Amankan Perayaan Malam Suro, Polda Jatim Terjunkan Ribuan Personil

Madiun Kota, Investigasi : Untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat saat pelaksanaan kegiatan Satu Suro (Muharram) dan Prosesi Suran Agung yang melibatkan banyak peserta, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur bersama Polres Madiun dan jajarannya menggelar Apel Gelar Pasukan dihalaman Mapolres Madiun Kota, Kamis (29/9/16).
Bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah Brigadir Jenderal Polisi Gatot Subroto, Wakapolda Jawa Timur. Rencananya pihak Kepolisian akan mengerahkan sekitar 1.500 personil untuk mengamankan pergantian tahun baru Islam 1438 Hijriyah. Belum lagi pasukan akan diperkuat bantuan dari TNI dan unsur Pemerintah Daerah.
Saat menyampaikan amanatnya, Brigjend Gatot Subroto menyampaikan bahwa Madiun punya tradisi unik saat merayakan malam Satu Suro, didaerah lain malam Satu Suro dilaksanakan secara religius namun di beberapa Perguruan Pencak Silat di Madiun malah punya tradisi nyekar dimakam leluhur perguruan.
Disinilah, ungkap Wakapolda akar kerawanan bermula, karena beberapa Perguruan Pencak Silat ini mempunyai agenda kegiatan yang sama sehingga rawan terjadi gesekan antar peserta. “Kerawanannya justru di Madiun itu ada beberapa perguruan pencak silat, sehingga kemungkinan terjadi gesekan atau perkelahian akibat persaingan diantara mereka," ungkapnya, Kamis (29/9/16).
Upaya efektif yang dilakukan petugas tahun lalu akan diterapkan kembali untuk pelaksanaan pengamanan perayaan Suro dan Suran Agung. “Kepolisian kembali memberlakukan penyekatan, agar para pesilat dari daerah lain, tidak masuk wilayah Madiun. Namun demikian, jajaran kepolisian tetap menghargai kegiatan ritual keagamaan yang dilakukan masyarakat maupun para perguruan pencak silat,” tegas wakapolda Jawa Timur dihadapan personil.
Selain itu, jajaran Polres Madiun Kota akan melaksanakan operasi madiri yang digelar selama 12 hari mulai Jumat (30/9/16) sampai dengan Selasa (11/10/16). “Operasi Mandiri ini akan mengedepankan tindakan preventif dan pendekatan humanis pada anggota perguruan pencak silat agar timbul sikap saling menghormati antar perguruan.,” pungkasnya. (p-76)
Madiun Kota, Investigasi : Untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat saat pelaksanaan kegiatan Satu Suro (Muharram) dan Prosesi Suran Agung yang melibatkan banyak peserta, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur bersama Polres Madiun dan jajarannya menggelar Apel Gelar Pasukan dihalaman Mapolres Madiun Kota, Kamis (29/9/16).
Bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah Brigadir Jenderal Polisi Gatot Subroto, Wakapolda Jawa Timur. Rencananya pihak Kepolisian akan mengerahkan sekitar 1.500 personil untuk mengamankan pergantian tahun baru Islam 1438 Hijriyah. Belum lagi pasukan akan diperkuat bantuan dari TNI dan unsur Pemerintah Daerah.
Saat menyampaikan amanatnya, Brigjend Gatot Subroto menyampaikan bahwa Madiun punya tradisi unik saat merayakan malam Satu Suro, didaerah lain malam Satu Suro dilaksanakan secara religius namun di beberapa Perguruan Pencak Silat di Madiun malah punya tradisi nyekar dimakam leluhur perguruan.
Disinilah, ungkap Wakapolda akar kerawanan bermula, karena beberapa Perguruan Pencak Silat ini mempunyai agenda kegiatan yang sama sehingga rawan terjadi gesekan antar peserta. “Kerawanannya justru di Madiun itu ada beberapa perguruan pencak silat, sehingga kemungkinan terjadi gesekan atau perkelahian akibat persaingan diantara mereka," ungkapnya, Kamis (29/9/16).
Upaya efektif yang dilakukan petugas tahun lalu akan diterapkan kembali untuk pelaksanaan pengamanan perayaan Suro dan Suran Agung. “Kepolisian kembali memberlakukan penyekatan, agar para pesilat dari daerah lain, tidak masuk wilayah Madiun. Namun demikian, jajaran kepolisian tetap menghargai kegiatan ritual keagamaan yang dilakukan masyarakat maupun para perguruan pencak silat,” tegas wakapolda Jawa Timur dihadapan personil.
Selain itu, jajaran Polres Madiun Kota akan melaksanakan operasi madiri yang digelar selama 12 hari mulai Jumat (30/9/16) sampai dengan Selasa (11/10/16). “Operasi Mandiri ini akan mengedepankan tindakan preventif dan pendekatan humanis pada anggota perguruan pencak silat agar timbul sikap saling menghormati antar perguruan.,” pungkasnya. (p-76)
Baca

Hujan Semalam Suntuk, Kwadungan Terendam Banjir

Ngawi, Investigasi : Hujan yang turun semalam suntuk hingga pagi harinya membuat debit air di Sungai Madiun (Bengawan Madiun) meluap. Bahkan aliran sungai yang bermuara di Bengawan Solo ini tidak bisa menampung air dari sungai-sungai kecil yang menginduk di Bengawan Madiun dan akibatnya banjir melanda disepanjang aliran Bengawan Madiun.
Bukan hanya Jalan Raya Kwadungan tepatnya di Desa Purwosari dan Desa Simo, Kecamatan Kwadungan yang terendam air setinggi satu meter. Bahkan beberapa dukuh diwilayah Desa Simo dan Purwosari terkepung oleh banjir hingga malam hari.
Menurut Sukiman, Warga Desa Purwosari, air datang pada pagi hari, Rabu (28/9/16) setelah hujan reda. “Saya bangun pada waktu subuh air belum naik, tapi menjelang hujan reda sekitar jam 7 pagi air mulai datang dan naik terus,” ungkapnya pada Wartawan Investigasi.
Ketika Wartawan Investigasi mencoba masuk dan melewati dukuh Serut, Desa Purwosari, Kecamatan Kwadungan tampak areal pemakaman umum desa setempat juga ikut terendam. Menurut Karji, Warga setempat, areal tersebut merupakan langganan banjir bila aliran air sungai meluap.
Tampak mobil patroli dari Polsek Kwadungan terus mondar-mandir membantu siswa sekolah yang terjebak banjir. Selain Desa Simo dan Puwosari, desa lain yang terdampak oleh banjir adalah Desa Bendo, Kecamatan Padas. Banjir yang melanda Desa Bendo tersebut semakin malam malah semakin naik sehingga banyak warga yang mengungsi dirumah sanak keluarganya untuk menyelamatkan diri sembari membawa ternak mereka.
Namun, banyak juga yang bertahan di rumah masing-masing dengan alasan untuk menjaga harta bendanya. "Ini saya mau memgungsi. Dari pagi hujan tak surut -surut. Saya pikir bakal surut, eh malah semakin naik debit airnya," kata Yatmin, salah satu warga, Rabu (28/9/16) malam.
Akibatnya, aktivitas di lokasi yang terdampak banjir terganggu. Arus lalulintas berhenti total. Masyarakat berharap banjir yang melanda wilayahnya agar segera surut sehingga masyarakat bisa beraktivitas seperti semula. (p-76/yyk)
Ngawi, Investigasi : Hujan yang turun semalam suntuk hingga pagi harinya membuat debit air di Sungai Madiun (Bengawan Madiun) meluap. Bahkan aliran sungai yang bermuara di Bengawan Solo ini tidak bisa menampung air dari sungai-sungai kecil yang menginduk di Bengawan Madiun dan akibatnya banjir melanda disepanjang aliran Bengawan Madiun.
Bukan hanya Jalan Raya Kwadungan tepatnya di Desa Purwosari dan Desa Simo, Kecamatan Kwadungan yang terendam air setinggi satu meter. Bahkan beberapa dukuh diwilayah Desa Simo dan Purwosari terkepung oleh banjir hingga malam hari.
Menurut Sukiman, Warga Desa Purwosari, air datang pada pagi hari, Rabu (28/9/16) setelah hujan reda. “Saya bangun pada waktu subuh air belum naik, tapi menjelang hujan reda sekitar jam 7 pagi air mulai datang dan naik terus,” ungkapnya pada Wartawan Investigasi.
Ketika Wartawan Investigasi mencoba masuk dan melewati dukuh Serut, Desa Purwosari, Kecamatan Kwadungan tampak areal pemakaman umum desa setempat juga ikut terendam. Menurut Karji, Warga setempat, areal tersebut merupakan langganan banjir bila aliran air sungai meluap.
Tampak mobil patroli dari Polsek Kwadungan terus mondar-mandir membantu siswa sekolah yang terjebak banjir. Selain Desa Simo dan Puwosari, desa lain yang terdampak oleh banjir adalah Desa Bendo, Kecamatan Padas. Banjir yang melanda Desa Bendo tersebut semakin malam malah semakin naik sehingga banyak warga yang mengungsi dirumah sanak keluarganya untuk menyelamatkan diri sembari membawa ternak mereka.
Namun, banyak juga yang bertahan di rumah masing-masing dengan alasan untuk menjaga harta bendanya. "Ini saya mau memgungsi. Dari pagi hujan tak surut -surut. Saya pikir bakal surut, eh malah semakin naik debit airnya," kata Yatmin, salah satu warga, Rabu (28/9/16) malam.
Akibatnya, aktivitas di lokasi yang terdampak banjir terganggu. Arus lalulintas berhenti total. Masyarakat berharap banjir yang melanda wilayahnya agar segera surut sehingga masyarakat bisa beraktivitas seperti semula. (p-76/yyk)
Baca

