Peringatan Hari Jadi Kabupaten Ngawi Ke 658 Yang Tepatnya Tanggal 7 Juli Akan Berakhir Tanggal 4 September 2016

Ngawi, Investigasi : Peringatan Hari Jadi Kabupaten Ngawi senantiasa berhimpitan dengan HUT Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Apalagi belakangan seringkali pada kurun bulan Romadhan, di mana para umat Islam saatnya tapa brata menahan hawa nafsu selama satu bulan. Maka peringatan Hari Jadi dibijaksanai untuk dibarengkan dengan peringatan Tujuh Belasan.
Peringatan Hari Jadi Kabupaten Ngawi kali ini mengambil tema “ Dengan Semangat Hari Jadi ke 658 Kita Wujudkan Masyarakat Mandiri, Berbudaya, Agamis Dan Taat Pajak.”Mengenai tema tersebut Bupati Ngawi menjelaskan bahwa mempunyai makna yang sangat strategis dalam era otonomi daerah, Ngawi dengan segala keterbatasannya perlu menumbuhkan kemandirian masyarakat, melestarikan budaya lokal dan mempertahankan kerukunan antar umat beragama serta mendorong kesadaran masyarakat untuk taat membayar pajak, melaksanakan program pembangunan yang berkesinambungan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Sepertinya tidak memungkinkan untuk membeber semua agenda kegiatan Peringatan Hari Jadi Ngawi ke 658 yang spektakuler dengan berbagai mata acara yang begitu banyak dan sedemikian padatnya. Dengan meminimalisir berkurangnya makna, kegiatan seputar peringatan Hari Jadi Ngawi ke 658 diawali saja dengan peristiwa sakral, salah satu budaya peninggalan sejarah yang disebut Jamasan  Pusaka dan Kirap Pusaka.
Jamasan Pusaka yang dimaksud adalah menyiram para pusaka dengan air bercampur kembang disertai beberapa macam sesaji oleh seorang sesepuh yang tak putus-putusnya merapalkan mantra. Jamasan Pusaka dilakukan terhadap Pusaka Kabupaten berupa 2 buah tombak masing-masing bernama Kyai Singkir dan Kyai Songgolangit, sedangkan yang 2 lagi adalah Payung Tunggul Wulung dan Tunggul Warono. Dengan mengambil tempat di Pendapa Wedya Graha Kabupaten Ngawi (19/7) Ritual Jamasan Pusaka dipimpin langsung olehBupati ngawi Ir. H. Budi Sulistyono dan didampingi oleh para Unsur Pimpinan Daerah (Unspinda) serta para staf di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ngawi dengan mengenakan pakaian adat kejawen. Jamasan Pusaka dilakukan oleh Sesepuh Agung Ki Suharno Ilham yang didampingi oleh para Sesepuh yang tergabung dalam paguyuban Persatuan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia ( Permadani ) Cabang Ngawi. Perlu diketahui bahwa sebelumnya keempat Pusaka Kabupaten Ngawi tersebut diboyong dari plangkannya Yang berada di dalam Geddhong Pusaka Pendapa Wedya Graha oleh 5 orang Sesepuh yang dipimpin oleh Ki Sugito selaku Ketua Permadani Cabang Ngawi diiringi syahdunya gendhing Jawa Ketawang Ngawiyat dan Boyong Basuki.

Kirap Pusaka yang dimaksud adalah memboyong pusaka dari Desa Ngawi Purba Kecamatan Ngawi yang notabene diyakini bahwa desa tersebut adalah merupakan cikal bakal (Asal muasal- Red,) dari Kabupaten Ngawi menuju persemayamannya di Gedhong Pusaka Pendapa Wedyagraha Kabupaten Ngawi (20/7). Sebelum dikirap, sejumlah Pusaka Kabupaten dibersihkan atau dijamas yang selanjutnya diboyong dan diinapkan semalam di Desa Ngawi Purba. Acara Kirap Pusaka betul-betul spektakuler dan layak menjadi aset wisata Kabupaten Ngawi dalam rangka Ngawi Visit Year 2017. Acara tersebut melibatkan arak-arakan 13 kereta kencana ala Kraton Solo dan 160 prajurit serta para Pelajar juga para PNS. Semuanya berjalan dengan khitmat, lancar, penuh pesona. (pdy)

Related product you might see:

Share this product :

Posting Komentar

 
Investigasi New Biro Madiun. Alamat Jl. Gemah Ripah No. 30 Dolopo Kabupaten Madiun. Telp. 081249410099
Support : PT. INSAN MANDIRI PERMATA
Copyright © 2014. Investigasi New Madiun
Template Edited by Investigasi Biro Madiun
Telp/Message : 081249410099 | 0856 0449 9100