkan Tanda Kehormatan Satya Lancana Karya Satya dari Presiden RI kepada 307 Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kabupaten Madiun yang telah mengabdi selama 10 Tahun sebanyak 93 orang, 20 Tahun sebanyak 123 orang dan 30 Tahun sebanyak 91 orang.  Tanda Penghargaan tersebut diserahkan kepada PNS yang telah bekerja dengan penuh kesetiaan pada Pancasila, UUD’1945, Negara dan Pemerintah serta dengan penuh pengabdian, kejujuran, kecakapan dan disiplin secara terus menerus. (adv/p-76)
Madiun, Investigasi : Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 88 yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 2016 dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Madiun dengan mengadakan upacara bendera di halaman Pendopo Muda Graha. Dalam upacara bendera ini, Bupati Madiun, H. Muhtarom bertindak sebagai Inspektur Upacara. Jumat, (28/10/16).
 Tampak hadir dalam upacara bendera tersebut Wakil Bupati Madiun, Forkopimda atau yang mewakili, Sekda, Kepala SKPD, Karyawan/ti Pemkab. Madiun, Pelajar dan Pramuka Kab. Madiun.
Saat membacakan sambutan tertulis dari Menteri Pemuda dan Olahraga  RI, Bupati Madiun, H. Muhtarom mengatakan Data demografi Indonesia menyebutkan bahwa jumlah pemuda di Indonesia sesuai dengan UU No 40 Tahun 2009 tentang kepemudaan dengan range usia antara 16-30 tahun, berjumlah 61,8 juta orang, atau 24,5% dari total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 252 juta orang (Data BPS, 2014).
Secara kuantitas angka 24,5% ini cukuplah besar. Ditambah lagi dalam waktu dekat ini mulai Tahun 2020 sampai 2035, Indonesia akan menikmati suatu era yang langka yang disebut dengan Bonus Demografi. Dimana jumlah usia produktif Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa ini, yaitu mencapai 64% dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 297 juta jiwa.
“Jika kita merenung dan merefleksikan pidato Bung Karno, maka sejatinya jumlah besar saja tidaklah cukup untuk bisa membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan diperhitungkan di kancah dunia,” kata H. Muhtarom.
Dijelaskan, hari ini adalah hari kebangkitan anak muda Indonesia. Dengan kemajuan teknologi, pemuda-pemuda Indonesia dari Sabang sampai Merauke terus bergerak memberikan sumbangsih pemikiran dan gagasannya untuk kesejahteraan dan kebesaran Bangsa Indonesia, terutama di mata dunia. Kita buktikan dalam sejarah Indonesia, untuk kesekian kalinya pemuda Indonesia menjadi motor utama penentu perubahan Indonesia.
 Bupati Madiun mengatakan Bung Karno tidak perlu menunggu bonus demografi untuk bisa memberikan kehormatan yang layak bagi bangsa dan negaranya. Bung Karno hanya membutuhkan pemuda-pemudi unggul yang memiliki kualitas dan visi yang besar dalam menatap dunia.
Walau demikian, bonus demografi bisa menjadi peluang sangat strategis bagi sebuah negara untuk melakukan percepatan pembangunan ekonomi dengan dukungan ketersediaan sumber daya manusia usia produktif dalam jumlah yang cukup signifikan.
“Bonus demografi menjadi kesempatan kita satu-satunya untuk memastikan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia menjadi negara maju sejajar dengan negaranegara besar lainnya. Di depan mata kita ada MEA dan Perdagangan bebas Asia dan dunia. Saatnya pemuda Indonesia membangunvisi yang besar menatap dunia,” lanjutnya.
Secara rinci, Rasio sederhananya dapat digambarkan bahwa disetiap 100 penduduk Indonesia, terdapat 64 orang yang berusia produktif, sisanya 46 orang adalah usia anak-anak dan lansia. Rasio usia produktif di atas 64% sudah lebih dari cukup bagi Indonesia untuk melesat menjadi negara maju. “Itu adalah rasio usia produktif terbaik Indonesia yang mulai kita nikmati nanti Tahun 2020 dan akan berakhir pada tahun 2035,” tegas H. Muhtarom.

Sementara, setelah upacara selesai Bupati Madiun H. Muhtarom, menganugerahkan Tanda Kehormatan Satya Lancana Karya Satya dari Presiden RI kepada 307 Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kabupaten Madiun yang telah mengabdi selama 10 Tahun sebanyak 93 orang, 20 Tahun sebanyak 123 orang dan 30 Tahun sebanyak 91 orang.  Tanda Penghargaan tersebut diserahkan kepada PNS yang telah bekerja dengan penuh kesetiaan pada Pancasila, UUD’1945, Negara dan Pemerintah serta dengan penuh pengabdian, kejujuran, kecakapan dan disiplin secara terus menerus. (adv/p-76)
Baca

Desa Sumbergandu Gencar Laksanakan Pembangunan di Berbagai Sektor

Madiun, Investigasi : Desa Sumbergandu merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun yang berpenduduk kurang lebih sekitar 3 ribu jiwa yang tersebar di 3 dusun yaitu Dusun I, II dan II. Untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut, Pemerintah Desa Sumbergandu, Kecamatan Pilangkenceng gencar melaksanakan pembangunan.
Dalam satu tahun ini, Pemerintah Desa Sumbergandu tercatat melaksanakan pembangunan seperti rabat jalan di Dusun III tepatnya di RT 19 dan 20 dengan panjang 376 meter secara melingkar. Pembangunan rabat jalan ini menelan anggaran dari Dana Desa sebesar Rp. 98,7 juta.
Selain melakukan rabat jalan, Pemerintah Desa Sumbergandu juga membangun Talud (saluran air) di RT 11 dengan panjang 100 meter dikanan kiri jalan dan menelan anggaran sebesar Rp. 63,4 juta.tidak cukup itu, di RT 6 dan 7, Pemerintah Desa Sumbergandu juga membangun saluran irigasi sepanjang 430 meter yang menelan anggaran 146 juta. Semua proyek tersebut sekarang ini sudah selesai pengerjaannya seratus persen.
Saat ditemui diruangannya, Slamet Joko Santoso, Kades Sumbergandu mengatakan bahwa saat ini pihak Pemerintah Desa Sumbergandu akan melaksanakan pembangunan saluran air di RT 8 dengan panjang sekitar 493 meter. “Pembangunan ini akan dianggarkan sebesar Rp. 200 juta,” ungkapnya. Kamis (27/10/16)
Dijelaskan, pembangunan ini dilaksanakan atas usulan dari masyarakat setiap dusun melalui musyawarah dusun. Pembangunan dilaksanakan ditahun berikutnya menurut skala prioritas. “Jadi semua usulan akan ditampung dan dikaji menurut skala prioritas jadi kalau dianggap itu penting ya harus dilaksanakan,” tegas Slamet Joko Santoso.
Terkait dengan pembangunan talud dibeberapa titik, Slamet Joko Santoso menjelaskan bahwa diwilayahnya kalau hujan turun pasti airnya menggenang dijalan dan bias mengakibatkan banjir sesaat, maka dari itu, disetiap titik yang selalu digenangi air, maka akan dibuatkan saluran air sehingga genangan air cepat hilang. “Kemarin di RT 11 terjadi longsor saat hujan turun bahkan hamper menggerus rumah warga,” ungkapnya.
Pihaknya mewakili masyarakat Desa Sumbergandu mengucapkan terima kasih pada pemerinbtah Karena telah mengucurkan Dana Desa yangmemiliki arti penting bagi pembangunan di Desa Sumbergandu. Tahun depan pihak Pemerintah Desa Sumbergandu akan melaksanakan pembangunan jalan. “Untuk tahun 2017, program kita akan menyasar atau kita prioritaskan pada jalan desa yang sudah rusak ini,” lanjutnya.

