Tasyakuran Hari Jadi Kota Madiun Ke 98, Kota Madiun Semakin Sejahtera

Madiun Kota, Investigasi : Tasyakuran dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Madiun ke 98 Tahun 2016 dilaksanakan di halaman Balaikota Madiun, Minggu (19/6/16). Hadir dalam acara tersebut Walikota Madiun, H. Bambang Irianto, Wakil Walikota, Sekda, Jajaran Forpimda Kota Madiun, Jajaran SKPD dan masyarakat.
Dalam sambutannya, Walikota Madiun, H. Bambang Irianto mengatakan bahwa diusia yang menginjak 98 tahun ini, Kota Madiun semakin bersinar. Berbagai prestasi sudah diraih sebagai bukti bahwa Kota Madiun terus berbenah menuju yang lebih baik.
Lebih lanjut dikatakan, seiring bertambahnya usia dari Kota Madiun, perekonomian masyarakat khususnya Kota Madiun bertambah baik, akan lebih baik."Perekonomian saat ini lebih baik dari pada tahun sebelumnya," tegasnya.
Ditegaskan, Walikota Madiun berharap masyarakat Kota Madiun kedepannya lebih sejahtera lagi sehingga tercapai tatanan pemerintah yang bermartabat. “Saya berharap masyarakat lebih sejahtera, makmur dan sehat wal afiat. Saya juga minta maaf, apabila kepemimpinan saya selama tujuh tahun ini, ada kekurangan,” kata H Bambang Irianto.
Selanjutnya, H. Bambang Irianto akan terbang ke Jakarta guna menerima Piala Adipura dari Menteri Lingkungan Hidup. Walikota  mengatakan, capaian ini berkat kerjasama dan doa dari seluruh lapisan masyarakat Kota Madiun.  "Hari Rabu depan saya akan berangkat ke Jakarta, saya mohon doa dan dukungannya," ucap Walikota.
Setelah pembaberian tausiah dan pembacaan doa oleh Kepala Kementerian Agama Kota Madiun, Amir Solehudin,, acara tasyakuran dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng Hari Jadi Kota Madiun. Oleh Walikota Madiun, potongan tumpeng tersebut diberikan kepada tokoh masyarakat yang dalam hal ini diwakili oleh Ketua DPRD Kota Madiun, Istono.
Sejarah singkat tentang Kota Madiun bermula dari Jaman Hindia Belanda. Madiun adalah suatu Gemeente yang berpemerintahan sendiri (Swapraja) karena komunitas Belanda yang bekerja di berbagai perkebunan dan industri tidak ingin diatur atau diperintah oleh seorang Bupati yang notabene merupakan pribumi (orang Jawa).
Sebagai suatu kota Swapraja, Madiun didirikan pada tanggal 20 Juni 1918 dan dipimpin pertama kali oleh Asisten Residen Madiun. Baru ditahun 1927, Madiun dipimpin oleh seorang Walikota. 

Sampai saat ini, H. Bambang Irianto merupakan Walikota ke 27 yang memimpin Kota Madiun dan terbukti Kota Madiun berkembang pesat di berbagai sektor sehingga masyarakatnya makmur dan sejahtera. (p-76)
Madiun Kota, Investigasi : Tasyakuran dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Madiun ke 98 Tahun 2016 dilaksanakan di halaman Balaikota Madiun, Minggu (19/6/16). Hadir dalam acara tersebut Walikota Madiun, H. Bambang Irianto, Wakil Walikota, Sekda, Jajaran Forpimda Kota Madiun, Jajaran SKPD dan masyarakat.
Dalam sambutannya, Walikota Madiun, H. Bambang Irianto mengatakan bahwa diusia yang menginjak 98 tahun ini, Kota Madiun semakin bersinar. Berbagai prestasi sudah diraih sebagai bukti bahwa Kota Madiun terus berbenah menuju yang lebih baik.
Lebih lanjut dikatakan, seiring bertambahnya usia dari Kota Madiun, perekonomian masyarakat khususnya Kota Madiun bertambah baik, akan lebih baik."Perekonomian saat ini lebih baik dari pada tahun sebelumnya," tegasnya.
Ditegaskan, Walikota Madiun berharap masyarakat Kota Madiun kedepannya lebih sejahtera lagi sehingga tercapai tatanan pemerintah yang bermartabat. “Saya berharap masyarakat lebih sejahtera, makmur dan sehat wal afiat. Saya juga minta maaf, apabila kepemimpinan saya selama tujuh tahun ini, ada kekurangan,” kata H Bambang Irianto.
Selanjutnya, H. Bambang Irianto akan terbang ke Jakarta guna menerima Piala Adipura dari Menteri Lingkungan Hidup. Walikota  mengatakan, capaian ini berkat kerjasama dan doa dari seluruh lapisan masyarakat Kota Madiun.  "Hari Rabu depan saya akan berangkat ke Jakarta, saya mohon doa dan dukungannya," ucap Walikota.
Setelah pembaberian tausiah dan pembacaan doa oleh Kepala Kementerian Agama Kota Madiun, Amir Solehudin,, acara tasyakuran dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng Hari Jadi Kota Madiun. Oleh Walikota Madiun, potongan tumpeng tersebut diberikan kepada tokoh masyarakat yang dalam hal ini diwakili oleh Ketua DPRD Kota Madiun, Istono.
Sejarah singkat tentang Kota Madiun bermula dari Jaman Hindia Belanda. Madiun adalah suatu Gemeente yang berpemerintahan sendiri (Swapraja) karena komunitas Belanda yang bekerja di berbagai perkebunan dan industri tidak ingin diatur atau diperintah oleh seorang Bupati yang notabene merupakan pribumi (orang Jawa).
Sebagai suatu kota Swapraja, Madiun didirikan pada tanggal 20 Juni 1918 dan dipimpin pertama kali oleh Asisten Residen Madiun. Baru ditahun 1927, Madiun dipimpin oleh seorang Walikota. 

