Ngawi,
Investigasi : Sampai
saat ini budaya halal bi halal pada nuansa berlebaran atau Hari Raya Idul Fitri
masih nampak jelas nampak di permukaan masyarakat Indonesia kalangan umat
muslim. Mereka memanfaatkan kesempatan tersebut untuk bersilaturahmi kepada
sanak keluarga, handai taulan berbagai komunitas dan tidak ketinggalan kepada
jajaran atasannya di instansi mereka, ataupun untuk menggelar reuni dengan
teman-teman saat sekolah baik teman SMP, SMA maupun saat kuliah.
Bupati Ngawi Ir Budi Sulistyono tidak menyia-nyiakan momentum tersebut.
Dia menggelar halal bihalal, bersilaturahmi sekaligus bawa rasa dengan para
warga perantau asal Ngawi (7/7) dengan mengambil tempat di halaman Pendapa
Kabupaten Ngawi. Dapat ditambahkan bahwa perhelatan Hari Raya di Kabupaten
Ngawi selalu berkaitan dengan Hari Jadi Kabupaten Ngawi yang jatuh pada tanggal
7 Juli.
Hadir dalam pertemuan tersebut para perantau asal Ngawi yang sukses di
perantauan seperti Surabaya, Jakarta, Batam dan sebagainya. Ada yang sukses
sebagai pengusaha, sebagai seniman atau seniwati, pedagang, bahkan tidak
sedikit yang berkarir di TNI- Polri dan menyandang pangkat jendral.
Suatu misal sebut saja Ikif, wanita asal desa Jambe,Kecamatan Paron,
Kabupaten Ngawi yang namanya sempat membawa nama Ngawi melalui Academy Dangdut
Indosiar. Sang juragan beras Nelis adalah pemasok beras terbesar untuk wilayah
Jakarta, dia adalah pengusaha asal desa Sidorejo, Kecamatan Geneng, dan masih
banyak lagi perantau asal Ngawi yang sukses.
Dalam paparannya Budi Sulistyono menyampaikan apresiasinya kepada para
perantau asal Ngawi atas kepeduliannya terhadap kota asalnya. Dia mengatakan
bahwa acara seperti itu akan digelar rutin setiap tahun pada dua hari setelah
lebaran.
Masih dalam suasana lebaran pada hari pertama masuk kerja kembali (11/7)
setelah libur panjang, Bupati, Wakil Bupati, Uspimda Kabupaten Ngawi mengadakan
halal bi halal bersama dengan para PNS lingkung Kabupaten Ngawi. Mereka saling
berjabatan tangan ucapan saling memaafkan atas segala kesalakan yang telah
dilakukan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Tak pelak lagi jika yang mengantri
untuk berjabatan tangan berjumlah sekitar 500 orang, maka barisan membentuk
ular-ularan yang unik. Usai bersalam-salaman acara dilanjutkan dengan menikmati
sajian dengan menu khas lebaran, antara lain lontong dan ketupat. (pdy)
Posting Komentar