Kedepan diharapkan kucuran dana melalui Dana Desa ini tetap berlanjut sehingga pembangunan fisik maupun pemberdayaan masyarakat Desa Sumbergandu bisa dilaksanakan. (p-76)
Madiun, Investigasi : Desa Sumbergandu merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun yang berpenduduk kurang lebih sekitar 3 ribu jiwa yang tersebar di 3 dusun yaitu Dusun I, II dan II. Untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut, Pemerintah Desa Sumbergandu, Kecamatan Pilangkenceng gencar melaksanakan pembangunan.
Dalam satu tahun ini, Pemerintah Desa Sumbergandu tercatat melaksanakan pembangunan seperti rabat jalan di Dusun III tepatnya di RT 19 dan 20 dengan panjang 376 meter secara melingkar. Pembangunan rabat jalan ini menelan anggaran dari Dana Desa sebesar Rp. 98,7 juta.
Selain melakukan rabat jalan, Pemerintah Desa Sumbergandu juga membangun Talud (saluran air) di RT 11 dengan panjang 100 meter dikanan kiri jalan dan menelan anggaran sebesar Rp. 63,4 juta.tidak cukup itu, di RT 6 dan 7, Pemerintah Desa Sumbergandu juga membangun saluran irigasi sepanjang 430 meter yang menelan anggaran 146 juta. Semua proyek tersebut sekarang ini sudah selesai pengerjaannya seratus persen.
Saat ditemui diruangannya, Slamet Joko Santoso, Kades Sumbergandu mengatakan bahwa saat ini pihak Pemerintah Desa Sumbergandu akan melaksanakan pembangunan saluran air di RT 8 dengan panjang sekitar 493 meter. “Pembangunan ini akan dianggarkan sebesar Rp. 200 juta,” ungkapnya. Kamis (27/10/16)
Dijelaskan, pembangunan ini dilaksanakan atas usulan dari masyarakat setiap dusun melalui musyawarah dusun. Pembangunan dilaksanakan ditahun berikutnya menurut skala prioritas. “Jadi semua usulan akan ditampung dan dikaji menurut skala prioritas jadi kalau dianggap itu penting ya harus dilaksanakan,” tegas Slamet Joko Santoso.
Terkait dengan pembangunan talud dibeberapa titik, Slamet Joko Santoso menjelaskan bahwa diwilayahnya kalau hujan turun pasti airnya menggenang dijalan dan bias mengakibatkan banjir sesaat, maka dari itu, disetiap titik yang selalu digenangi air, maka akan dibuatkan saluran air sehingga genangan air cepat hilang. “Kemarin di RT 11 terjadi longsor saat hujan turun bahkan hamper menggerus rumah warga,” ungkapnya.
Pihaknya mewakili masyarakat Desa Sumbergandu mengucapkan terima kasih pada pemerinbtah Karena telah mengucurkan Dana Desa yangmemiliki arti penting bagi pembangunan di Desa Sumbergandu. Tahun depan pihak Pemerintah Desa Sumbergandu akan melaksanakan pembangunan jalan. “Untuk tahun 2017, program kita akan menyasar atau kita prioritaskan pada jalan desa yang sudah rusak ini,” lanjutnya.

Kedepan diharapkan kucuran dana melalui Dana Desa ini tetap berlanjut sehingga pembangunan fisik maupun pemberdayaan masyarakat Desa Sumbergandu bisa dilaksanakan. (p-76)
Baca

Desa Kedungbanteng Bangun Drainase Untuk Cegah Banjir Diwilayah Timur Desa

Madiun, Investigasi :Turunnya Dana Desa dengan jumlah yang besar dimanfaatkan dengan baik oleh Desa Kedungbanteng, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun untuk melakukan pembangunan diberbagai sector. Karena wilayahnya berdekatan dengan sungai yang memiliki potensi banjir, maka Pemerintah Desa Kedungbanteng gencar membangun drainase.
Terpantau ada 3 titik pembangunan drainase dan 1 titik pembangunan boks kontrol yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Kedungbanteng.
Untuk 3 titik pembangunan drainase tersebut ada diwilayah Kasun I dengan panjang sekitar 55,6 meter dan menelan anggaran Rp. 76,7 juta. Di Kasun II drainase dibangun sepanjang 87 meter dengan anggaran sebesar Rp. 60 juta sedangkan di Kasun III, drainase dibangun sepanjang 154 meter dengan anggaran Rp. 100 juta. Selain itu di Kasun I juga dibangun boks control sepanjang 12 meter dengan anggaran Rp. 25 juta.
Saat dikonfirmasi, Sukaton, Kepala Desa (Kades) Kedungbanteng menjelaskan bahwa pembangunan ini dimaksudkan untuk memperlancar arus air Karena disebelah Timur yang lokasinya ada diwilayah Kasun II dan III kerap dilanda banjir. “Makanya kita utamakan untuk pembangunan drainase, ini dimaksudkan agar dua Kasun tersebut wilayahnya tidak lagi terkena banjir,” ungkap Katon, (Rabu 26/10/16)
Lebih lanjut dikatakan, pembangunan ini semuanya juga atas dasar masukan dan usulan dari masyarakat sewaktu musyawarah dusun dilaksanakan. “Kita melihat masyarakat merasa senang dengan dibangunnya drainase ini, Karena mereka sekarang terbebas dari banjir,” lanjutnya.
Karena sekarang ini musim penghujan, maka pembangunan drainase di 3 titik tersebut langsung dikebut. Menurut Katon waktu pembangunan hanya berkisar 1,5 bulan saja. “Kita berburu dengan waktu, apalagi pembangunan harus selesai tepat waktu untuk menghilangkan kekhawatiran dari masyarakat Karena saat ini hujan turun tidak bias diprediksi,” tegas Katon lagi.

Kepala Desa yang memimpin sekitar 2.800 penduduk ini berharap dengan turunnya Dana Desa ini, berimbas baik pada masyarakatnya. Dana desa ini nantinya tidak akan digunakan untuk pembangunan fisik saja, namun juga untuk pemberdayaan masyarakat Desa Kedungbanteng. “Yang pasti, dana desa ini murni untuk kesejahteraan masyarakat desa Kedungbanteng,” pungkas katon. (p-76)
Madiun, Investigasi :Turunnya Dana Desa dengan jumlah yang besar dimanfaatkan dengan baik oleh Desa Kedungbanteng, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun untuk melakukan pembangunan diberbagai sector. Karena wilayahnya berdekatan dengan sungai yang memiliki potensi banjir, maka Pemerintah Desa Kedungbanteng gencar membangun drainase.
Terpantau ada 3 titik pembangunan drainase dan 1 titik pembangunan boks kontrol yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Kedungbanteng.
Untuk 3 titik pembangunan drainase tersebut ada diwilayah Kasun I dengan panjang sekitar 55,6 meter dan menelan anggaran Rp. 76,7 juta. Di Kasun II drainase dibangun sepanjang 87 meter dengan anggaran sebesar Rp. 60 juta sedangkan di Kasun III, drainase dibangun sepanjang 154 meter dengan anggaran Rp. 100 juta. Selain itu di Kasun I juga dibangun boks control sepanjang 12 meter dengan anggaran Rp. 25 juta.
Saat dikonfirmasi, Sukaton, Kepala Desa (Kades) Kedungbanteng menjelaskan bahwa pembangunan ini dimaksudkan untuk memperlancar arus air Karena disebelah Timur yang lokasinya ada diwilayah Kasun II dan III kerap dilanda banjir. “Makanya kita utamakan untuk pembangunan drainase, ini dimaksudkan agar dua Kasun tersebut wilayahnya tidak lagi terkena banjir,” ungkap Katon, (Rabu 26/10/16)
Lebih lanjut dikatakan, pembangunan ini semuanya juga atas dasar masukan dan usulan dari masyarakat sewaktu musyawarah dusun dilaksanakan. “Kita melihat masyarakat merasa senang dengan dibangunnya drainase ini, Karena mereka sekarang terbebas dari banjir,” lanjutnya.
Karena sekarang ini musim penghujan, maka pembangunan drainase di 3 titik tersebut langsung dikebut. Menurut Katon waktu pembangunan hanya berkisar 1,5 bulan saja. “Kita berburu dengan waktu, apalagi pembangunan harus selesai tepat waktu untuk menghilangkan kekhawatiran dari masyarakat Karena saat ini hujan turun tidak bias diprediksi,” tegas Katon lagi.