Walikota Yakin, Malam Grebeg Suro, Kota Madiun Kondusif

Madiun Kota, Investigasi : Anggapan perayaan malam satu suro atau yang lebih dikenal dengan sebutan Grebeg Suro sangat rawan akan gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) ditepis oleh Bambang Irianto, Walikota Madiun.
Jauh hari, Walikota Madiun mengajak bicara para stakeholder dan para pengurus Perguruan Silat serta ratusan masyarakat agar masyarakat bisa merasa nyaman saat pelaksanaan Grebeg Suro berlangsung.
Ajakan ini disampaikan oleh Walikota Madiun saat menggelar acara rapat koordinasi peningkatan Kamtibmas di aula Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Rabu (28/9/2016). Bambang Irianto meminta masyarakat tidak resah saat menghadapi perayaan Grebeg Suro atau pergantian tahun Islam 1438 Hijriyah. “Grebeg Suro itu tidak menakutkan. Malah kalau bisa Grebeg Suro harus dikemas secara bagus sehingga kondusifitas bisa terjaga,” ungkap Bambang Irianto, Walikota Madiun dihadapan ratusan masyarakat Manguharjo.
Walaupun di Madiun ada dua Perguruan Pencak Silat terbesar se Indonesia, Walikota Madiun mengaku tidak khawatir karena setiap tahun penyelenggaraan Grebeg Suro selalu dievaluasi dan hasilnya memuaskan. “Saya minta masyarakat juga ikut mempertahankan situasi agar tetap kondusif,” lanjutnya.
Untuk menjaga agar situasi keamanan dan ketertiban tetap terjaga, diminta Aparat Penegak Hukum ikut aktif memberikan informasi terkait tentang kondisi Kamtibmas di Kota Madiun. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk mengaktifkan siskamling sehingga bisa meminimalkan kejadian kriminal diwilayah masing-masing.
Walikota Madiun berharap agar masyarakat Kota Madiun memahami makna Grebeg Suro serta bisa ikut berperan aktif dalam menjaga Kamtibmas dilingkungan masing-masing. (p-76)
Madiun Kota, Investigasi : Anggapan perayaan malam satu suro atau yang lebih dikenal dengan sebutan Grebeg Suro sangat rawan akan gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) ditepis oleh Bambang Irianto, Walikota Madiun.
Jauh hari, Walikota Madiun mengajak bicara para stakeholder dan para pengurus Perguruan Silat serta ratusan masyarakat agar masyarakat bisa merasa nyaman saat pelaksanaan Grebeg Suro berlangsung.
Ajakan ini disampaikan oleh Walikota Madiun saat menggelar acara rapat koordinasi peningkatan Kamtibmas di aula Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Rabu (28/9/2016). Bambang Irianto meminta masyarakat tidak resah saat menghadapi perayaan Grebeg Suro atau pergantian tahun Islam 1438 Hijriyah. “Grebeg Suro itu tidak menakutkan. Malah kalau bisa Grebeg Suro harus dikemas secara bagus sehingga kondusifitas bisa terjaga,” ungkap Bambang Irianto, Walikota Madiun dihadapan ratusan masyarakat Manguharjo.
Walaupun di Madiun ada dua Perguruan Pencak Silat terbesar se Indonesia, Walikota Madiun mengaku tidak khawatir karena setiap tahun penyelenggaraan Grebeg Suro selalu dievaluasi dan hasilnya memuaskan. “Saya minta masyarakat juga ikut mempertahankan situasi agar tetap kondusif,” lanjutnya.
Untuk menjaga agar situasi keamanan dan ketertiban tetap terjaga, diminta Aparat Penegak Hukum ikut aktif memberikan informasi terkait tentang kondisi Kamtibmas di Kota Madiun. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk mengaktifkan siskamling sehingga bisa meminimalkan kejadian kriminal diwilayah masing-masing.
Walikota Madiun berharap agar masyarakat Kota Madiun memahami makna Grebeg Suro serta bisa ikut berperan aktif dalam menjaga Kamtibmas dilingkungan masing-masing. (p-76)
Baca

Walikota Madiun Tinjau Masyarakat Yang Terkena Banjir


Madiun Kota, Investigasi : Hujan deras yang mengguyur Kota Madiun semalam suntuk, Selasa (27/9/16) hingga pagi, Rabu (28/9/16) membuat  beberapa wilayah di beberapa Kelurahan terendam air. Hal ini tentu membuat Bambang Irianto, Walikota Madiun khawatir apabila hujan turun terus menerus maka banyak warganya yang akan terdampak banjir.
Apa yang menjadi kekhawatiran dari Walikota Madiun ternyata terbukti, pagi harinya Bambang Irianto mendapatkalun informasi bahwa ada lima Kelurahan dibeberapa Kecamatan terken banjir. Karuan saja, Walikota Madiun langsung memerintahkan anak buahnya untuk segeran mengatasi kondisi seperti itu. Bahkan Walikota Madiun turun langsung memantau kondisi warganya yang terkena banjir.
Saat meninjau di Jalan Sultan Trenggono, Kelurahan/Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Bambang Irianto berlega hati karena air yang menggenang di wilayah tersebut bukan karena luapan air sungai melainkan genangan air hujan yang belum tertampung disungai. “Ini hanya air yang mengantri untuk masuk ke Bengawan Madiun. Ini hanya genangan saja,” ungkap Walikota Madiun, Rabu (28/9/16).
Bambang Irianto menegaskan, Pemerintah Kota Madiun akan cepat tanggap dengan mendistribusikan makanan siap saji kepada masyarakat yang terdampak banjir apabila nantinya air semakin meninggi.
Sementara, menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), lima Kelurahan yang terkena banjir tersebut adalah Kelurahan Kelun, Rejomulyo, Tawangrejo, Manguharjo dan Nambangan Lor. Ketinggian airnya bervariasi, mulai dari setengah meter hingga satu meter yang terdapat di beberapa titik.
Menurut Suwarno, Kepala BPBD Kota Madiun, hanya wilayah Tawangrejo dan Kelun yang terdampak banjir agak parah, namun air sudah mulai surut sehingga tidak mengganggu aktivitas masyarakat setempat.
Karena dianggap belum parah seperti tahun lalu, maka masyarakat yang terkena banjir memilih bertahan sembari menjaga harta bendanya. “Kita siagakan tim evakuasi dibeberapa titik sekaligus siap mendistribusikan makanan siap saji. Semoga banjir ini cepat surut,” pungkas Suwarno. (p-76)