Sampai saat ini, H. Bambang Irianto merupakan Walikota ke 27 yang memimpin Kota Madiun dan terbukti Kota Madiun berkembang pesat di berbagai sektor sehingga masyarakatnya makmur dan sejahtera. (p-76)
Baca

Air Terjun Suksukan, Pesona Keindahan Alam Desa Tileng

Madiun, Investigasi : Banyak yang belum tahu kalau di Desa Tileng, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun terdapat destinasi wisata lokal alami yaitu air terjun Suksukan. Air terjun dengan 2 tingkat yang total setinggi 30 meter ini yang berada diwilayah Dusun Gajahan, RT 7 RW 3, Desa Tileng ini sudah lama ditemukan, namun belum tergarap secara maksimal.
Dengan didampingi Kepala Desa Tileng dan beberapa perangkat, Wartawan SKN Investigasi New berkesempatan menjelajah dan menyusuri aliran sungai hingga sampai di titik terendah air terjun Suksukan tersebut.
Menurut Miratnu, Kepala Desa Tileng, air terjun Suksukan ini memang sudah lama ditemukan, namun belum diangkat karena lokasi air terjun tersebut jarang dilewati penduduk. “Kita usahakan agar akses jalan menuju air terjun ini dibangun dan ditata sehingga bisa menarik minat wisatawan,” ungkap Miratnu.
Sepanjang langkah menyusuri aliran sungai yang berair jernih dan bebatuan ini, mata Wartawan Investigasi dimanjakan hijaunya dedaunan dan gemerecik air sehingga membuat perasaan menjadi tentram serta lupa akan kepenatan rutinitas sehari-hari.

Diterangkan, air terjun Suksukan ini tercipta dari pertemuan dua aliran sungai yaitu aliran sungai Bata Putih yang berasal dari sumber mata air Desa Tileng dengan aliran sungai Jeram yang berasal dari Desa Ngebel (Ponorogo). “Pertemuan 2 aliran sungai besar ini bertemu dalam satu titik (tempuran) di air terjun Suksukan,” kata Miratnu sembari membersihkan kayu yang berada dibawah air terjun.
Pesona wisata inilah yang nantinya akan ditawarkan Pemerintah Desa Tileng agar masyarakat luas tahu bahwa di Desa Tileng mempunyai destinasi wisata alami yang bisa dijadikan referensi untuk wisata keluarga.
Selanjutnya Miratnu menjelaskan, Desa Tileng terdiri dari 3 dusun yaitu Dusun Krajan, Pokolimo dan Gondoroso yang rata-rata penduduknya menanam cengkih dan durian. Namun, kebiasaan penduduk setempat apabila panen mereka menjual sendiri-sendiri ataupun ada yang diambil pengepul dengan harga yang relatif murah. “Apabila nantinya akses ke air terjun Suksukan ini sudah dibuka, maka disekitar lokasi air terjun apabila panen durian akan kita tawarkan kepengunjung yang datang,” ujarnya.
Dibalik keindahan dan keasrian air terjun Suksukan ini terdapat legenda yang merupakan bentuk kearifan lokal desa setempat. Diceritakan secara turun temurun bahwa secara ghaib daerah air terjun Suksukan tersebut akan dijadikan telaga, namun sebelum telaga terbentuk, tiba-tiba terdengan suara lesung ditabuh oleh Mbok Rondo Dayakan (Segulung) sehingga pembuatan telaga dalam satu malam batal.
Yang pasti, keindahan air terjun Suksukan dipastikan bisa menambah referensi wisata yang ada di wilayah Kabupaten Madiun. “Silahkan datang dan buktikan keindahan air terjun Suksukan,” pungkas Miratnu. (p-76)