Kepala Desa yang memimpin sekitar 2.800 penduduk ini berharap dengan turunnya Dana Desa ini, berimbas baik pada masyarakatnya. Dana desa ini nantinya tidak akan digunakan untuk pembangunan fisik saja, namun juga untuk pemberdayaan masyarakat Desa Kedungbanteng. “Yang pasti, dana desa ini murni untuk kesejahteraan masyarakat desa Kedungbanteng,” pungkas katon. (p-76)
Baca

Home Industri Tahap Awal Pembuatan Wig Desa Bulu Serap Banyak Tenaga Kerja Lokal

Madiun, Investigasi : Desa Bulu, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mempunyai satu home industry yang mampu menyerap banyak tenaga kerja lokal. Home industry tersebut adalah pembuatan tahap awal rambut palsu berbahan sintetis.
Adalah Nunung, warga RT 05, RW 01, Desa Bulu, Kecamatan Pilangkenceng yang pertama kali mendirikan usaha ini. Sampai saat ini sudah 2 tahun lebih Nunung menggeluti usaha pembuatan rambut palsu untuk dasat pembuatan Wig.
Saat ditemui dirumahnya, Nunung mengatakan bahwa semua bahan untuk pembuatan dasar Wig ini didapat dari salah satu pabrik di Sidoarjo. Terkait dengan pengerjaannya, dirinya dibantu oleh masyarakat sekitar 30 orang. “Dulu ada pelatihnya dari Surabaya, kita hanya mengerjakan saja. Terkait dengan waktu dijatah setiap hari Selasa diantar dan hari Jumat diambil,” ungkap Nunung. Rabu, (26/10/16).
Dijelaskan, dulu sebelum semuanya bias, bila bahan dating, rumah Nunung selalu dipenuhi oleh masyarakat sekitar yang ingin belajar memintal rambut berbahan dasar sintetis. Namun sekarang ketika sudah pandai, masyarakat memilih mengerjakannya dirumah sebagai pekerjaan sampingan untuk megisi waktu senggang. “Upah yang diberikan variative, per 50 tusuk dibayar Rp. 1.500 rupiah. Namun untuk yang pipa, per 12 nya dibayar seribu rupiah,” lanjut Nunung.
Disini, tidak item semua orang bisa mengerjakan, butuh keahlian dan ketekunan saat mengerjakan sehingga hasilnya bisa maksimal.
Saat ditemui diruangannya, Ismilah Suciati, S.Sos, Kades Bulu, Kecamatan Pilangkenceng mengatakan dengan adanya kegiatan tersebut tentunya bias mengurangi pengangguran yang ada di desanya. “Selain itu, ibu-ibu yang mengerjakan akan mendapatkan upah sehingga bisa membantu perekonomian keluarganya,” ungkap Kades Bulu ini dengan ramah.

Ismilah Suciati mengakui bahwa selama ini pihaknya belum bias berbuat apa-apa untuk home industry seperti ini, namun kedepan diharapkan akan ada pendampingan dari instansi sehingga usaha tersebut bisa berkembang dan dampaknya bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar. “Walau baru 2 tahun berjalan, namun bila ini dipertahankan, maka kedepan akan menjadi potensi desa agar lebih maju lagi,” pungkasnya. (p-76)
Madiun, Investigasi : Desa Bulu, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mempunyai satu home industry yang mampu menyerap banyak tenaga kerja lokal. Home industry tersebut adalah pembuatan tahap awal rambut palsu berbahan sintetis.
Adalah Nunung, warga RT 05, RW 01, Desa Bulu, Kecamatan Pilangkenceng yang pertama kali mendirikan usaha ini. Sampai saat ini sudah 2 tahun lebih Nunung menggeluti usaha pembuatan rambut palsu untuk dasat pembuatan Wig.
Saat ditemui dirumahnya, Nunung mengatakan bahwa semua bahan untuk pembuatan dasar Wig ini didapat dari salah satu pabrik di Sidoarjo. Terkait dengan pengerjaannya, dirinya dibantu oleh masyarakat sekitar 30 orang. “Dulu ada pelatihnya dari Surabaya, kita hanya mengerjakan saja. Terkait dengan waktu dijatah setiap hari Selasa diantar dan hari Jumat diambil,” ungkap Nunung. Rabu, (26/10/16).
Dijelaskan, dulu sebelum semuanya bias, bila bahan dating, rumah Nunung selalu dipenuhi oleh masyarakat sekitar yang ingin belajar memintal rambut berbahan dasar sintetis. Namun sekarang ketika sudah pandai, masyarakat memilih mengerjakannya dirumah sebagai pekerjaan sampingan untuk megisi waktu senggang. “Upah yang diberikan variative, per 50 tusuk dibayar Rp. 1.500 rupiah. Namun untuk yang pipa, per 12 nya dibayar seribu rupiah,” lanjut Nunung.
Disini, tidak item semua orang bisa mengerjakan, butuh keahlian dan ketekunan saat mengerjakan sehingga hasilnya bisa maksimal.
Saat ditemui diruangannya, Ismilah Suciati, S.Sos, Kades Bulu, Kecamatan Pilangkenceng mengatakan dengan adanya kegiatan tersebut tentunya bias mengurangi pengangguran yang ada di desanya. “Selain itu, ibu-ibu yang mengerjakan akan mendapatkan upah sehingga bisa membantu perekonomian keluarganya,” ungkap Kades Bulu ini dengan ramah.