Madiun Kota, Investigasi : Hujan deras yang mengguyur Kota Madiun semalam suntuk, Selasa (27/9/16) hingga pagi, Rabu (28/9/16) membuat  beberapa wilayah di beberapa Kelurahan terendam air. Hal ini tentu membuat Bambang Irianto, Walikota Madiun khawatir apabila hujan turun terus menerus maka banyak warganya yang akan terdampak banjir.
Apa yang menjadi kekhawatiran dari Walikota Madiun ternyata terbukti, pagi harinya Bambang Irianto mendapatkalun informasi bahwa ada lima Kelurahan dibeberapa Kecamatan terken banjir. Karuan saja, Walikota Madiun langsung memerintahkan anak buahnya untuk segeran mengatasi kondisi seperti itu. Bahkan Walikota Madiun turun langsung memantau kondisi warganya yang terkena banjir.
Saat meninjau di Jalan Sultan Trenggono, Kelurahan/Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Bambang Irianto berlega hati karena air yang menggenang di wilayah tersebut bukan karena luapan air sungai melainkan genangan air hujan yang belum tertampung disungai. “Ini hanya air yang mengantri untuk masuk ke Bengawan Madiun. Ini hanya genangan saja,” ungkap Walikota Madiun, Rabu (28/9/16).
Bambang Irianto menegaskan, Pemerintah Kota Madiun akan cepat tanggap dengan mendistribusikan makanan siap saji kepada masyarakat yang terdampak banjir apabila nantinya air semakin meninggi.
Sementara, menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), lima Kelurahan yang terkena banjir tersebut adalah Kelurahan Kelun, Rejomulyo, Tawangrejo, Manguharjo dan Nambangan Lor. Ketinggian airnya bervariasi, mulai dari setengah meter hingga satu meter yang terdapat di beberapa titik.
Menurut Suwarno, Kepala BPBD Kota Madiun, hanya wilayah Tawangrejo dan Kelun yang terdampak banjir agak parah, namun air sudah mulai surut sehingga tidak mengganggu aktivitas masyarakat setempat.
Karena dianggap belum parah seperti tahun lalu, maka masyarakat yang terkena banjir memilih bertahan sembari menjaga harta bendanya. “Kita siagakan tim evakuasi dibeberapa titik sekaligus siap mendistribusikan makanan siap saji. Semoga banjir ini cepat surut,” pungkas Suwarno. (p-76)
Baca

Pastikan Sesuai Dengan Progress, Wabup Madiun Sidak Proyek Milyaran



Madiun, Investigasi : Agar proyek yang dikerjakan tepat sasaran dan sesuai dengan bestek, Wakil Bupati Madiun, H. Iswanto dengan didampingi oleh sejumlah Pimpinan SKPD meninjau  8 proyek Tahun Anggaran 2016 senilai 50 Milyar Rupiah lebih.
Saat berada dilokasi proyek teraebut, Wakil Bupati Madiun H. Iswanto mengatakan bahwa proyek pekerjaan konstruksi yang ditinjau pada siang ini ada 8 titik lokasi tersebar di 2 kecamatan yaitu Kecamatan Balerejo dan Pilangkenceng. “Dinas yang menggelola proyek ini ada 3 yaitu Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya, Dinas Pendidikan, Dinas Koperasi Perindustrian,” ungkapnya, Selasa (27/9/16).  
 Sesuai hasil peninjauan langsung dilapangan terkait hasil pekerjaan proyek konstruksi Wakil Bupati merasa, karena semua sudah sesuai progress yang telah dijadwalkan. Bahkan hasil pekerjaannya rata-rata sudah melampaui target.
“Namun saya tetap mengingatkan agar pelaksana proyek dapat lebih cepat lagi menyelesaikan pekerjaannya, karena sisa waktu yang tersedia tinggal beberapa saat lagi. Jangan samapi terlambat kalau tidak ingin kena denda sesuai ketetuan yang berlaku,” lanjutnya.
Kalau memang diperlukan untuk mengejar penyelesaian proyek, pelaksana bisa menambah tenaga kerjanya. Meski demikian kualitasnya tetap harus dijaga sesuai ketentuan yang sudah ada. “Dengan adanya pembangunan pekerjaan konstruksi tersebut diatas diharapkan kedepannya akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Madiun,” tegasnya.
 Menurut rencana kegiatan yang sama akan dilaksanakan pada Rabu, 28 September 2016 diwilayah Kec. Mejayan dan Kec. Saradan, tanggal, 4 Oktober 2016 peninjauan proyek di wilayah Kebonsari dan Dolopo. Tanggal 5 Oktober 2016 peninjauan diwilayah Kec. Geger dan Dagangan, tanggal 11 Oktober 2016 meninjau proyek diwilayah Kec. Wonoasri, Madiun, Wungu dan Kare, Sedangkan pada tanggal 12 Oktober 2016 diwilayah Kec. Jiwan, Kec. Sawahan dan Kec. Madiun.
 Perlu diketahui, 8 proyek yang bernilai milyaran rupiah yang disidak Wakil Bupati adalah sebagai berikut :
1.    Pembangunan rumah dinas Camat Balerejo  senilai Rp.299.900.000,- dengan sumber dana dari APBD Kab. Madiun TA. 2016 yang dikerjakan oleh CV. Dwi Jaya.
2.    Rehab Ruang Belajar dan Meubelair SDN Kebonagung 01 Kec. Balerejo senilai Rp.293.647.000,- yang dikerjakan secara swakelola.
3.    Rehab Ruang  Belajar dan Meubelair SDN Bulakrejo Kec. Balerejo senilai Rp.109.384.100,- dengan sumber dana dari DAK TA. 2016   yang dikerjakan secara swakelola.
4.    Pemeliharaan jalan Pilangpatok-Babadan Lor Kec. Balerejo senilai Rp.7.000.000.000,- dengan sumber dana dari APBD Kab. Madiun TA. 2016  dikerjakan oleh PT. Surya Kencana Sakti.
5.    Rehabilitasi Pasar Muneng Kec. Pilangkenceng senilai Rp.1.559.734.000,- dengan sumber dana dari DAK TA. 2016  dikerjakan oleh CV. Nabila Putra.
6.    Pemeliharaan berkala jalan Krapyak – Krebet  Kec. Pilangkeceng senilai Rp.18.815.550.000,- dengan sumber dana dari DAK TA. 2016   dikerjakan oleh PT. Jatisono Multi Konstruksi.
7.    Pemeliharaan berkala jalan Krapyak – Sumbergandu  Kec. Pilangkeceng senilai Rp.18.815.550.000,- dengan sumber dana dari DAK TA. 2016  dikerjakan oleh PT. Jatisono Multi Konstruksi, dan
8.    Pemeliharaan Jembatan Ngale senilai Rp.3.800.000.000,- dengan sumber dana dari APBD Kab. Madiun TA. 2016 yang dikerjakan oleh PT. Dwi Daya Kuat Abadi.


