Hujan Semalam Suntuk, Kwadungan Terendam Banjir

Ngawi, Investigasi : Hujan yang turun semalam suntuk hingga pagi harinya membuat debit air di Sungai Madiun (Bengawan Madiun) meluap. Bahkan aliran sungai yang bermuara di Bengawan Solo ini tidak bisa menampung air dari sungai-sungai kecil yang menginduk di Bengawan Madiun dan akibatnya banjir melanda disepanjang aliran Bengawan Madiun.
Bukan hanya Jalan Raya Kwadungan tepatnya di Desa Purwosari dan Desa Simo, Kecamatan Kwadungan yang terendam air setinggi satu meter. Bahkan beberapa dukuh diwilayah Desa Simo dan Purwosari terkepung oleh banjir hingga malam hari.
Menurut Sukiman, Warga Desa Purwosari, air datang pada pagi hari, Rabu (28/9/16) setelah hujan reda. “Saya bangun pada waktu subuh air belum naik, tapi menjelang hujan reda sekitar jam 7 pagi air mulai datang dan naik terus,” ungkapnya pada Wartawan Investigasi.
Ketika Wartawan Investigasi mencoba masuk dan melewati dukuh Serut, Desa Purwosari, Kecamatan Kwadungan tampak areal pemakaman umum desa setempat juga ikut terendam. Menurut Karji, Warga setempat, areal tersebut merupakan langganan banjir bila aliran air sungai meluap.
Tampak mobil patroli dari Polsek Kwadungan terus mondar-mandir membantu siswa sekolah yang terjebak banjir. Selain Desa Simo dan Puwosari, desa lain yang terdampak oleh banjir adalah Desa Bendo, Kecamatan Padas. Banjir yang melanda Desa Bendo tersebut semakin malam malah semakin naik sehingga banyak warga yang mengungsi dirumah sanak keluarganya untuk menyelamatkan diri sembari membawa ternak mereka.
Namun, banyak juga yang bertahan di rumah masing-masing dengan alasan untuk menjaga harta bendanya. "Ini saya mau memgungsi. Dari pagi hujan tak surut -surut. Saya pikir bakal surut, eh malah semakin naik debit airnya," kata Yatmin, salah satu warga, Rabu (28/9/16) malam.
Akibatnya, aktivitas di lokasi yang terdampak banjir terganggu. Arus lalulintas berhenti total. Masyarakat berharap banjir yang melanda wilayahnya agar segera surut sehingga masyarakat bisa beraktivitas seperti semula. (p-76/yyk)
Ngawi, Investigasi : Hujan yang turun semalam suntuk hingga pagi harinya membuat debit air di Sungai Madiun (Bengawan Madiun) meluap. Bahkan aliran sungai yang bermuara di Bengawan Solo ini tidak bisa menampung air dari sungai-sungai kecil yang menginduk di Bengawan Madiun dan akibatnya banjir melanda disepanjang aliran Bengawan Madiun.
Bukan hanya Jalan Raya Kwadungan tepatnya di Desa Purwosari dan Desa Simo, Kecamatan Kwadungan yang terendam air setinggi satu meter. Bahkan beberapa dukuh diwilayah Desa Simo dan Purwosari terkepung oleh banjir hingga malam hari.
Menurut Sukiman, Warga Desa Purwosari, air datang pada pagi hari, Rabu (28/9/16) setelah hujan reda. “Saya bangun pada waktu subuh air belum naik, tapi menjelang hujan reda sekitar jam 7 pagi air mulai datang dan naik terus,” ungkapnya pada Wartawan Investigasi.
Ketika Wartawan Investigasi mencoba masuk dan melewati dukuh Serut, Desa Purwosari, Kecamatan Kwadungan tampak areal pemakaman umum desa setempat juga ikut terendam. Menurut Karji, Warga setempat, areal tersebut merupakan langganan banjir bila aliran air sungai meluap.
Tampak mobil patroli dari Polsek Kwadungan terus mondar-mandir membantu siswa sekolah yang terjebak banjir. Selain Desa Simo dan Puwosari, desa lain yang terdampak oleh banjir adalah Desa Bendo, Kecamatan Padas. Banjir yang melanda Desa Bendo tersebut semakin malam malah semakin naik sehingga banyak warga yang mengungsi dirumah sanak keluarganya untuk menyelamatkan diri sembari membawa ternak mereka.
Namun, banyak juga yang bertahan di rumah masing-masing dengan alasan untuk menjaga harta bendanya. "Ini saya mau memgungsi. Dari pagi hujan tak surut -surut. Saya pikir bakal surut, eh malah semakin naik debit airnya," kata Yatmin, salah satu warga, Rabu (28/9/16) malam.
Akibatnya, aktivitas di lokasi yang terdampak banjir terganggu. Arus lalulintas berhenti total. Masyarakat berharap banjir yang melanda wilayahnya agar segera surut sehingga masyarakat bisa beraktivitas seperti semula. (p-76/yyk)
Baca