Ismilah Suciati mengakui bahwa selama ini pihaknya belum bias berbuat apa-apa untuk home industry seperti ini, namun kedepan diharapkan akan ada pendampingan dari instansi sehingga usaha tersebut bisa berkembang dan dampaknya bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar. “Walau baru 2 tahun berjalan, namun bila ini dipertahankan, maka kedepan akan menjadi potensi desa agar lebih maju lagi,” pungkasnya. (p-76)
Baca

Kerajinan Tangan Berbahan Dasar Botol Bekas Produk Desa Sumbersari Diminati Masyarakat

Madiun, Investigasi : Berbagai cara dilakukan oleh Pemerintah Desa Sumbersari, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun untuk meningkatkan perekonomian warganya terutama kaum ibu-ibu. Setelah menggelar pelatihan pembuatan kue dan pembuatan aksesoris dari anyaman bambu, kini Melalui PKK, Pemerintah Desa Sumbersari melaksanakan pelatihan cara membuat aksesories tas berbahan dasar dari wadah minuman bekas yang sudah tidak terpakai.
Pelatihan yang dimotori oleh Pratini Wahyu Utami, Ketua PKK Desa Sumbersari ini sudah satu bulan lebih berjalan dan diikuti sekitar 20 orang ibu-ibu PKK. “Sebenarnya ada warga sini yang bernama Yuliawatini yang pertama kali membuat tas dari wadah botol bekas ini, terus sekarang ditularkan kepada masyarakat yang lain,” ungkap Pratini Wahyu Utami, Rabu (26/10/16) pada SKN Investigasi News.
Pelatihan ini dilaksanakan seminggu dua kali yaitu setiap hari Rabu dan Sabtu sekitar pukul 03.00 WIB di Panti PKK Desa Sumbersari. Dalam pelatihan ini, para peserta diwajibkan membawa wadah minuman kemasan yang sudah tidak terpakai untuk bahan dasar pembuatan tas. “Wadah bekas minuman tersebut diambil bagian atasnya lalu dirangkai dengan bahan lain sehingga bisa terbentuk sebuah tas yang cantik,” lanjutnya.
Setiap pertemuan dalam pelatihan, para peserta harus membawa wadah bekas minuman tersebut minimal 20 biji, namun banyak juga yang membawa lebih. Dijelaskan, tas yang sudah jadi untukukuran besar akan dijual seharga Rp. 150 ribu, ukuran sedang, Rp. 75 ribu semua bervariasi tergantung pada permintaan. “Semua butuh ketelatenan. Kemarin tas besar yang sudah jadi dan bagus dibeli Rp. 150 ribu,” tegasnya.
Saat ditemui, Prijo Wibowo, SE, Kades Sumbersari mengatakan bahwa dengan melakukan pelatihan pembuatan tas berbahan dasar botol bekas ini diharapkan ibu-ibu punya kegiatan positif dan mampu menghasilkan penghasilan tambahan untuk menunjang perekonomian keluargannya.
Kades Sumbersari berharap Pemerintah Daerah mau memberikan bantuan modal agar masyarakatnya bias mengembangkan keahlian yang sudah diperoleh dari pelatihan ini. “Kalaupun bukan modal, namun bisa juga berupa pelatihan lanjutan agar karya yang dihasilkan bisa lebih kreati dan inovatif,” ujarnya.
Dirinya kini berlega hati Karena ada PPL yang mau membantu memasarkan karya dari masyarakat. “Saya juga berharap pemerintah daerah juga memberi bantuan untuk memasarkan produk yang sudah dihasilkan oleh masyarakat kami,” pungkasnya.

Disinggung masalah peggunaan Dana Desa, Kades Sumbersari menegaskan bahwa pihak Pemerintah Desa Sumbersari sudah melaksanakan pembangunan fisik berupa pembangunan drainasi (saluran) di 3 titik yaitu Dusun Sumbersari, Dusun Patran I dan Kenep I. ada satu lagi yaitu pembangunan rabat jalan di Dusun Kenep II yang semuanya sudah selesai serratus persen. (p-76)
Madiun, Investigasi : Berbagai cara dilakukan oleh Pemerintah Desa Sumbersari, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun untuk meningkatkan perekonomian warganya terutama kaum ibu-ibu. Setelah menggelar pelatihan pembuatan kue dan pembuatan aksesoris dari anyaman bambu, kini Melalui PKK, Pemerintah Desa Sumbersari melaksanakan pelatihan cara membuat aksesories tas berbahan dasar dari wadah minuman bekas yang sudah tidak terpakai.
Pelatihan yang dimotori oleh Pratini Wahyu Utami, Ketua PKK Desa Sumbersari ini sudah satu bulan lebih berjalan dan diikuti sekitar 20 orang ibu-ibu PKK. “Sebenarnya ada warga sini yang bernama Yuliawatini yang pertama kali membuat tas dari wadah botol bekas ini, terus sekarang ditularkan kepada masyarakat yang lain,” ungkap Pratini Wahyu Utami, Rabu (26/10/16) pada SKN Investigasi News.
Pelatihan ini dilaksanakan seminggu dua kali yaitu setiap hari Rabu dan Sabtu sekitar pukul 03.00 WIB di Panti PKK Desa Sumbersari. Dalam pelatihan ini, para peserta diwajibkan membawa wadah minuman kemasan yang sudah tidak terpakai untuk bahan dasar pembuatan tas. “Wadah bekas minuman tersebut diambil bagian atasnya lalu dirangkai dengan bahan lain sehingga bisa terbentuk sebuah tas yang cantik,” lanjutnya.
Setiap pertemuan dalam pelatihan, para peserta harus membawa wadah bekas minuman tersebut minimal 20 biji, namun banyak juga yang membawa lebih. Dijelaskan, tas yang sudah jadi untukukuran besar akan dijual seharga Rp. 150 ribu, ukuran sedang, Rp. 75 ribu semua bervariasi tergantung pada permintaan. “Semua butuh ketelatenan. Kemarin tas besar yang sudah jadi dan bagus dibeli Rp. 150 ribu,” tegasnya.
Saat ditemui, Prijo Wibowo, SE, Kades Sumbersari mengatakan bahwa dengan melakukan pelatihan pembuatan tas berbahan dasar botol bekas ini diharapkan ibu-ibu punya kegiatan positif dan mampu menghasilkan penghasilan tambahan untuk menunjang perekonomian keluargannya.
Kades Sumbersari berharap Pemerintah Daerah mau memberikan bantuan modal agar masyarakatnya bias mengembangkan keahlian yang sudah diperoleh dari pelatihan ini. “Kalaupun bukan modal, namun bisa juga berupa pelatihan lanjutan agar karya yang dihasilkan bisa lebih kreati dan inovatif,” ujarnya.
Dirinya kini berlega hati Karena ada PPL yang mau membantu memasarkan karya dari masyarakat. “Saya juga berharap pemerintah daerah juga memberi bantuan untuk memasarkan produk yang sudah dihasilkan oleh masyarakat kami,” pungkasnya.

Disinggung masalah peggunaan Dana Desa, Kades Sumbersari menegaskan bahwa pihak Pemerintah Desa Sumbersari sudah melaksanakan pembangunan fisik berupa pembangunan drainasi (saluran) di 3 titik yaitu Dusun Sumbersari, Dusun Patran I dan Kenep I. ada satu lagi yaitu pembangunan rabat jalan di Dusun Kenep II yang semuanya sudah selesai serratus persen. (p-76)
Baca