Madiun, Investigasi : Agar proyek yang dikerjakan tepat sasaran dan sesuai dengan bestek, Wakil Bupati Madiun, H. Iswanto dengan didampingi oleh sejumlah Pimpinan SKPD meninjau  8 proyek Tahun Anggaran 2016 senilai 50 Milyar Rupiah lebih.
Saat berada dilokasi proyek teraebut, Wakil Bupati Madiun H. Iswanto mengatakan bahwa proyek pekerjaan konstruksi yang ditinjau pada siang ini ada 8 titik lokasi tersebar di 2 kecamatan yaitu Kecamatan Balerejo dan Pilangkenceng. “Dinas yang menggelola proyek ini ada 3 yaitu Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya, Dinas Pendidikan, Dinas Koperasi Perindustrian,” ungkapnya, Selasa (27/9/16).  
 Sesuai hasil peninjauan langsung dilapangan terkait hasil pekerjaan proyek konstruksi Wakil Bupati merasa, karena semua sudah sesuai progress yang telah dijadwalkan. Bahkan hasil pekerjaannya rata-rata sudah melampaui target.
“Namun saya tetap mengingatkan agar pelaksana proyek dapat lebih cepat lagi menyelesaikan pekerjaannya, karena sisa waktu yang tersedia tinggal beberapa saat lagi. Jangan samapi terlambat kalau tidak ingin kena denda sesuai ketetuan yang berlaku,” lanjutnya.
Kalau memang diperlukan untuk mengejar penyelesaian proyek, pelaksana bisa menambah tenaga kerjanya. Meski demikian kualitasnya tetap harus dijaga sesuai ketentuan yang sudah ada. “Dengan adanya pembangunan pekerjaan konstruksi tersebut diatas diharapkan kedepannya akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Madiun,” tegasnya.
 Menurut rencana kegiatan yang sama akan dilaksanakan pada Rabu, 28 September 2016 diwilayah Kec. Mejayan dan Kec. Saradan, tanggal, 4 Oktober 2016 peninjauan proyek di wilayah Kebonsari dan Dolopo. Tanggal 5 Oktober 2016 peninjauan diwilayah Kec. Geger dan Dagangan, tanggal 11 Oktober 2016 meninjau proyek diwilayah Kec. Wonoasri, Madiun, Wungu dan Kare, Sedangkan pada tanggal 12 Oktober 2016 diwilayah Kec. Jiwan, Kec. Sawahan dan Kec. Madiun.
 Perlu diketahui, 8 proyek yang bernilai milyaran rupiah yang disidak Wakil Bupati adalah sebagai berikut :
1.    Pembangunan rumah dinas Camat Balerejo  senilai Rp.299.900.000,- dengan sumber dana dari APBD Kab. Madiun TA. 2016 yang dikerjakan oleh CV. Dwi Jaya.
2.    Rehab Ruang Belajar dan Meubelair SDN Kebonagung 01 Kec. Balerejo senilai Rp.293.647.000,- yang dikerjakan secara swakelola.
3.    Rehab Ruang  Belajar dan Meubelair SDN Bulakrejo Kec. Balerejo senilai Rp.109.384.100,- dengan sumber dana dari DAK TA. 2016   yang dikerjakan secara swakelola.
4.    Pemeliharaan jalan Pilangpatok-Babadan Lor Kec. Balerejo senilai Rp.7.000.000.000,- dengan sumber dana dari APBD Kab. Madiun TA. 2016  dikerjakan oleh PT. Surya Kencana Sakti.
5.    Rehabilitasi Pasar Muneng Kec. Pilangkenceng senilai Rp.1.559.734.000,- dengan sumber dana dari DAK TA. 2016  dikerjakan oleh CV. Nabila Putra.
6.    Pemeliharaan berkala jalan Krapyak – Krebet  Kec. Pilangkeceng senilai Rp.18.815.550.000,- dengan sumber dana dari DAK TA. 2016   dikerjakan oleh PT. Jatisono Multi Konstruksi.
7.    Pemeliharaan berkala jalan Krapyak – Sumbergandu  Kec. Pilangkeceng senilai Rp.18.815.550.000,- dengan sumber dana dari DAK TA. 2016  dikerjakan oleh PT. Jatisono Multi Konstruksi, dan
8.    Pemeliharaan Jembatan Ngale senilai Rp.3.800.000.000,- dengan sumber dana dari APBD Kab. Madiun TA. 2016 yang dikerjakan oleh PT. Dwi Daya Kuat Abadi.
Baca

Menteri Sosial Berikan Bantuan PKH Untuk Masyarakat Kabupaten Madiun

Madiun, Investigasi : Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kab. Madiun mendapatkan perhatian cukup besar dari Pemerintah Pusat yaitu dengan mendapat tambahan kuota baru sebanyak 12.732 Keluarga Miskin untuk menerima Bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).
Bertempat di Pendopo Muda Graha Kabupaten Madiun, Menteri Sosial RI, Khofifah Indar Parawangsa menyerahkan Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan Kompensasi Eks  Timor Timur di luar Provinsi NTT dengan didampingi oleh Bupati Madiun Sekjen Kementrian Sosial RI, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI, Dirjen Penanganan Fakir Miskin, Diretur Jaminan Sosial Keluarga Kemensos, Kepala PT. Pos Madiun. Sabtu, (24/9/16).
Saat memberikan keterangan, Bupati Madiun, H. Muhtarom, menyampaikan terimakasih atas bertambahnya kuota yang diberikan oleh Pemerintah RI. Menurutnya, jumlah Keluarga Miskin di Kab. Madiun yang menerima bantuan Program PKH bertambah menjadi 19.192 Keluarga di tahun 2016 ini.
Dilaporkan pula bahwa pencairan dana PKH tahap ketiga yang direalisasikan pada bulan September 2016 ini sebesar Rp.1.961.851.250,- untuk 6.460 keluarga miskin. Bupati Madiun H. Muhtarom berharap agar penyerahan bantuan pada hari ini benar-benar mampu menjawab persoalan masyarakat miskin dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya.   
 Dirjen Jaminan Perlindungan Sosial Kementrian Sosial RI Harry Hikmat melaporkan, bahwa bansos yang disalurkan ke Kab. Madiun untuk bantuan PKH untuk 6.460 keluarga penerima manfaat tatal bantuan sebesar Rp.11.038.645.000,- dan pada tahap ketiga akan disalurkan Rp.1.961.851.250,- dan tahap keempat akan dapat tambahan kuota  12.732 keluarga penerima manfaat. Jumlah pendamping PKH juga mendapat tambahan 2 kali lipat. Jumlah Pendamping saat ini 32 orang dan operator 3 orang maka sejak september akan ditugaskan pendamping baru hasil seleksi sangat ketat dan telah ikuti masa orientasi/bimtek dan dinyatakan lulus bersertifikat sebanyak 43 dan opertor 3 orang. Semoga pendaming ini bisa mengabdi secara amanah dan minta arahan yang sudah senior untuk kesuksesan PKH. (p-76)
Madiun, Investigasi : Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kab. Madiun mendapatkan perhatian cukup besar dari Pemerintah Pusat yaitu dengan mendapat tambahan kuota baru sebanyak 12.732 Keluarga Miskin untuk menerima Bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).
Bertempat di Pendopo Muda Graha Kabupaten Madiun, Menteri Sosial RI, Khofifah Indar Parawangsa menyerahkan Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan Kompensasi Eks  Timor Timur di luar Provinsi NTT dengan didampingi oleh Bupati Madiun Sekjen Kementrian Sosial RI, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI, Dirjen Penanganan Fakir Miskin, Diretur Jaminan Sosial Keluarga Kemensos, Kepala PT. Pos Madiun. Sabtu, (24/9/16).
Saat memberikan keterangan, Bupati Madiun, H. Muhtarom, menyampaikan terimakasih atas bertambahnya kuota yang diberikan oleh Pemerintah RI. Menurutnya, jumlah Keluarga Miskin di Kab. Madiun yang menerima bantuan Program PKH bertambah menjadi 19.192 Keluarga di tahun 2016 ini.
Dilaporkan pula bahwa pencairan dana PKH tahap ketiga yang direalisasikan pada bulan September 2016 ini sebesar Rp.1.961.851.250,- untuk 6.460 keluarga miskin. Bupati Madiun H. Muhtarom berharap agar penyerahan bantuan pada hari ini benar-benar mampu menjawab persoalan masyarakat miskin dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya.   
 Dirjen Jaminan Perlindungan Sosial Kementrian Sosial RI Harry Hikmat melaporkan, bahwa bansos yang disalurkan ke Kab. Madiun untuk bantuan PKH untuk 6.460 keluarga penerima manfaat tatal bantuan sebesar Rp.11.038.645.000,- dan pada tahap ketiga akan disalurkan Rp.1.961.851.250,- dan tahap keempat akan dapat tambahan kuota  12.732 keluarga penerima manfaat. Jumlah pendamping PKH juga mendapat tambahan 2 kali lipat. Jumlah Pendamping saat ini 32 orang dan operator 3 orang maka sejak september akan ditugaskan pendamping baru hasil seleksi sangat ketat dan telah ikuti masa orientasi/bimtek dan dinyatakan lulus bersertifikat sebanyak 43 dan opertor 3 orang. Semoga pendaming ini bisa mengabdi secara amanah dan minta arahan yang sudah senior untuk kesuksesan PKH. (p-76)
Baca

Sosialisasi Pembinaan FKUB Kabupaten Madiun Tahun 2016 Untuk Cegah Faham ISIS dan Radikalisme