Madiun, Investigasi : Banyak yang belum tahu kalau di Desa Tileng, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun terdapat destinasi wisata lokal alami yaitu air terjun Suksukan. Air terjun dengan 2 tingkat yang total setinggi 30 meter ini yang berada diwilayah Dusun Gajahan, RT 7 RW 3, Desa Tileng ini sudah lama ditemukan, namun belum tergarap secara maksimal.
Dengan didampingi Kepala Desa Tileng dan beberapa perangkat, Wartawan SKN Investigasi New berkesempatan menjelajah dan menyusuri aliran sungai hingga sampai di titik terendah air terjun Suksukan tersebut.
Menurut Miratnu, Kepala Desa Tileng, air terjun Suksukan ini memang sudah lama ditemukan, namun belum diangkat karena lokasi air terjun tersebut jarang dilewati penduduk. “Kita usahakan agar akses jalan menuju air terjun ini dibangun dan ditata sehingga bisa menarik minat wisatawan,” ungkap Miratnu.
Sepanjang langkah menyusuri aliran sungai yang berair jernih dan bebatuan ini, mata Wartawan Investigasi dimanjakan hijaunya dedaunan dan gemerecik air sehingga membuat perasaan menjadi tentram serta lupa akan kepenatan rutinitas sehari-hari.

Diterangkan, air terjun Suksukan ini tercipta dari pertemuan dua aliran sungai yaitu aliran sungai Bata Putih yang berasal dari sumber mata air Desa Tileng dengan aliran sungai Jeram yang berasal dari Desa Ngebel (Ponorogo). “Pertemuan 2 aliran sungai besar ini bertemu dalam satu titik (tempuran) di air terjun Suksukan,” kata Miratnu sembari membersihkan kayu yang berada dibawah air terjun.
Pesona wisata inilah yang nantinya akan ditawarkan Pemerintah Desa Tileng agar masyarakat luas tahu bahwa di Desa Tileng mempunyai destinasi wisata alami yang bisa dijadikan referensi untuk wisata keluarga.
Selanjutnya Miratnu menjelaskan, Desa Tileng terdiri dari 3 dusun yaitu Dusun Krajan, Pokolimo dan Gondoroso yang rata-rata penduduknya menanam cengkih dan durian. Namun, kebiasaan penduduk setempat apabila panen mereka menjual sendiri-sendiri ataupun ada yang diambil pengepul dengan harga yang relatif murah. “Apabila nantinya akses ke air terjun Suksukan ini sudah dibuka, maka disekitar lokasi air terjun apabila panen durian akan kita tawarkan kepengunjung yang datang,” ujarnya.
Dibalik keindahan dan keasrian air terjun Suksukan ini terdapat legenda yang merupakan bentuk kearifan lokal desa setempat. Diceritakan secara turun temurun bahwa secara ghaib daerah air terjun Suksukan tersebut akan dijadikan telaga, namun sebelum telaga terbentuk, tiba-tiba terdengan suara lesung ditabuh oleh Mbok Rondo Dayakan (Segulung) sehingga pembuatan telaga dalam satu malam batal.
Yang pasti, keindahan air terjun Suksukan dipastikan bisa menambah referensi wisata yang ada di wilayah Kabupaten Madiun. “Silahkan datang dan buktikan keindahan air terjun Suksukan,” pungkas Miratnu. (p-76)


Baca
 
Investigasi New Biro Madiun. Alamat Jl. Gemah Ripah No. 30 Dolopo Kabupaten Madiun. Telp. 081249410099
Support : PT. INSAN MANDIRI PERMATA
Copyright © 2014. Investigasi New Madiun
Template Edited by Investigasi Biro Madiun
Telp/Message : 081249410099 | 0856 0449 9100