Terduga Teroris, Dibekuk Densus 88 Di Magetan

Investigasi Magetan : Gatot Witono, 48 tahun, alias Sabarno, terduga teroris yang ditangkap Detasemen Khusus 88 pada Selasa, 25 Oktober 2016, di Magetan, Jawa Timur, dikenal tertutup. Pria yang diketahui bekerja di Lingkungan Industri Kulit Magetan ini jarang berkumpul dengan tetangga. 
"Kumpulnya hanya saat arisan RT setiap tanggal 10 dan itu tidak lama," kata Jainah, salah seorang tetangga Gatot. 
Jainah menuturkan ia sering melihat Gatot pergi ke masjid, yang berjarak sekitar satu kilometer dari rumahnya, ketika waktu salat zuhur dan magrib. "Tidak ada yang aneh," ujar perempuan yang membuka usaha warung kopi di samping rumah Gatot itu. 
Gatot merupakan warga RT 4 RW 5 Kelurahan Selosari, Kecamatan/Kabupaten Magetan. Sudah lebih dari sepuluh tahun ia tinggal di Jalan Hasanudin 20, Magetan, bersama istrinya, yang berprofesi sebagai dokter, dan empat anaknya.
Gatot, yang disebut-sebut sebagai anggota Neo Jamaah Islamiyah, ditangkap di rumahnya pada Selasa pagi. Menurut Jainah, penangkapan tersebut berlangsung sekitar pukul 06.30 setelah Gatot mengantar anaknya ke sekolah. "(Setelah ditangkap) langsung dibawa pergi," ujar Jainah dalam bahasa Jawa.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo di lokasi penangkapan, tim Detasemen Khusus 88 Antiteror langsung membawa Gatot ke Surakarta, Jawa Tengah. Kemudian tim dari Brigade Mobil Kepolisian Daerah Jawa Tengah dan tim Laboratorium Forensik dan Identifikasi (Inafis) Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor Kota Surakarta melakukan penggeledahan di rumah Gatot. 
"Iya (kami) bawa beberapa barang (dari rumah Gatot). Kami bukan pemain inti," kata Kepala Satresktim Polres Kota Surakarta Komisaris Saprodin, tanpa menyebutkan barang yang disita. 

Saprodin tidak bersedia menjelaskan lebih rinci tentang penangkapan Gatot yang telah dilakukan. Saprodin beralasan akan menyampaikannya di Surakarta. (Md/Sj)
Investigasi Magetan : Gatot Witono, 48 tahun, alias Sabarno, terduga teroris yang ditangkap Detasemen Khusus 88 pada Selasa, 25 Oktober 2016, di Magetan, Jawa Timur, dikenal tertutup. Pria yang diketahui bekerja di Lingkungan Industri Kulit Magetan ini jarang berkumpul dengan tetangga. 
"Kumpulnya hanya saat arisan RT setiap tanggal 10 dan itu tidak lama," kata Jainah, salah seorang tetangga Gatot. 
Jainah menuturkan ia sering melihat Gatot pergi ke masjid, yang berjarak sekitar satu kilometer dari rumahnya, ketika waktu salat zuhur dan magrib. "Tidak ada yang aneh," ujar perempuan yang membuka usaha warung kopi di samping rumah Gatot itu. 
Gatot merupakan warga RT 4 RW 5 Kelurahan Selosari, Kecamatan/Kabupaten Magetan. Sudah lebih dari sepuluh tahun ia tinggal di Jalan Hasanudin 20, Magetan, bersama istrinya, yang berprofesi sebagai dokter, dan empat anaknya.
Gatot, yang disebut-sebut sebagai anggota Neo Jamaah Islamiyah, ditangkap di rumahnya pada Selasa pagi. Menurut Jainah, penangkapan tersebut berlangsung sekitar pukul 06.30 setelah Gatot mengantar anaknya ke sekolah. "(Setelah ditangkap) langsung dibawa pergi," ujar Jainah dalam bahasa Jawa.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo di lokasi penangkapan, tim Detasemen Khusus 88 Antiteror langsung membawa Gatot ke Surakarta, Jawa Tengah. Kemudian tim dari Brigade Mobil Kepolisian Daerah Jawa Tengah dan tim Laboratorium Forensik dan Identifikasi (Inafis) Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor Kota Surakarta melakukan penggeledahan di rumah Gatot. 
"Iya (kami) bawa beberapa barang (dari rumah Gatot). Kami bukan pemain inti," kata Kepala Satresktim Polres Kota Surakarta Komisaris Saprodin, tanpa menyebutkan barang yang disita. 

Saprodin tidak bersedia menjelaskan lebih rinci tentang penangkapan Gatot yang telah dilakukan. Saprodin beralasan akan menyampaikannya di Surakarta. (Md/Sj)
Baca

Berikan Wawasan Pada Masyarakat, Dinkoperindagpar Kabupaten Madiun Laksanakan Bimtek Standarisasi dan Perlindungan Konsumen

