Madiun Kota,
Investigasi : Pasca kejadian
penganiayaan yang dilakukan oleh oknum TNI AD terhadap Soni Misdananto,
Wartawan NET.TV saat melakukan peliputan acara Suroan, Kolonel Inf. Piek
Budyakto, Komandan Korem 081 Dhirot Sahajaya Madiun mengajak dialog seluruh
Wartawan yang ada di Madiun diruangannya.
Saat menyampaikan aspirasinya, Asfi, Wartawan MNC Group
mengatakan bahwa kedatangannya bersama Wartawan yang bertugas di Madiun ke
Makorem 081 Dhirot Sahajaya ini berlatar belakang dari peristiwa penganiayaan
sewaktu pengamanan Suro. “Teman Wartawan berharap peristiwa penganiayaan ini
adalah yang terakhir,” ungkap Asfi, Selasa (4/10/16).
Dirinya berharap ada komitmen saling menghargai kerja
bersama dan berharap adanya koordinasi yang baik. “Wartawan merupakan jendela
informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat yang butuh kejadian riil dilapangan,”
tegasnya.
Sementara, Komandan Korem 081 Dhirot Sahajaya, Kolone
Inf. Piek Budyakto menceritakan tentang Perjalanan TNI yang memasuki usia ke 71
sudah berliku, seiring dengan perjalanan kerjasama dengan semua pihak termasuk
Wartawan sudah terjalin. Namun, seiring berjalannya waktu, pola pikir dan sikap
ada perubahan mendasar.
“Dulu sebelum reformasi kita masih berpola pikir orde
baru, namun dengan adanya masa Reformasi semua berubah. Disini secara tersurat
sekarang kita benahi,” ungkap Kolonel Inf. Piek Budyakto dihadapan Wartawan
diruangannya, Selasa (4/10/16).
Sekarang ini TNI mulai berbenah dari segi Sumber Daya Manusia
(SDM) Karena TNI lahir dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Terkait
dengan peristiwa kemarin, dirinya secara institusi secara fair minta maaf
kepada teman Wartawan dan masyarakat yang tahu semua peristiwa tersebut. “Secara
fair, saya minta maaf pada teman Wartawan dan masyarakat yang tahu kejadian
kemarin,” ujar Danrem dengan tulus.
Danrem Madiun menjelaskan, dengan adanya peristiwa
kemarin Panglima Divisi II Kostrad datang langsung ke Madiun. Secara langsung
beliau meminta maaf kepada Soni dan bertemu dengan wartawan. “Kita tegaskan
bahwa kami secara fair meminta maaf dan peristiwa ini tidak akan terulang lagi,”
tegasnya.
Danrem berjanji, setelah upacara 5 Oktober nanti, akan
melakukan evaluasi. Bahkan kedepan apabila pihaknya diminta untuk melakukan
pengamanan, dirinya mempunyai ide untuk melibatkan Wartawan dalam pengamanan
suatu acara. “Ide ini muncul karena masukan teman wartawan,” lanjutnya.
Kembali ditegaskan, semua kesalahpahaman tidak ada unsur
kesengajaan. TNI tidak akan mampu mengamankan proses Suran Agung walaupun semua
personil dikumpulkan.
Sementara, Danyon Infanteri Para Raider 501/Bajrayudha,
Letkol Inf. Tedy Aulia menjelaskan dirinya tidak tahu sampai sejauh mana proses
penanganan terhadap anggotanya yang bersalah. “Kami meminta maaf, yang jelas Pimpinan
sudah turun. Kami bangga Pimpinan kami langsung datang. dan apa yang ditulis
rekan wartawan akan menjadi bahan evaluasi bagi anggotanya,” ungkap Danyon 501
Para Raider dengan tegas.
Ditambahkan, untuk proses, sudah ditangani namun sejauh
mana pihaknya belum mengetahui. Apabila ada pertanyaan seperti ini Danyo 501
Para Raider akan menjawab tidak tahu. “Yang bisa menjawab adalah yang
memeriksa, nanti kalau saya yang mengatakan akan salah. Untuk yang bersalah,
baik yang melakukan kriminal, atau tidak disiplin semua akan ditindaklanjuti
sesuai dengan prosedur yang berlaku,” pungkas Danyon Infanteri Para Raider
501/Bajrayudha, Letkol Inf. Tedy Aulia. (p-76)
+ komentar + 1 komentar
nitip backlink ya pak wkwk pesan katering madiun
Posting Komentar