Ngawi,
Investigasi ; Anies Baswedan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dasar dan
Menengah dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Inspektur Upacara
menyampaikan antara lain, bahwa Republik ini dirintis dan didirikan oleh kaum
terdidik. Mereka adalah generasi baru di jamannya yang merasakan pengajaran,
pendidikan dan pencerahan. Mereka sangat sadar atas manfaat langsung pendidikan
dan karena itulah mencerdaskan kehidupan bangsa mereka tetapkan sebagai sebuah
amanah yang harus ditunaikan. Sebuah pesan tegas bahwa kunci kemajuan bangsa
ada pada kwalitas manusianya.Ibu dan Bapak Gurulah yang berada di garda
terdepan mewakili seluruh bangsa dalam menjalankan amanah itu.
Ki Hajar Dewantara menyebut tempat
belajar sebagai taman. Istilah itu meneguhkan tekad bahwa pendidikan memang
harus menjadi sebuah proses pembelajaran menyenangkan walau penuh tantangan.
Dalam peringatan Hari Guru ini saya (
Anies Baswedan-Red ) ingin mengajak Ibu dan Bapak Guru untuk sama-sama
menunjukkan kepada bangsa tercinta ini bahwa guru Indonesia adalah guru
pembelajar. Guru yang selalu hadir sebagai pendidik dan pemimpin bagi anak
didiknya.
Peringatan Hari Guru Nasional tahun 2015
mengangkat tema “Guru Mulia Karena Karya“ juga diwarnai dengan penyerahan
berbagai penghargaan kepada para guru yang berprestasi pada bermacam-ragam
kegiatan yang telah digelar sebelumnya.
Menyusul gelar peringatan Hari Guru
Nasional, Pemerintah Kabupaten Ngawi tingkatkan layanan pendidikan dengan
Deklarasi Pendidikan Inklusi tahun 2015 dengan mengambil tempat di Gedung Olah
Raga Bung Hatta (26/11) yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
Ngawi dan dihadiri oleh Sekda Siswanto, Kepala Dinas Pendidikan Provonsi Jawa
Timur dan Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan
Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, Bupati dan
Wakil Bupati Ngawi Periode 2010-2015 Ir. Budi Sulistyono dan Onny Anwar, ST,
MH., Kepala SKPD dan para tamu undangan.
Deklarasi Pendidikan Inklusi Kabupaten
Ngawi tahun 2015 dengan tema “Terwujudnya Ngawi Sebagai Pendidikan Inklusif”
juga dihadiri oleh perwakilan dari Kabupaten Magetan, Madiun dan Ponorogo.
Pencapaian Deklarasi Kabupaten Ngawi Sebagai Kabupaten Inklusi adalah hal yang
luar biasa, menunjukkan bahwa layanan pendidikan di Kabupaten Ngawi semakin
baik dan semakin sempurna. Dapat ditambahkan bahwa keberhasilan tersebut adalah
hasil dari pondasi pendidikan yang telah dibangun oleh Ir. Budi Sulisyono
Bupati Ngawi periode 2010-2015, yaitu : 1. Mendeklarasikan Sekolah Murah. 2.
Mendirikan Sekolah Ramah Anak, yang kemudian Kabupaten Ngawi mendapatkan
penghargaan Kabupaten Layak Anak. Serta pada tahun 2015 ini anak dengan
kebutuhan khusus di Kabupaten Ngawi memperoleh beasiswa. Beasiswa untuk SDLB
sebesar 1,5 juta rupiah, beasiswa untuk SMPLB sebesar 1,7 juta rupiah,
sedangkan beasiswa untuk SMALB sebesar 2,04 juta rupiah.
Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan
Layanan Khusus Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia dalam sambutannya mengatakan bahwa rencana
Pemerintah RI tahun 2015-2019 telah menetapkan 9 agenda prioritas yang dikenal
dengan Nawacita. Pada Nawacita ke-8 dan ke-9 telah dinyatakan bahwa Pemerintah
berkomitmen melakukan revolusi karakter bangsa dengan memperteguh ke-bhineka-an
dan memperkuat Restorasi Sosial Indonesia. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
membangun sebuah paradikma dalam layanan pendidikan yaitu menjadikan pendidikan
suatu gerakan. Paradigma ini memberi pesan bahwa semua pihak dapat memberikan
segala kontribusi dalam dunia pendidikan agar memperoleh hasil yang optimal. (pdy)
Posting Komentar