Madiun, Investigasi : Guna mengantisipasi efek yang dianggap membahayakan masyarakat (konsumen) terkait dengan maraknya peredaran barang dan makanan yang mengandung bahan-bahan yang tidak sesuai peruntukannya, Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata (Dinkoperindagpar) Kabupaten Madiun menggelar acara Bimbingan Teknis Standarisasi dan Perlindungan Konsumen di Rumah Makan Gadjah Mas mulai tanggal 12 – 19 Oktober 2016.
Tidak tanggung-tanggung, untuk memberikan pembekalan bimtek, Dinkoperindagpar Kabupaten Madiun mengundang narasumber yaitu Ahmad Djunaidi (LPK Jawa Timur), Anthony (LPK Jawa Tengah), Sudjatmiko (LPKSM Pasopati Madiun) serta BP POM Jawa Timur.
Dalam sambutannya, Agus Suyudi, Kabid Perdagangan, Dinkoperindagpar Kabupaten Madiun mengatakan bahwa acara ini sangat penting bagi masyarakat (konsumen) karena diera pasar bebas ini, masyarakat (konsumen) cenderung dirugikan baik dalam hal takaran saat proses jual beli maupun saat membeli barang.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Dinkoperindagpar Kabupaten Madiun mengambil langkah cepat dengan mengadakan acara bimtek terkait standarisasi dan perlindungan konsumen. “Narasumber kita dari LPK Jatim dan Jateng yang mengupas terkait produk yang sudah ber SNI atau belum serta apa yang menjadi hak-hak konsumen,” ungkap Agus Suyudi, Rabu (12/10/16).
Selain itu pihaknya juga mengundang BP POM untuk mengupas tuntas terkait dengan maraknya peredaran makanan yang tidak layak dikonsumsi. Disini Bidang Perdagangan yang menjadi leading sector acara ini mengundang masyarakat, pelaku usaha dan perangkat desa. “Semuanya komplit dari berbagai lapisan kita undang,” tegas Kabid Perdagangan.
Dijelaskan, sekarang ini ada kecenderungan jika makanan yang akan kadaluwarsa di edarkan di daerah pinggiran (desa) dengan harga yang lebih murah. Agus Suyudi mengatakan bahwa pola pikir masyarakat pinggiran sangat berbeda dengan yang dikota. “Bukan untuk membandingkan, namun memang kenyataannya masyarakat desa masih tertarik dengan harga murah dan kemasan yang menarik tanpa melihat tanggal kadaluwarsa sebuah produk,” ungkapnya.
Peluang ini ditangkap oleh para pelaku usaha (Distributor) yang nakal untuk mengedarkan makanan yang seharusnya sudah ditarik dari peredaran ke wilayah pedesaan. Berkaca pada kecenderungan tersebut, Bidang Perdagangan merangkul perangkat desa dengan tujuan untuk memberikan wawasan pada perangkat karena sasaran makanan dengan kemasan menarik banyak beredar di desa. “Kita melibatkan perangkat karena mereka yang paham dan dekat dengan masyarakat, sehingga apa yang nanti didapat dari bimtek ini bias diteruskan ke masyarakat diwilayahnya,” ujar Agus Suyudi.
Ditegaskan, masalah ini semua menjadi kewajiban bagi Dinkoperindagpar khususnya Bidang Perdagangan untuk melindungi masyarakat atau konsumen. “Kalau ada konsumen yang menemukan produk yang tidak sesuai dengan speknya atau sudah kadaluwarsa, maka segera melaporkan pada LPK atau perangkat desa agar segera ditindaklanjuti,” katanya.
Genderang perang pun ditabuh oleh Dinkoperindagpar Kabupaten Madiun terhadap peredaran barang maupun makanan yang tidak layak konsumsi. Bidang Perdagangan akan menganggarkan dana di tahun 2017 untuk melakukan razia makanan kadaluwarsa maupun produk yang belum ber SNI.
“Selama ini kita hanya melakukan razia bila menjelang hari raya, namun itu tidak efektif. Di tahun 2017 akan kita anggaran, razia akan kita gelar secara berkala untuk memberikan rasa nyaman bagi konsumen,” lanjutnya.
Agus Suyudi berharap masyarakat mebiasakan diri untuk mengecek barang maupun makanan yang dibelinya. Apabila ditemukan, masyarakat juga harus berani mengembalikan ke pedagang, bila pedagang tidak mau menerima hal ini segera dilaporkan. “Kalau pedagang kecil nanti akan kita bina, bila pedagang besar akan langsung kita sikat karena tujuan mereka pasti bisnis,” pungkasnya. (p-76)
Madiun, Investigasi : Guna mengantisipasi efek yang dianggap membahayakan masyarakat (konsumen) terkait dengan maraknya peredaran barang dan makanan yang mengandung bahan-bahan yang tidak sesuai peruntukannya, Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata (Dinkoperindagpar) Kabupaten Madiun menggelar acara Bimbingan Teknis Standarisasi dan Perlindungan Konsumen di Rumah Makan Gadjah Mas mulai tanggal 12 – 19 Oktober 2016.
Tidak tanggung-tanggung, untuk memberikan pembekalan bimtek, Dinkoperindagpar Kabupaten Madiun mengundang narasumber yaitu Ahmad Djunaidi (LPK Jawa Timur), Anthony (LPK Jawa Tengah), Sudjatmiko (LPKSM Pasopati Madiun) serta BP POM Jawa Timur.
Dalam sambutannya, Agus Suyudi, Kabid Perdagangan, Dinkoperindagpar Kabupaten Madiun mengatakan bahwa acara ini sangat penting bagi masyarakat (konsumen) karena diera pasar bebas ini, masyarakat (konsumen) cenderung dirugikan baik dalam hal takaran saat proses jual beli maupun saat membeli barang.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Dinkoperindagpar Kabupaten Madiun mengambil langkah cepat dengan mengadakan acara bimtek terkait standarisasi dan perlindungan konsumen. “Narasumber kita dari LPK Jatim dan Jateng yang mengupas terkait produk yang sudah ber SNI atau belum serta apa yang menjadi hak-hak konsumen,” ungkap Agus Suyudi, Rabu (12/10/16).
Selain itu pihaknya juga mengundang BP POM untuk mengupas tuntas terkait dengan maraknya peredaran makanan yang tidak layak dikonsumsi. Disini Bidang Perdagangan yang menjadi leading sector acara ini mengundang masyarakat, pelaku usaha dan perangkat desa. “Semuanya komplit dari berbagai lapisan kita undang,” tegas Kabid Perdagangan.
Dijelaskan, sekarang ini ada kecenderungan jika makanan yang akan kadaluwarsa di edarkan di daerah pinggiran (desa) dengan harga yang lebih murah. Agus Suyudi mengatakan bahwa pola pikir masyarakat pinggiran sangat berbeda dengan yang dikota. “Bukan untuk membandingkan, namun memang kenyataannya masyarakat desa masih tertarik dengan harga murah dan kemasan yang menarik tanpa melihat tanggal kadaluwarsa sebuah produk,” ungkapnya.
Peluang ini ditangkap oleh para pelaku usaha (Distributor) yang nakal untuk mengedarkan makanan yang seharusnya sudah ditarik dari peredaran ke wilayah pedesaan. Berkaca pada kecenderungan tersebut, Bidang Perdagangan merangkul perangkat desa dengan tujuan untuk memberikan wawasan pada perangkat karena sasaran makanan dengan kemasan menarik banyak beredar di desa. “Kita melibatkan perangkat karena mereka yang paham dan dekat dengan masyarakat, sehingga apa yang nanti didapat dari bimtek ini bias diteruskan ke masyarakat diwilayahnya,” ujar Agus Suyudi.
Ditegaskan, masalah ini semua menjadi kewajiban bagi Dinkoperindagpar khususnya Bidang Perdagangan untuk melindungi masyarakat atau konsumen. “Kalau ada konsumen yang menemukan produk yang tidak sesuai dengan speknya atau sudah kadaluwarsa, maka segera melaporkan pada LPK atau perangkat desa agar segera ditindaklanjuti,” katanya.
Genderang perang pun ditabuh oleh Dinkoperindagpar Kabupaten Madiun terhadap peredaran barang maupun makanan yang tidak layak konsumsi. Bidang Perdagangan akan menganggarkan dana di tahun 2017 untuk melakukan razia makanan kadaluwarsa maupun produk yang belum ber SNI.
“Selama ini kita hanya melakukan razia bila menjelang hari raya, namun itu tidak efektif. Di tahun 2017 akan kita anggaran, razia akan kita gelar secara berkala untuk memberikan rasa nyaman bagi konsumen,” lanjutnya.
Agus Suyudi berharap masyarakat mebiasakan diri untuk mengecek barang maupun makanan yang dibelinya. Apabila ditemukan, masyarakat juga harus berani mengembalikan ke pedagang, bila pedagang tidak mau menerima hal ini segera dilaporkan. “Kalau pedagang kecil nanti akan kita bina, bila pedagang besar akan langsung kita sikat karena tujuan mereka pasti bisnis,” pungkasnya. (p-76)
Baca

Bupati Ngawi Lakukan Bersih-Bersih Kali dan Tandatangani MoU Terkait Pengelolaan Benteng Van de Bosch

Ngawi, Investigasi : Perhatian Pemerintah Kabupaten Ngawi terhadap lingkungan khususnya sungai patut diacungi jempol. Selasa (18/10/16) Seribu relawan yang tergabung dalam Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Ngawi di bawah naungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi melakukan apel siaga relawan dan bersih-bersih sungai bertempat di Alun-alun Merdeka.
Kegiatan yang diikuti oleh Bupati Ngawi Budi Sulistyono, Wabup Ony Anwar,  Komandan Kodim (Dandim) 0805 Letkol Inf M. Triyandono dan Wadan Armed 12 Kostrad Mayor Arm Rony Hermawan, perwakilan BPBD Jawa Timur bersama seribu relawan ini untuk membersihkan titik saluran irigasi di sekitar Kali Madiun lokasinya melintang disekitar benteng Van Den Bosc serta menabur benih ikan di Kali Madiun.
Bupati Ngawi Budi Sulistyono menyampaikan, “Kegiatan ini jangan hanya sebagai ceremonial saja tetapi merupakan bentuk langkah awal yang nyata untuk Sesarengan Mbangun Ngawi. Mari bersama kita kembalikan fungsi sungai yang sebenarnya, melalui restorasi sungai diharapkan akan mampu mewujudkan kondisi esensi sungai ke fungsi alamiahnya untuk menuju Kabupaten Ngawi Tangguh Bencana,” terang Bupati.
Keesokan harinya, Bupati Ngawi berangkat ke Malang untuk melakukan penandatanganan kesepakatan (MoU) dalam hal pengelolaan pengelolaan situs bersejarah Benteng Pendem (Van den Bosch) dengan Pihak TNI yang diwakili oleh Pangdivif 2/KOSTRAD, Mayjen Benny Susianto bertempat di Markas Besar Divisi Infantri 2 Singosari Malang.
Mayjen Benny Susianto menyampaikan rasa syukur atas di selenggarakannya MoU kerjasama antara TNI dan Kabupaten Ngawi dalam mengelola dan mengembangkan situs sejarah Benteng Van Den Bosch. Beliau berharap agar  kerjasama ini kedepan akan menghasilkan suatu hal yang positif bagi Kab. Ngawi dan TNI. Rabu, (19/10/16).
Sementara Bupati Ngawi dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan kegembiraan atas terjalinnya MOU mengenai peninggalan sejarah yang di tunggu sejak lama. Dengan diawali MOU ini diharapkan kedepan Benteng peninggalan Belanda bisa dikelola dengan baik dan bisa menghasilkan kemanfaatan bersama baik bagi Kab. Ngawi dan TNI.