Walikota Yakin, Malam Grebeg Suro, Kota Madiun Kondusif

Madiun Kota, Investigasi : Anggapan perayaan malam satu suro atau yang lebih dikenal dengan sebutan Grebeg Suro sangat rawan akan gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) ditepis oleh Bambang Irianto, Walikota Madiun.
Jauh hari, Walikota Madiun mengajak bicara para stakeholder dan para pengurus Perguruan Silat serta ratusan masyarakat agar masyarakat bisa merasa nyaman saat pelaksanaan Grebeg Suro berlangsung.
Ajakan ini disampaikan oleh Walikota Madiun saat menggelar acara rapat koordinasi peningkatan Kamtibmas di aula Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Rabu (28/9/2016). Bambang Irianto meminta masyarakat tidak resah saat menghadapi perayaan Grebeg Suro atau pergantian tahun Islam 1438 Hijriyah. “Grebeg Suro itu tidak menakutkan. Malah kalau bisa Grebeg Suro harus dikemas secara bagus sehingga kondusifitas bisa terjaga,” ungkap Bambang Irianto, Walikota Madiun dihadapan ratusan masyarakat Manguharjo.
Walaupun di Madiun ada dua Perguruan Pencak Silat terbesar se Indonesia, Walikota Madiun mengaku tidak khawatir karena setiap tahun penyelenggaraan Grebeg Suro selalu dievaluasi dan hasilnya memuaskan. “Saya minta masyarakat juga ikut mempertahankan situasi agar tetap kondusif,” lanjutnya.
Untuk menjaga agar situasi keamanan dan ketertiban tetap terjaga, diminta Aparat Penegak Hukum ikut aktif memberikan informasi terkait tentang kondisi Kamtibmas di Kota Madiun. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk mengaktifkan siskamling sehingga bisa meminimalkan kejadian kriminal diwilayah masing-masing.
Walikota Madiun berharap agar masyarakat Kota Madiun memahami makna Grebeg Suro serta bisa ikut berperan aktif dalam menjaga Kamtibmas dilingkungan masing-masing. (p-76)
Madiun Kota, Investigasi : Anggapan perayaan malam satu suro atau yang lebih dikenal dengan sebutan Grebeg Suro sangat rawan akan gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) ditepis oleh Bambang Irianto, Walikota Madiun.
Jauh hari, Walikota Madiun mengajak bicara para stakeholder dan para pengurus Perguruan Silat serta ratusan masyarakat agar masyarakat bisa merasa nyaman saat pelaksanaan Grebeg Suro berlangsung.
Ajakan ini disampaikan oleh Walikota Madiun saat menggelar acara rapat koordinasi peningkatan Kamtibmas di aula Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Rabu (28/9/2016). Bambang Irianto meminta masyarakat tidak resah saat menghadapi perayaan Grebeg Suro atau pergantian tahun Islam 1438 Hijriyah. “Grebeg Suro itu tidak menakutkan. Malah kalau bisa Grebeg Suro harus dikemas secara bagus sehingga kondusifitas bisa terjaga,” ungkap Bambang Irianto, Walikota Madiun dihadapan ratusan masyarakat Manguharjo.
Walaupun di Madiun ada dua Perguruan Pencak Silat terbesar se Indonesia, Walikota Madiun mengaku tidak khawatir karena setiap tahun penyelenggaraan Grebeg Suro selalu dievaluasi dan hasilnya memuaskan. “Saya minta masyarakat juga ikut mempertahankan situasi agar tetap kondusif,” lanjutnya.
Untuk menjaga agar situasi keamanan dan ketertiban tetap terjaga, diminta Aparat Penegak Hukum ikut aktif memberikan informasi terkait tentang kondisi Kamtibmas di Kota Madiun. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk mengaktifkan siskamling sehingga bisa meminimalkan kejadian kriminal diwilayah masing-masing.
Walikota Madiun berharap agar masyarakat Kota Madiun memahami makna Grebeg Suro serta bisa ikut berperan aktif dalam menjaga Kamtibmas dilingkungan masing-masing. (p-76)
Baca