Madiun, Investigasi : Faham ISIS dan Radikalisme merupakan ancaman terselubung bagi negara, berbagai upaya dilakukan untuk mencegahnya sejak dini. Inilah yang dilakukan oleh Badan Kesatuan Bangsa Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) Kabupaten Madiun dengan menggelar acara bertemakan "Melalui Pembinaan FKUB, Kita Cegah Faham ISIS dan Radikalisme Lainnya Di Kabupaten Madiun".
Acara yang digelar diruang rapat BPKAD ini dibuka langsung oleh Kepala Bakesbangpoldagri, Agus Budi Wahyono dan dihadiri oleh 118 undangan dari seluruh kecamatan se Kabupaten Madiun. Sedangkan narasumber yang diundang adalah Kasat Binmas Polres Madiun, AKP. Sudarno (Pembina FKUB), KH. Muharomaini Ihksan (Ketua FKUB), Rachmad Hidayat (Kasi Intelejen Kejari Mejayan).
Dalam laporannya, Tarnu Ashidiq, Kabid Politik dan Integrasi Bangsa, Bakesbangpoldagri Kabupaten Madiun mengatakan bahwa acara yang digelar ini untuk pembekalan kepada para peserta tentang pentingnya menumbuhkan semangat kerukunan umat beragama dalam rangka berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. "Ini adalah upaya antisipasi dan deteksi dini terhadap munculnya konflik sosial yang dilatarbelakangi paham dan aliran agama di era kemajuan IPTEK," ungkapnya, Kamis (22/9/16).
Lebih jauh dikatakan, kegiatan ini juga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak negatif dari globalisasi yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. "Melalui FKUB ini, kita akan mendapatkan informasi yang akurat tentang suatu persoalan yang tengah terjadi dimasyarakat sehingga kita bisa melakukan pencegahan dini agar tidak merebak," tegas Tarnu Ashidiq.
Dalam acara sosialisasi FKUB, Kasi Intelejen Kejari Mejayan, Rachmad Hidayat memberikan materi "Membangun Kerukunan Umat Beragama dan Aliran Kepercayaan Dalam Mempererat Persatuan dan Kesatuan Bangsa", Ketua FKUB Kabupaten Madiun, KH. Muharomaini  Ihksan memberikan materi "Peran FKUB dalam mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa", Kasat Binmas Polres Madiun, AKP. Sudarno memberikan materi " Melalui FKUB Kita Mantapkan Kamtibmas Sebagai Upaya Mendukung Terwujudnya Kabupaten Madiun Lebih Sejahtera Tahun 2018", dan yang terakhir materi diberikan oleh Kepala Bakesbangpoldagri, Agus Budi Wahyono yaitu "Kerukunan Umat Beragama Sebagai Salah Satu Kekuatan Melawan Faham Radikalisme".
Sementara itu, saat dikonfirmasi, Kepala Bakesbangpoldagri, Agus Budi Wahyono mengatakan bahwa acara ini merupakan acara rutin tahunan yang menggandeng FKUB Kabupaten Madiun. "Ini sudah ketiga kalinya kita adakan, dulu juga kita laksanakan pas waktu ramai-ramainya Gafatar," ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, selain itu pihaknya juga mengantisipasi dan deteksi dini untuk momentum 1 Oktober karena ada sinyalemen atau upaya mengganti pancasila dengan paham komunis. Selain itu, dalam waktu dekat akan masuk bulan Suro (Muharram). "Kita tahu bahwa Madiun ada 2 perguruan Pencak Silat yang punya tradisi merayakan bulan Suro, inilah yang kita antisipasi jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," tegas Budi BW.

Disini peran FKUB sangat diperlukan karena selama ini Daerah Mataraman dari kacamata Propinsi masih dalam keadaan kondusif. Agus BW berharap acara ino bisa digunakan dengan sebaik-baiknya untuk saling bertukar informasi sehingga semua permasalahan bisa diseteksi secara dini. "Kita mohon agar kami diberikan masukan untuk upaya deteksi dini atas semua permasalahan yang akan terjadi sehingga tujuan untuk Kabupaten Madiun Lebih Sejahtera bisa terwujud," pungkasnya. (p-76)
Madiun, Investigasi : Faham ISIS dan Radikalisme merupakan ancaman terselubung bagi negara, berbagai upaya dilakukan untuk mencegahnya sejak dini. Inilah yang dilakukan oleh Badan Kesatuan Bangsa Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) Kabupaten Madiun dengan menggelar acara bertemakan "Melalui Pembinaan FKUB, Kita Cegah Faham ISIS dan Radikalisme Lainnya Di Kabupaten Madiun".
Acara yang digelar diruang rapat BPKAD ini dibuka langsung oleh Kepala Bakesbangpoldagri, Agus Budi Wahyono dan dihadiri oleh 118 undangan dari seluruh kecamatan se Kabupaten Madiun. Sedangkan narasumber yang diundang adalah Kasat Binmas Polres Madiun, AKP. Sudarno (Pembina FKUB), KH. Muharomaini Ihksan (Ketua FKUB), Rachmad Hidayat (Kasi Intelejen Kejari Mejayan).
Dalam laporannya, Tarnu Ashidiq, Kabid Politik dan Integrasi Bangsa, Bakesbangpoldagri Kabupaten Madiun mengatakan bahwa acara yang digelar ini untuk pembekalan kepada para peserta tentang pentingnya menumbuhkan semangat kerukunan umat beragama dalam rangka berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. "Ini adalah upaya antisipasi dan deteksi dini terhadap munculnya konflik sosial yang dilatarbelakangi paham dan aliran agama di era kemajuan IPTEK," ungkapnya, Kamis (22/9/16).
Lebih jauh dikatakan, kegiatan ini juga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak negatif dari globalisasi yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. "Melalui FKUB ini, kita akan mendapatkan informasi yang akurat tentang suatu persoalan yang tengah terjadi dimasyarakat sehingga kita bisa melakukan pencegahan dini agar tidak merebak," tegas Tarnu Ashidiq.
Dalam acara sosialisasi FKUB, Kasi Intelejen Kejari Mejayan, Rachmad Hidayat memberikan materi "Membangun Kerukunan Umat Beragama dan Aliran Kepercayaan Dalam Mempererat Persatuan dan Kesatuan Bangsa", Ketua FKUB Kabupaten Madiun, KH. Muharomaini  Ihksan memberikan materi "Peran FKUB dalam mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa", Kasat Binmas Polres Madiun, AKP. Sudarno memberikan materi " Melalui FKUB Kita Mantapkan Kamtibmas Sebagai Upaya Mendukung Terwujudnya Kabupaten Madiun Lebih Sejahtera Tahun 2018", dan yang terakhir materi diberikan oleh Kepala Bakesbangpoldagri, Agus Budi Wahyono yaitu "Kerukunan Umat Beragama Sebagai Salah Satu Kekuatan Melawan Faham Radikalisme".
Sementara itu, saat dikonfirmasi, Kepala Bakesbangpoldagri, Agus Budi Wahyono mengatakan bahwa acara ini merupakan acara rutin tahunan yang menggandeng FKUB Kabupaten Madiun. "Ini sudah ketiga kalinya kita adakan, dulu juga kita laksanakan pas waktu ramai-ramainya Gafatar," ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, selain itu pihaknya juga mengantisipasi dan deteksi dini untuk momentum 1 Oktober karena ada sinyalemen atau upaya mengganti pancasila dengan paham komunis. Selain itu, dalam waktu dekat akan masuk bulan Suro (Muharram). "Kita tahu bahwa Madiun ada 2 perguruan Pencak Silat yang punya tradisi merayakan bulan Suro, inilah yang kita antisipasi jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," tegas Budi BW.