Lebih lanjut Bupati menginginkan dan melestarikan benteng sebgai cagar budaya yg tidak boleh hilang serta akan merestorasi benteng untuk lebih bagus dan menarik. MOU yang ditandatangani ini adalah dalam  penggunaan dan pemanfaatan aset tanah dan bangunan kawasan Benteng Ban den Bosch. (pdy)
Ngawi, Investigasi : Perhatian Pemerintah Kabupaten Ngawi terhadap lingkungan khususnya sungai patut diacungi jempol. Selasa (18/10/16) Seribu relawan yang tergabung dalam Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Ngawi di bawah naungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi melakukan apel siaga relawan dan bersih-bersih sungai bertempat di Alun-alun Merdeka.
Kegiatan yang diikuti oleh Bupati Ngawi Budi Sulistyono, Wabup Ony Anwar,  Komandan Kodim (Dandim) 0805 Letkol Inf M. Triyandono dan Wadan Armed 12 Kostrad Mayor Arm Rony Hermawan, perwakilan BPBD Jawa Timur bersama seribu relawan ini untuk membersihkan titik saluran irigasi di sekitar Kali Madiun lokasinya melintang disekitar benteng Van Den Bosc serta menabur benih ikan di Kali Madiun.
Bupati Ngawi Budi Sulistyono menyampaikan, “Kegiatan ini jangan hanya sebagai ceremonial saja tetapi merupakan bentuk langkah awal yang nyata untuk Sesarengan Mbangun Ngawi. Mari bersama kita kembalikan fungsi sungai yang sebenarnya, melalui restorasi sungai diharapkan akan mampu mewujudkan kondisi esensi sungai ke fungsi alamiahnya untuk menuju Kabupaten Ngawi Tangguh Bencana,” terang Bupati.
Keesokan harinya, Bupati Ngawi berangkat ke Malang untuk melakukan penandatanganan kesepakatan (MoU) dalam hal pengelolaan pengelolaan situs bersejarah Benteng Pendem (Van den Bosch) dengan Pihak TNI yang diwakili oleh Pangdivif 2/KOSTRAD, Mayjen Benny Susianto bertempat di Markas Besar Divisi Infantri 2 Singosari Malang.
Mayjen Benny Susianto menyampaikan rasa syukur atas di selenggarakannya MoU kerjasama antara TNI dan Kabupaten Ngawi dalam mengelola dan mengembangkan situs sejarah Benteng Van Den Bosch. Beliau berharap agar  kerjasama ini kedepan akan menghasilkan suatu hal yang positif bagi Kab. Ngawi dan TNI. Rabu, (19/10/16).
Sementara Bupati Ngawi dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan kegembiraan atas terjalinnya MOU mengenai peninggalan sejarah yang di tunggu sejak lama. Dengan diawali MOU ini diharapkan kedepan Benteng peninggalan Belanda bisa dikelola dengan baik dan bisa menghasilkan kemanfaatan bersama baik bagi Kab. Ngawi dan TNI.

Lebih lanjut Bupati menginginkan dan melestarikan benteng sebgai cagar budaya yg tidak boleh hilang serta akan merestorasi benteng untuk lebih bagus dan menarik. MOU yang ditandatangani ini adalah dalam  penggunaan dan pemanfaatan aset tanah dan bangunan kawasan Benteng Ban den Bosch. (pdy)
Baca

Wakil Bupati Madiun Sidak Tiga Proyek Di RSUD Dolopo

Madiun, Investigasi : Agar mengetahui perkembangan pembangunan proyek yang didanai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) dan APBD Kabupaten Madiun, Rabu, (19/10/16),  Wakil Bupati Madiun H. Iswanto, didampingi Asisten Perekonomian dan pebangunan dan sejumlah rekanan meninjau 10 proyek Tahun Anggaran 2016 senilai Milyar Rupiah lebih.
Saat meninjau di RSUD Dolopo, Wakil Bupati, H. Iswanto mengaku puas dengan progress yang telah dicapai. Dikatakan, pembangunan 3 Instalasi di Rumah Sakit Dolopo ini sudah sesuai dengan harapan. Ketiga proyek fisik di Rumah Sakit Dolopo Kabupaten Madiun ini merupakan bangunan yang sangat-sangat strategis dan dana yang dikeluarkan juga cukup besar.
Untuk itu ketiga proyek ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh dalam pengerjaanya, karena gedung ini kedepannya akan digunakan untuk pelayanan kepada masyarakat yang sakit,” ungkapnya, Rabu (19/10/16).
Meski proses pembangunan cukup bagus, dan sudah melampaui, H. Iswanto tetap berharap agar prosesnya bisa lebih baik lagi tetapi jangan lantas mengurangi kulitasnya. Kulitas harus dijaga dan tetap baik,” pesannya.

Diketahui, untuk tahun 2016 ini RSUD Dolopo mendapat kucuran DAK dan APBD Kabupaten utuk melaksanakan pembangunan 3 Instalasi. Adapun 3 proyek tersebut adalah Pembangunan Gedung Instalasi Farmasi, dan Gudang Farmasi RSUD Dolopo(Lantai 2) senilai Rp. 607.250.000,- dengan sumber dana dari APBD Kabupaten Madiun TA. 2016 dikerjakan oleh CV. Karya Mandiri. Selanjutnya, Pembangunan Gedung Instalasi Rawat Jalan RSUD Dolopo senilai Rp.5.501.340.000,-dengan sumber dana dari DAK Kab. Madiun TA. 2016 dikerjakan oleh PT. Multi Guna Cipta Manggala dan yang terakhir adalah Pembangunan Gedung A 1 Instalasi Gawat Darurat RSUD Dolopo senilai Rp.4.839.490.000,-dengan sumber dana dari APBD Kab. Madiun TA. 2016 dikerjakan oleh PT. Cipta Karsa Bumi Lestari. (p-76)
Madiun, Investigasi : Agar mengetahui perkembangan pembangunan proyek yang didanai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) dan APBD Kabupaten Madiun, Rabu, (19/10/16),  Wakil Bupati Madiun H. Iswanto, didampingi Asisten Perekonomian dan pebangunan dan sejumlah rekanan meninjau 10 proyek Tahun Anggaran 2016 senilai Milyar Rupiah lebih.
Saat meninjau di RSUD Dolopo, Wakil Bupati, H. Iswanto mengaku puas dengan progress yang telah dicapai. Dikatakan, pembangunan 3 Instalasi di Rumah Sakit Dolopo ini sudah sesuai dengan harapan. Ketiga proyek fisik di Rumah Sakit Dolopo Kabupaten Madiun ini merupakan bangunan yang sangat-sangat strategis dan dana yang dikeluarkan juga cukup besar.
Untuk itu ketiga proyek ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh dalam pengerjaanya, karena gedung ini kedepannya akan digunakan untuk pelayanan kepada masyarakat yang sakit,” ungkapnya, Rabu (19/10/16).
Meski proses pembangunan cukup bagus, dan sudah melampaui, H. Iswanto tetap berharap agar prosesnya bisa lebih baik lagi tetapi jangan lantas mengurangi kulitasnya. Kulitas harus dijaga dan tetap baik,” pesannya.

