Madiun, Investigasi : Komitmen Indonesia
untuk eradikasi polio global tahun 2020, maka perlu dilakukan strategi Nasional
berupa rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 ini yaitu
penguatan imunisasi rutin.
Mengacu hal tersebut, Pekan
Imunisasi Nasional (PIN) Polio pada tanggal 8 -15 Maret 2016 dengan sasaran
0-59 bulan dilaksanakan. Peralihan pemakaian vaksin Trivalent Oral Polio
Vaccine (TOPV) ke Bivalent Oral Polio Vaccine (BOPV) pada tanggal 4 April 2016
dan Introduksi Inactivated Polio Vaccine (IPV) ke dalam program imunisasi rutin
pada bulan Juli 2016 di seluruh Indonesia kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta
karena sudah mengintroduksi IPV sejak bulan September Tahun 2007.
Pelaksanaan PIN di
Kabupaten Madiun dilaksanakan di Balai Ds. Grobogan Kec. Jiwan. Pencanangan PIN
2016 ini dibuka langsung oleh Bupati Madiun, H. Muhtarom, dengan disaksikan oleh
Wakil Bupati, Sekda, Asisten Staf Ahli, Kepala SKPD, Dirt. Rumah Sakit Daerah
Kab. Madiun, Ketua TP PKK, Ketua Dharma Wanita Persatuan, Camat, Kepala
Puskesmas se Kabupaten Madiun.
Dikatakan, bahwa
Imunisasi penting untuk mencegah penyakit yang bisa dicegah dengan Imunisasi
(PD3I) salah satunya adalah penyakit polio. “Sebagaimana kita ketahui bersama,
bahwa penyakit polio merupakan penyakit menular yang berpotensi menimbulkan
Kejadian Luar Biasa (KLB) yang kebanyakan menyerang anak-anak dan bisa menyebabkan
kelumpuhan yang permanen,” ungkap Bupati Madiun.
Untuk menanggulangi
hal tersebut, berbagai upaya dilakukan untuk pembasmian penyakit polio
yaitu dengan melaksanakan dengan imunisasi rutin, yaitu pemberian vaksin polio
4 kali pada bayi. ”Pekan Imunisasi Nasional (PIN) juga sudah kita laksanakan
sebanyak 5 (lima) kali yaitu pada tahun 1995, 1996, 1997, 2002 dan 2005, yang
diikuti pelaksanaan survey lumpuh layu,” lanjut H. Muhtarom.
Dijabarkan lebih lanjut, bahwa Pekan
Imunisasi Nasional (PIN) yang telah di laksanakan berhasil, namun pada April
tahun 2005 telah diketemukan virus polio liar di Sukabumi Jawa Barat, yang
merupakan virus importasi dari luar negeri. Sampai dengan saat ini dilaporkan
telah terjadi 189 kasus positif virus polio liar di 13 Kabupaten dan 5 Provinsi
di Indonesia.
”Imunisasi polio
sangatlah penting untuk mencegah penyakit polio pada anak, selain berdampak
pada anak juga berdampak pada masyarakat karena bisa memutus mata rantai
penularan penyakit yang ditimbulkannya,” tegasnya.
Untuk itu Bupati
Madiun menghimbau agar keluarga yang mempunyai anak usia 0-59 bulan untuk
datang bersama anaknya ke pos PIN terdekat untuk mendapatkan imunisasi polio
pada tanggal 8 – 15 Maret 2016, “Agar anak-anak kita menjadi generasi yang
sehat dan sejahtera,” pungkas Bupati Madiun.
Sementara itu, Kepala
Dinas Kesehatan Kab. Madiun, Soelistyo Widyantono melaporkan, bahwa
tujuan dilaksanakannya PIN Polio 2016 ini adalah untuk mengurangi resiko
penularan terhadap virus polio yang datang dari negara lain (importasi)
sekaligus untuk memastikan tingkat kekebalan masyarakat terhadap penyakit polio
cukup tinggi. Cakupan anak yang diimunisasi polio pada saat PIN > 95 % dan
memberikan perlindungan secara optimal dan merata pada anak
usia 0 – 59 bulan terhadap kemungkinan munculnya
kasus polio.
Pekan Imunisasi
Nasional (PIN) Polio 2016 dilaksanakan mulai tanggal 8 – 15
Maret 2016 dengan sasaran balita usia 0 – 59 yang jumlahnya mencapai
42.877 balita. Sedangkan jumlah pos PIN yang tersedia sebanyak 894 pos dengan
didukung oleh 410 orang tenaga. Vaksin
Menandai
pelaksanaan PIN Polio Tahun 2016 ini Bupati Madiun bersama Ketua TP PKK Kab.
Madiun dengan diikuti oleh undangan lainnya berkenan meneteskan vaksin Polio
secara simbolis kepada Balita yang hadir pada pencanangan PIN Tahun 2016 di
Balai Ds. Grobogan Kec. Jiwan. (p-76/adv)
Posting Komentar