Disini peran FKUB sangat diperlukan karena selama ini Daerah Mataraman dari kacamata Propinsi masih dalam keadaan kondusif. Agus BW berharap acara ino bisa digunakan dengan sebaik-baiknya untuk saling bertukar informasi sehingga semua permasalahan bisa diseteksi secara dini. "Kita mohon agar kami diberikan masukan untuk upaya deteksi dini atas semua permasalahan yang akan terjadi sehingga tujuan untuk Kabupaten Madiun Lebih Sejahtera bisa terwujud," pungkasnya. (p-76)
Baca

Polres Madiun Berhasil Gulung Tiga Tersangka Pencurian Kayu

Madiun, Investigasi : Keberhasilan Satreskrim Polres Madiun dalam mengungkap pencurian kayu jati dibeberapa tempat berbeda memang patut diacungi jempol. Dari pengungkapan kasus pencurian kayu ditiga tempat ini, diperkirakan ada 4 kubik kayu yang berhasil diamankan oleh petugas. Dua kasus diantaranya ditangani oleh Polres Madiun dan satu kasus ditangani oleh Polsek Saradan.
Pelaku yang berhasil diamankan adalah Joko Endro Susilo (41), warga Desa Duren, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun tertangkap tangan di kawasan hutan jati petak 68 RPH Panggung BKPH Dagangan masuk Desa Segulung, Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun, dengan barang bukti sebuah truk No. Pol. B 9105 UE, dengan mengangkut 11 batang kayu jati gelondongan.
Pelaku lainnya adalah Sugeng (45), warga Desa Pajaran, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, tertangkap di hutan petak 147 RPH Pajaran BKPH Pajaran KPH Saradan masuk Desa Pajaran, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, tertangkap tangan saat menebang kayu sono di dalam hutan dengan barang bukti 2 batang kayu sono gelondongan.
Selain itu, Pelaku lainnya, Sugito (53), warga Desa Candimulyo, Kecamatan Dolopo, Kabupten Madiun, tertangkap di jalan desa tepi hutan masuk Desa Kradinan, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun dengan barang bukti satu unit Toyota Kijang No. Pol. B 1015 KVL sedang mengangkut kayu jati hasil penebangan dari kawasan hutan masuk Desa Glonggong, Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun, sementara satu temannya berinisial AD alias Kepleh berhasil melarikan diri.
Saat memberikan keterangan, Kasat Reskrim Polres Madiun, AKP. Hanif Fatih Wicaksono, SIK mengatakan bahwa para pelaku pencurian kayu yang berhasil diamankan ini mempunyai peran yang berbeda-beda yaitu ada yang menebang kayu, menyediakan alat transportasi dikawasan hutan tanpa ijin dan ada yang bertugas hanya mengangkut kayu hasil curian. “Keberhasilan penangkapan ini berkat kerjasama antara Polres Madiun dengan pihak Perhutani yang memberikan informasi,” ungkapnya dihadapan Wartawan dari berbagai media, Rabu (21/9/16). . 
AKP. Hanif Fatih Wicaksono, SIK menegaskan bahwa ketiga pelaku yang berhasil diamankan ini bukan merupakan sebuah jaringan, mereka tidak ada kaitannya satu dengan yang lain. “Ketiga tersangka ini tidak ada keterkaitan, ini berbeda-beda, beda lokasi beda tempat dan beda waktu,” tegasnya.

Untuk mempertanggungjawabkan atas perbuatannya, para tersangka akan dijerat dengan pasal tentang pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan. “Untuk tersangka Joko Endro Susilo, dijerat dengan pasal 85 ayat (1) jo pasal 12 huruf g jo pasal 12 huruf g UURI no. 13 tahun 2013 dengan ancaman penjara minimal 2 tahun dan maksimal 10 tahun.  Tersangka Sugito di jerat dengan pasal 83 ayat (1) huruf (a) jo pasal 12 huruf d UURI no. 13 tahun 2013 dengan ancaman penjara minimal 1 tahun dan maksimal 5 tahun. Dan tersangka, Sugeng dijerat dengan pasal 82 ayat 1 huruf b, c jo pasal 12 huruf b, c UURI no. 18 tahun 2013 dengan ancaman penjara minimal 1 tahun dan maksimal 5 tahun,” pungkas Kasatreskrim Polres Madiun ini dengan tegas. (p-76)
Madiun, Investigasi : Keberhasilan Satreskrim Polres Madiun dalam mengungkap pencurian kayu jati dibeberapa tempat berbeda memang patut diacungi jempol. Dari pengungkapan kasus pencurian kayu ditiga tempat ini, diperkirakan ada 4 kubik kayu yang berhasil diamankan oleh petugas. Dua kasus diantaranya ditangani oleh Polres Madiun dan satu kasus ditangani oleh Polsek Saradan.
Pelaku yang berhasil diamankan adalah Joko Endro Susilo (41), warga Desa Duren, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun tertangkap tangan di kawasan hutan jati petak 68 RPH Panggung BKPH Dagangan masuk Desa Segulung, Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun, dengan barang bukti sebuah truk No. Pol. B 9105 UE, dengan mengangkut 11 batang kayu jati gelondongan.
Pelaku lainnya adalah Sugeng (45), warga Desa Pajaran, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, tertangkap di hutan petak 147 RPH Pajaran BKPH Pajaran KPH Saradan masuk Desa Pajaran, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, tertangkap tangan saat menebang kayu sono di dalam hutan dengan barang bukti 2 batang kayu sono gelondongan.
Selain itu, Pelaku lainnya, Sugito (53), warga Desa Candimulyo, Kecamatan Dolopo, Kabupten Madiun, tertangkap di jalan desa tepi hutan masuk Desa Kradinan, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun dengan barang bukti satu unit Toyota Kijang No. Pol. B 1015 KVL sedang mengangkut kayu jati hasil penebangan dari kawasan hutan masuk Desa Glonggong, Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun, sementara satu temannya berinisial AD alias Kepleh berhasil melarikan diri.
Saat memberikan keterangan, Kasat Reskrim Polres Madiun, AKP. Hanif Fatih Wicaksono, SIK mengatakan bahwa para pelaku pencurian kayu yang berhasil diamankan ini mempunyai peran yang berbeda-beda yaitu ada yang menebang kayu, menyediakan alat transportasi dikawasan hutan tanpa ijin dan ada yang bertugas hanya mengangkut kayu hasil curian. “Keberhasilan penangkapan ini berkat kerjasama antara Polres Madiun dengan pihak Perhutani yang memberikan informasi,” ungkapnya dihadapan Wartawan dari berbagai media, Rabu (21/9/16). . 
AKP. Hanif Fatih Wicaksono, SIK menegaskan bahwa ketiga pelaku yang berhasil diamankan ini bukan merupakan sebuah jaringan, mereka tidak ada kaitannya satu dengan yang lain. “Ketiga tersangka ini tidak ada keterkaitan, ini berbeda-beda, beda lokasi beda tempat dan beda waktu,” tegasnya.

Untuk mempertanggungjawabkan atas perbuatannya, para tersangka akan dijerat dengan pasal tentang pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan. “Untuk tersangka Joko Endro Susilo, dijerat dengan pasal 85 ayat (1) jo pasal 12 huruf g jo pasal 12 huruf g UURI no. 13 tahun 2013 dengan ancaman penjara minimal 2 tahun dan maksimal 10 tahun.  Tersangka Sugito di jerat dengan pasal 83 ayat (1) huruf (a) jo pasal 12 huruf d UURI no. 13 tahun 2013 dengan ancaman penjara minimal 1 tahun dan maksimal 5 tahun. Dan tersangka, Sugeng dijerat dengan pasal 82 ayat 1 huruf b, c jo pasal 12 huruf b, c UURI no. 18 tahun 2013 dengan ancaman penjara minimal 1 tahun dan maksimal 5 tahun,” pungkas Kasatreskrim Polres Madiun ini dengan tegas. (p-76)
Baca

Tadah Barang Curian, Warga Sogo, Kecamatan Balerejo Kena 4 tahun Penjara

Madiun, Investigasi : Karena menjadi penadah barang curian, Sardi, Warga Desa Sogo, Kecamatan balerejo, Kabupaten Madiun harus berurusan dengan pihak Kepolisian. Pengungkapan kasus ini bermula saat adanya laporan dari karyawan PT. Adhikarya (persero) Tbk, atas hilangnya 10 potong terpal geotexile di dalam gudang milik PT Adhikarya senilai kurang lebih Rp 7 juta untuk pengerjaan proyek tol Soker paket II wilayah Kecamatan Balerejo di Desa Kedungjati, Kecamatan Balerejo,  Kabupaten Madiun.
Setelah menerima laporan, lantas petugas melakukan penyidikan dan menciduk Sardi yang kedapatan menerima barang curian tersebit. Setelah dilakukan pengembangan dan berdasarkan keterangan dari penjual hasil curian ini akhirnya di ketahui dua pelaku pencurian di gudang milik PT Adhikarya, yakni Masud (35) warga Desa Pahesan, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah dan Khoirul Hidayat (21) warga Desa Temurejo, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah diamankan oleh pihak Satreskrim Polres Madiun.