Diketahui, untuk tahun 2016 ini RSUD Dolopo mendapat kucuran DAK dan APBD Kabupaten utuk melaksanakan pembangunan 3 Instalasi. Adapun 3 proyek tersebut adalah Pembangunan Gedung Instalasi Farmasi, dan Gudang Farmasi RSUD Dolopo(Lantai 2) senilai Rp. 607.250.000,- dengan sumber dana dari APBD Kabupaten Madiun TA. 2016 dikerjakan oleh CV. Karya Mandiri. Selanjutnya, Pembangunan Gedung Instalasi Rawat Jalan RSUD Dolopo senilai Rp.5.501.340.000,-dengan sumber dana dari DAK Kab. Madiun TA. 2016 dikerjakan oleh PT. Multi Guna Cipta Manggala dan yang terakhir adalah Pembangunan Gedung A 1 Instalasi Gawat Darurat RSUD Dolopo senilai Rp.4.839.490.000,-dengan sumber dana dari APBD Kab. Madiun TA. 2016 dikerjakan oleh PT. Cipta Karsa Bumi Lestari. (p-76)
Baca

Bidang Pemberdayaan Koperasi Laksanakan Bimtek Pemberdayaan Usaha Koperasi Bagi Pengurus dan Anggotanya

Madiun, Investigasi : Untuk mengoptimalkan usaha Koperasi khususnya terkait dengan Keterampilan Usaha Pengolahan Aneka Olahan Tepung Mocaf dan Managerial Usaha Simpan Pinjam, Dinas Koperindagpar Kabupaten Madiun menggelar acara Bimbingan Teknis Pemberdayaan Usaha Koperasi bertempat di Gedung Pertemuan Hotel Setia Budi Madiun tanggal 17 - 19 Oktober 2016.
Untuk mendukung kesuksesan acara Bimtek Pemberdayaan Usaha Koperasi ini, Bidang Pemberdayaan Koperasi, Dinas Koperindagpar Kabupaten Madiun mengundang narasumber yang berkopenten dibidangnya yaitu Fakultas Pertanian Universitas Jember, Jawa Timur dan Lembaga Pelindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Jawa Tengah.
Opening Ceremony Bimbingan Teknis Pemberdayaan Usaha Koperasi ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Koperindagpar Kabupaten Madiun, Sawung Rehtomo dan Kepala Bidang Pemberdayaan Koperasi, Amin Santoso dan dihadiri oleh Pengurus dan Anggota Koperasi Wanita yang memiliki usaha riil Koperasi di 15 Kecamatan se Kabupaten Madiun.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Koperindagpar Kabupaten Madiun, sawung Rehtomo mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk lebih mengoptimalkan usaha koperasi yang dijalankan oleh para pengurus dan anggota Koperasi Wanita yang ada di Kabupaten Madiun. “Kegiatan ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta pemahaman terkait dengan pengembangan usaha koperasi dan anggotannya,” ungkap Sawung Rehtomo. Senin (17/10/16)
Melalui kegiatan ini, lanjut sawung Rehtomo, Pemerintah Kabupaten Madiun melalui Bidang Pemberdayaan Koperasi ingin memberikan wawasan dan masukan bagi pelaku Usaha Pengolahan Aneka Olahan Tepung Mocaf dan Managerial Usaha Simpan Pinjam.
“Khususnya terkait dengan perlindungan hokum atas penerapan jaminan fidusia USP Koperasi bagi Pengurus dan Anggota Koperasi wanita serta masyarakat Kabupaten Madiun pada umumnya,” tegas Sawung Rehtomo.
Diharapkan, dengan semakin meningkatnya pengetahuan terkait dengan aspek hukum serta wawasan tentang managerial usaha koperasi, nantinya berimbas pada peningkatan kesejahteraan Insan Pengelola Koperasi beserta anggotannya dan nantinya bisa memberi manfaat yang positif bagi masyarakat Kabupaten Madiun.

“Ini juga dalam rangka mengaplikasikan dan mensinergikan visi Pemerintah Kabupaten Madiun yaitu Kabupaten Madiun Lebih Sejahtera Tahun 2018,” pungkasnya. (p-76)
Madiun, Investigasi : Untuk mengoptimalkan usaha Koperasi khususnya terkait dengan Keterampilan Usaha Pengolahan Aneka Olahan Tepung Mocaf dan Managerial Usaha Simpan Pinjam, Dinas Koperindagpar Kabupaten Madiun menggelar acara Bimbingan Teknis Pemberdayaan Usaha Koperasi bertempat di Gedung Pertemuan Hotel Setia Budi Madiun tanggal 17 - 19 Oktober 2016.
Untuk mendukung kesuksesan acara Bimtek Pemberdayaan Usaha Koperasi ini, Bidang Pemberdayaan Koperasi, Dinas Koperindagpar Kabupaten Madiun mengundang narasumber yang berkopenten dibidangnya yaitu Fakultas Pertanian Universitas Jember, Jawa Timur dan Lembaga Pelindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Jawa Tengah.
Opening Ceremony Bimbingan Teknis Pemberdayaan Usaha Koperasi ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Koperindagpar Kabupaten Madiun, Sawung Rehtomo dan Kepala Bidang Pemberdayaan Koperasi, Amin Santoso dan dihadiri oleh Pengurus dan Anggota Koperasi Wanita yang memiliki usaha riil Koperasi di 15 Kecamatan se Kabupaten Madiun.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Koperindagpar Kabupaten Madiun, sawung Rehtomo mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk lebih mengoptimalkan usaha koperasi yang dijalankan oleh para pengurus dan anggota Koperasi Wanita yang ada di Kabupaten Madiun. “Kegiatan ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta pemahaman terkait dengan pengembangan usaha koperasi dan anggotannya,” ungkap Sawung Rehtomo. Senin (17/10/16)
Melalui kegiatan ini, lanjut sawung Rehtomo, Pemerintah Kabupaten Madiun melalui Bidang Pemberdayaan Koperasi ingin memberikan wawasan dan masukan bagi pelaku Usaha Pengolahan Aneka Olahan Tepung Mocaf dan Managerial Usaha Simpan Pinjam.
“Khususnya terkait dengan perlindungan hokum atas penerapan jaminan fidusia USP Koperasi bagi Pengurus dan Anggota Koperasi wanita serta masyarakat Kabupaten Madiun pada umumnya,” tegas Sawung Rehtomo.
Diharapkan, dengan semakin meningkatnya pengetahuan terkait dengan aspek hukum serta wawasan tentang managerial usaha koperasi, nantinya berimbas pada peningkatan kesejahteraan Insan Pengelola Koperasi beserta anggotannya dan nantinya bisa memberi manfaat yang positif bagi masyarakat Kabupaten Madiun.

“Ini juga dalam rangka mengaplikasikan dan mensinergikan visi Pemerintah Kabupaten Madiun yaitu Kabupaten Madiun Lebih Sejahtera Tahun 2018,” pungkasnya. (p-76)
Baca
 
Investigasi New Biro Madiun. Alamat Jl. Gemah Ripah No. 30 Dolopo Kabupaten Madiun. Telp. 081249410099
Support : PT. INSAN MANDIRI PERMATA
Copyright © 2014. Investigasi New Madiun
Template Edited by Investigasi Biro Madiun
Telp/Message : 081249410099 | 0856 0449 9100