Walikota Madiun Tinjau Masyarakat Yang Terkena Banjir


Madiun Kota, Investigasi : Hujan deras yang mengguyur Kota Madiun semalam suntuk, Selasa (27/9/16) hingga pagi, Rabu (28/9/16) membuat  beberapa wilayah di beberapa Kelurahan terendam air. Hal ini tentu membuat Bambang Irianto, Walikota Madiun khawatir apabila hujan turun terus menerus maka banyak warganya yang akan terdampak banjir.
Apa yang menjadi kekhawatiran dari Walikota Madiun ternyata terbukti, pagi harinya Bambang Irianto mendapatkalun informasi bahwa ada lima Kelurahan dibeberapa Kecamatan terken banjir. Karuan saja, Walikota Madiun langsung memerintahkan anak buahnya untuk segeran mengatasi kondisi seperti itu. Bahkan Walikota Madiun turun langsung memantau kondisi warganya yang terkena banjir.
Saat meninjau di Jalan Sultan Trenggono, Kelurahan/Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Bambang Irianto berlega hati karena air yang menggenang di wilayah tersebut bukan karena luapan air sungai melainkan genangan air hujan yang belum tertampung disungai. “Ini hanya air yang mengantri untuk masuk ke Bengawan Madiun. Ini hanya genangan saja,” ungkap Walikota Madiun, Rabu (28/9/16).
Bambang Irianto menegaskan, Pemerintah Kota Madiun akan cepat tanggap dengan mendistribusikan makanan siap saji kepada masyarakat yang terdampak banjir apabila nantinya air semakin meninggi.
Sementara, menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), lima Kelurahan yang terkena banjir tersebut adalah Kelurahan Kelun, Rejomulyo, Tawangrejo, Manguharjo dan Nambangan Lor. Ketinggian airnya bervariasi, mulai dari setengah meter hingga satu meter yang terdapat di beberapa titik.
Menurut Suwarno, Kepala BPBD Kota Madiun, hanya wilayah Tawangrejo dan Kelun yang terdampak banjir agak parah, namun air sudah mulai surut sehingga tidak mengganggu aktivitas masyarakat setempat.
Karena dianggap belum parah seperti tahun lalu, maka masyarakat yang terkena banjir memilih bertahan sembari menjaga harta bendanya. “Kita siagakan tim evakuasi dibeberapa titik sekaligus siap mendistribusikan makanan siap saji. Semoga banjir ini cepat surut,” pungkas Suwarno. (p-76)

Madiun Kota, Investigasi : Hujan deras yang mengguyur Kota Madiun semalam suntuk, Selasa (27/9/16) hingga pagi, Rabu (28/9/16) membuat  beberapa wilayah di beberapa Kelurahan terendam air. Hal ini tentu membuat Bambang Irianto, Walikota Madiun khawatir apabila hujan turun terus menerus maka banyak warganya yang akan terdampak banjir.
Apa yang menjadi kekhawatiran dari Walikota Madiun ternyata terbukti, pagi harinya Bambang Irianto mendapatkalun informasi bahwa ada lima Kelurahan dibeberapa Kecamatan terken banjir. Karuan saja, Walikota Madiun langsung memerintahkan anak buahnya untuk segeran mengatasi kondisi seperti itu. Bahkan Walikota Madiun turun langsung memantau kondisi warganya yang terkena banjir.
Saat meninjau di Jalan Sultan Trenggono, Kelurahan/Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Bambang Irianto berlega hati karena air yang menggenang di wilayah tersebut bukan karena luapan air sungai melainkan genangan air hujan yang belum tertampung disungai. “Ini hanya air yang mengantri untuk masuk ke Bengawan Madiun. Ini hanya genangan saja,” ungkap Walikota Madiun, Rabu (28/9/16).
Bambang Irianto menegaskan, Pemerintah Kota Madiun akan cepat tanggap dengan mendistribusikan makanan siap saji kepada masyarakat yang terdampak banjir apabila nantinya air semakin meninggi.
Sementara, menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), lima Kelurahan yang terkena banjir tersebut adalah Kelurahan Kelun, Rejomulyo, Tawangrejo, Manguharjo dan Nambangan Lor. Ketinggian airnya bervariasi, mulai dari setengah meter hingga satu meter yang terdapat di beberapa titik.
Menurut Suwarno, Kepala BPBD Kota Madiun, hanya wilayah Tawangrejo dan Kelun yang terdampak banjir agak parah, namun air sudah mulai surut sehingga tidak mengganggu aktivitas masyarakat setempat.
Karena dianggap belum parah seperti tahun lalu, maka masyarakat yang terkena banjir memilih bertahan sembari menjaga harta bendanya. “Kita siagakan tim evakuasi dibeberapa titik sekaligus siap mendistribusikan makanan siap saji. Semoga banjir ini cepat surut,” pungkas Suwarno. (p-76)
Baca
 
Investigasi New Biro Madiun. Alamat Jl. Gemah Ripah No. 30 Dolopo Kabupaten Madiun. Telp. 081249410099
Support : PT. INSAN MANDIRI PERMATA
Copyright © 2014. Investigasi New Madiun
Template Edited by Investigasi Biro Madiun
Telp/Message : 081249410099 | 0856 0449 9100