“Pengungkapan kasus ini bermula dari laporan karyawan PT. Adhikarya, terkait adanya kehilangan terpal geotexile untuk pengerjaan proyek tol Soker paket II wilayah Kecamatan Balerejo di Desa Kedungjati, Kecamatan Balerejo,  Kabupaten Madiun,” ungkap AKP Hanif Fatih Wicaksono, SIK, Kasatreskrim Polres Madiun pada Wartawan, Rabu (21/9/16).
Setelah dilakukan penyelidikan, akhirnya petugas Polsek mendapati seorang warga Desa Sogo, Kecamatan Balerejo berperan sebagai penadah dan menjual kembali hasil curian ini kepada orang lain,” lanjutnya.
Kemudian dilakukan pengembangan kasus untuk mengungkap keterlibatan orang lain dalam kasus ini dan petugas berhasil menangkap 2 orang lagi beserta barang buktinya.
Diketahui, terpal geotexile milik PT. Adhikarya yang di curi ini merupakan bahan alas pengurukan tanah material untuk pengecoran proyek nasional. Dan sebanyak  5 potong terpal geotexile ukuran 4 X 10 meter yang berhasil di curi sudah terjual seharga Rp. 250 ribu. Sementara 5 potong terpal geotexile lainnya dijadikan sebagai barang bukti.

“Terhadap pelaku penadah barang hasil curian yakni warga Desa Sogo, Balerejo bakal dikenakan pasal 480 KUHP dengan ancaman hukuman pidana penjara maksimal 4 tahun, sementara terhadap dua pelaku pencurian yang merupakan pekerja lepas asal Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah ini di kenakan pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan (Curat) di ancam dengan pidana penjara maksimal 7 tahun,” pungkasnya. (p-76)
Madiun, Investigasi : Karena menjadi penadah barang curian, Sardi, Warga Desa Sogo, Kecamatan balerejo, Kabupaten Madiun harus berurusan dengan pihak Kepolisian. Pengungkapan kasus ini bermula saat adanya laporan dari karyawan PT. Adhikarya (persero) Tbk, atas hilangnya 10 potong terpal geotexile di dalam gudang milik PT Adhikarya senilai kurang lebih Rp 7 juta untuk pengerjaan proyek tol Soker paket II wilayah Kecamatan Balerejo di Desa Kedungjati, Kecamatan Balerejo,  Kabupaten Madiun.
Setelah menerima laporan, lantas petugas melakukan penyidikan dan menciduk Sardi yang kedapatan menerima barang curian tersebit. Setelah dilakukan pengembangan dan berdasarkan keterangan dari penjual hasil curian ini akhirnya di ketahui dua pelaku pencurian di gudang milik PT Adhikarya, yakni Masud (35) warga Desa Pahesan, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah dan Khoirul Hidayat (21) warga Desa Temurejo, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah diamankan oleh pihak Satreskrim Polres Madiun.

“Pengungkapan kasus ini bermula dari laporan karyawan PT. Adhikarya, terkait adanya kehilangan terpal geotexile untuk pengerjaan proyek tol Soker paket II wilayah Kecamatan Balerejo di Desa Kedungjati, Kecamatan Balerejo,  Kabupaten Madiun,” ungkap AKP Hanif Fatih Wicaksono, SIK, Kasatreskrim Polres Madiun pada Wartawan, Rabu (21/9/16).
Setelah dilakukan penyelidikan, akhirnya petugas Polsek mendapati seorang warga Desa Sogo, Kecamatan Balerejo berperan sebagai penadah dan menjual kembali hasil curian ini kepada orang lain,” lanjutnya.
Kemudian dilakukan pengembangan kasus untuk mengungkap keterlibatan orang lain dalam kasus ini dan petugas berhasil menangkap 2 orang lagi beserta barang buktinya.
Diketahui, terpal geotexile milik PT. Adhikarya yang di curi ini merupakan bahan alas pengurukan tanah material untuk pengecoran proyek nasional. Dan sebanyak  5 potong terpal geotexile ukuran 4 X 10 meter yang berhasil di curi sudah terjual seharga Rp. 250 ribu. Sementara 5 potong terpal geotexile lainnya dijadikan sebagai barang bukti.

“Terhadap pelaku penadah barang hasil curian yakni warga Desa Sogo, Balerejo bakal dikenakan pasal 480 KUHP dengan ancaman hukuman pidana penjara maksimal 4 tahun, sementara terhadap dua pelaku pencurian yang merupakan pekerja lepas asal Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah ini di kenakan pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan (Curat) di ancam dengan pidana penjara maksimal 7 tahun,” pungkasnya. (p-76)
Baca

Embung Dupok, Potensi Wisata dan Sumber PAD Desa Sukorejo Kecamatan Kebonsari

Madiun, Investigasi : Desa Sukorejo yang merupakan salah satu desa di Kecamatan Kebonsari yang menyimpan banyak potensi ekonomi. Banyak olahan makanan yang dihasilkan oleh pelaku usaha melalui Home Industri salah satunya adalah Nuget Lele.
Selain Nuget Lele, ada juga masyarakat yang membuat manik-manik atau aksesoris yang menjadi binaan dari Kopwan setempat.
Terkait makanan olahan, saat ini, masyarakat Desa Sukorejo tengah berinovasi dengan membuat donat waluh. Diyakini makanan yang bersumber dari buah waluh ini akan menjadi produk unggulan yang bisa mendongkrak perekonomian masyarakat.
Yoyon Mahmudi, Kades Sukorejo, Kecamatan Kebonsari membenarkan hal ini. Berbagai terobosan saat ini tengah dilakukan oleh Pemerintah Desanya salah satunya yaitu dengan membuat olahan makanan berbahan dasar buah waluh. "Saat ini masyarakat tengah membuat donat waluh, selain bahan bakunya mudah didapat, makanan ini jarang ada dan bisa jadi produk unggulan," kata Yoyon Mahmudi saat dikonfirmasi, Jumat (16/9/16).
Selain menggenjot produk makanan olahan, Pemerintah Desa Sukorejo kini tengah melirik potensi pariwisata melalui pemberdayaan Embung yang ada didesanya.
Yoyon Mahmudi menjelaskan, saat ini di Desa Sukorejo terdapat dua embung yang berlokasi di Dusun Dupok. Embung ini dibangun oleh Dinas Pengairan dan sudah diserah terimakan kedesa kisaran bulan Januari lalu.
"Dengan dibangunnya embung ini, masyarakat Desa Sukorejo merasa sangat terbantu. Selain untuk resapan air, masyarakat juga terbantu karena sumber air bisa naik," ujar Yoyon Mahmudi.
Lebih lanjut dijelaskan, sebenarnya didusun Dupok ini ada dua embung, sebelah selatan dan utara dan semuanya berlokasi di Dusun Dupok, namun yang sudah dibangun plengsengan baru satu yaitu embung disebelah selatan. "Embung sebelah selatan mempunyai luas sekitar 7000 meter dengan kedalaman sekitar 3 meter. Namun kalau ditanya terkait potensinya masih bagus embung yang sebelah utara, cuma sayangnya belum dibangun plengsengan," kata Yoyon.
Selain fungsi pemanfaatan dasar, Pemerintah Desa Sukorejo melirik potensi wisata yang bisa dijadikan Pendapatan Asli Desa dengan cara diberdayakan yaitu dengan menabur benih ikan atau untuk perikanan.
Dalam planning atau rencana kedepannya, Embung Dupok ini akan dijadikan tempat pemancingan maupun tempat wisata keluarga yang bisa mendongkrak Pendapatan Asli Desa Sukorejo. "Kedepan dilokasi embung akan ditanam pepohonan agar rindang, selain itu dipinggir embung juga akan dibangun warung yang terconnect dengan Wifi agar wisatawan merasa betah," lanjutnya.
Selama ini pengelolaan embung masih dilakukan oleh Karang Taruna setempat, namun tidak menutup kemungkinan bila sudah berkembang akan dijadikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
"Terkait dengan panen ikan, nanti kita akan sharing dengan Karang Taruna terkait dengan berapa prosentase yang diterima desa maupun karang taruna," ungkap Yoyon.
Dengan adanya Embung tersebut diharapkan bisa memberikan kontribusi yang besar khususnya bagi masyarakat Dusun Dupok dan Masyarakat Desa Sukorejo.
"Kami yakin, kalau embung Dupok ini dipoles dan dipercantik maka bisa dijadikan alternatif wisata bagi masyarakat setempat maupun luar dan bisa mendongkrak perekonomian maayarakat Desa Sukorejo" pungkas Yoyon Mahmudi. (p-76)
Madiun, Investigasi : Desa Sukorejo yang merupakan salah satu desa di Kecamatan Kebonsari yang menyimpan banyak potensi ekonomi. Banyak olahan makanan yang dihasilkan oleh pelaku usaha melalui Home Industri salah satunya adalah Nuget Lele.
Selain Nuget Lele, ada juga masyarakat yang membuat manik-manik atau aksesoris yang menjadi binaan dari Kopwan setempat.
Terkait makanan olahan, saat ini, masyarakat Desa Sukorejo tengah berinovasi dengan membuat donat waluh. Diyakini makanan yang bersumber dari buah waluh ini akan menjadi produk unggulan yang bisa mendongkrak perekonomian masyarakat.
Yoyon Mahmudi, Kades Sukorejo, Kecamatan Kebonsari membenarkan hal ini. Berbagai terobosan saat ini tengah dilakukan oleh Pemerintah Desanya salah satunya yaitu dengan membuat olahan makanan berbahan dasar buah waluh. "Saat ini masyarakat tengah membuat donat waluh, selain bahan bakunya mudah didapat, makanan ini jarang ada dan bisa jadi produk unggulan," kata Yoyon Mahmudi saat dikonfirmasi, Jumat (16/9/16).
Selain menggenjot produk makanan olahan, Pemerintah Desa Sukorejo kini tengah melirik potensi pariwisata melalui pemberdayaan Embung yang ada didesanya.
Yoyon Mahmudi menjelaskan, saat ini di Desa Sukorejo terdapat dua embung yang berlokasi di Dusun Dupok. Embung ini dibangun oleh Dinas Pengairan dan sudah diserah terimakan kedesa kisaran bulan Januari lalu.
"Dengan dibangunnya embung ini, masyarakat Desa Sukorejo merasa sangat terbantu. Selain untuk resapan air, masyarakat juga terbantu karena sumber air bisa naik," ujar Yoyon Mahmudi.
Lebih lanjut dijelaskan, sebenarnya didusun Dupok ini ada dua embung, sebelah selatan dan utara dan semuanya berlokasi di Dusun Dupok, namun yang sudah dibangun plengsengan baru satu yaitu embung disebelah selatan. "Embung sebelah selatan mempunyai luas sekitar 7000 meter dengan kedalaman sekitar 3 meter. Namun kalau ditanya terkait potensinya masih bagus embung yang sebelah utara, cuma sayangnya belum dibangun plengsengan," kata Yoyon.
Selain fungsi pemanfaatan dasar, Pemerintah Desa Sukorejo melirik potensi wisata yang bisa dijadikan Pendapatan Asli Desa dengan cara diberdayakan yaitu dengan menabur benih ikan atau untuk perikanan.
Dalam planning atau rencana kedepannya, Embung Dupok ini akan dijadikan tempat pemancingan maupun tempat wisata keluarga yang bisa mendongkrak Pendapatan Asli Desa Sukorejo. "Kedepan dilokasi embung akan ditanam pepohonan agar rindang, selain itu dipinggir embung juga akan dibangun warung yang terconnect dengan Wifi agar wisatawan merasa betah," lanjutnya.
Selama ini pengelolaan embung masih dilakukan oleh Karang Taruna setempat, namun tidak menutup kemungkinan bila sudah berkembang akan dijadikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
"Terkait dengan panen ikan, nanti kita akan sharing dengan Karang Taruna terkait dengan berapa prosentase yang diterima desa maupun karang taruna," ungkap Yoyon.
Dengan adanya Embung tersebut diharapkan bisa memberikan kontribusi yang besar khususnya bagi masyarakat Dusun Dupok dan Masyarakat Desa Sukorejo.
"Kami yakin, kalau embung Dupok ini dipoles dan dipercantik maka bisa dijadikan alternatif wisata bagi masyarakat setempat maupun luar dan bisa mendongkrak perekonomian maayarakat Desa Sukorejo" pungkas Yoyon Mahmudi. (p-76)
Baca

