Madiun, Investigasi :
Untuk menikatkan produksi padi di Kabupaten Madiun, Dinas Pertanian, Tanaman
Pangan dan Holtikultura Kabupaten Madiun mulai menerapkan metode penanaman padi
system organic. Metode ini merupakan suatu inovasi dalam teknik budidaya padi.
Di beberapa tempat, metode ini telah berhasil meningkatkan produktivitas padi
hingga dua kali lipat.
Cara budidaya menanam padi
dengan menggunakan pupuk organic ini sebenarnya tidak asing bagi para
petani kita, karena sebagian besar prosesnya sudah dipahami dan biasa dilakukan
petani. Metode ini dinamakan bersawah organik dan menghasilkan padi/beras
organik karena mulai dari pengolahan lahan, pemupukan hingga penanggulangan
serangan hama sama-sekali tidak menggunakan
bahan-bahan kimia .
“Di
Kabupaten Madiun, saat ini tengah dikembangkan system ini. Penerapan pupuk organic
ini dalam rangka peningkatan produksi pada tanaman padi,” kata Eddy Sayoko,
Kabid Usaha Pertanian, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura
Kabupaten Madiun pada SKN Investigasi, Kamis (7/4/16).
Dikatakan, metode ini seluruhnya menggunakan bahan organik yang ramah
lingkungan, dan bersahabat dengan alam serta mahluk hidup di lingkungan
persawahan. Terbukti, dengan menggunakan system ini hasil yang diperoleh sangat tinggi.
“Dengan sistem organic,
daur ekologis akan berlangsung dengan baik karena memanfaatkan mikroorganisme
tanah secara natural,” lanjutnya.
Pada gilirannya,
keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan akan selalu terjaga. Di sisi
lain, produk yang dihasilkan dari metode ini lebih sehat bagi konsumen karena
terbebas dari paparan zat kimia berbahaya.
“Melalui
metode ini diharapkan kelestarian lingkungan dapat tetap terjaga dengan baik,
demikian juga dengan produk akhir yang dihasilkan, yang notabene lebih sehat
bagi konsumen karena terbebas dari paparan zat kimia berbahaya,” terang Eddy
Sayoko.
Saat
ini, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Madiun tengah
menerapkan system ini di wilayah Kecamatan Geger dan hasilnya sangat memuaskan
yaitu 7,3 ton per hektar. “Dari penghitungan hasil ubinan yaitu 4,5 x 1.600
(per kilo) dihasilkan sekitar 7,3 ton /hektar,” ungkap Eddy Sayoko.
Tentu
saja hal ini bias memangkas biaya produksi seminimal mungkin dan bias membantu
kelompok tani dalam meningkatkan hasil produksinya. “Sekarang ini, petani
diwilayah Kecamatan Geger sudah tidak menggunakan pupuk kimia, dan hal ini bias
dikembangkan didaerah lain,” kata Eddy lagi.
Bahkan
hasil rendemen setelah padi dikeringkan (Gabah kering giling) pun sangat
tinggi. Lantas Eddy Sayoko membeberkan data dilapangan yaitu dengan memakai organic,
petani bias memproduksi padi sekitar 7,6 ton/hektar dan setelah dikeringkan
menjadi 5,4 ton/hektar. “Ini sangat beda dengan petani yang memakai pupuk non organic
yaitu hasil produksinya 7,6 ton/hektar, namun setelah dikeringkan hanya tingga
5,1 ton/hektar,” pungkasnya.
Sementara
itu, M. Najib, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura
Kabupaten Madiun menegaskan bahwa penggunaan pupuk organic sangat membantu
petani dalam meningkatkan hasil produksi berasnya dan hal ini juga akan
meningkatkan taraf hidup petani. “Selain itu dengan produksi beras yang tinggi,
maka Kabupaten Madiun sangat layak menjadi lumbung padi diwilayah Jawa Timur
bagian barat,” pungkas M. Najib. (*/p-76)
Posting Komentar