Luar Biasa, Usulan Pembangunan Yang Sudah Lama Bisa Terealisasi Berkat Dana Desa

Madiun, Investigasi : Berbagai usulan yang dilakukan oleh masyarakat melalui Musrenbangdes terkait dengan realisasi pembangunan fisik yang ditampung oleh Pemerintah Desa Ngampel, Kecamatam Mejayan, Kabupaten Madiun kini mulai dilaksanakan secara bertahap dan memuaskan berkat Dana Desa (DD).
Beberapa proyek berupa pemavingan jalan yang berlokasi di Dukuh Batu, RT 7 sepanjang 96 meter dengan lebar 4 meter sukses dikerjakan sehingga jalan yang dulunya becek dan berdebu kini menjadi bersih dan mulus. "Untuk proyek paving yang berlokasi di Dukuh Butuh, RT 7 ino menelan anggaran sekitar Rp. 66.2 juta," ungkap A. Tri Nugroho, ST. Jumat, (17/9/16).
Bukan hanya pembangunan untuk paving jalan saja, namun Pemerintah Desa Ngampel juga membangun talud yang melintasi tiga RT yaitu RT 15, 16 dan 17. Pembangunan Talud sepanjang 170 meter ini yang menelan anggaran sekitar Rp. 54 juta.
A. Tri Nugroho mengatakan selama ini pelayanan terkait dengan infrastruktur yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Ngampel dirasa masih kurang karena banyak usulan untuk pembangunan jalan maupun saluran belum ada realisasi riil dilapangan.
"Namun dengan adanya Dana Desa ini, maka semua usulan yang masuk skala prioritas bisa langsung dilaksanakan, sehingga masyarakat merasa puas akan hasil pembangunan yang sudah selesai," ujar Kades Ngampel ini sembari tersenyum.
Kades Ngampel menegaskan pembangunan yang dibiayai oleh Dana Desa tidak akan berhenti sampai disini namun akan terus berkesinambungan sesuai dengan usulan dari masyarakat yang sudah lama mengajukan dan baru sekarang bisa direalisasi. "Saat ini masyarakat tengah menanti pembangunan yang lainnya," lanjut A. Tri Nugroho.
Dilanjutkan, pembangunan ini diselaraskan dengan tema Desa Ngampel Tahun 2016 yaitu Dengan Semangat Guyub Rukun, Mari Kita Bersama-sama Membangun Desa Ngampel Yang Lebih Baik. "Pada intinya kita bangun dulu guyub rukunnya, baru membangun yang lain," terangnya.
A. Tri Nugroho mengatakan bahwa pada prinsipnya, Dana Desa yang diterima oleh pihaknya tersebut sangat bermanfaat dan sangat membantu baik si segi pembangunan fisik maupun sosial kemasyarakatan. Untuk itu, pihaknya mewakili masyarakat Desa Ngampel mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat maupun daerah yang telah mengalokasikan DD tersebut.
Diharapkan kedepan masyarakat bisa berperan aktif dalam pembangunan yang tengah dilakasanakan oleh Pemerintah Desa Ngampel. "Semoga kedepan dengam doa daei masyarakat, pembangunan di Desa Ngampel kedepan bisa terlaksana dengan baik dan sesuai dengan aturan yang berlaku" pungkas A. Tri Nugroho. (p-76)
Madiun, Investigasi : Berbagai usulan yang dilakukan oleh masyarakat melalui Musrenbangdes terkait dengan realisasi pembangunan fisik yang ditampung oleh Pemerintah Desa Ngampel, Kecamatam Mejayan, Kabupaten Madiun kini mulai dilaksanakan secara bertahap dan memuaskan berkat Dana Desa (DD).
Beberapa proyek berupa pemavingan jalan yang berlokasi di Dukuh Batu, RT 7 sepanjang 96 meter dengan lebar 4 meter sukses dikerjakan sehingga jalan yang dulunya becek dan berdebu kini menjadi bersih dan mulus. "Untuk proyek paving yang berlokasi di Dukuh Butuh, RT 7 ino menelan anggaran sekitar Rp. 66.2 juta," ungkap A. Tri Nugroho, ST. Jumat, (17/9/16).
Bukan hanya pembangunan untuk paving jalan saja, namun Pemerintah Desa Ngampel juga membangun talud yang melintasi tiga RT yaitu RT 15, 16 dan 17. Pembangunan Talud sepanjang 170 meter ini yang menelan anggaran sekitar Rp. 54 juta.
A. Tri Nugroho mengatakan selama ini pelayanan terkait dengan infrastruktur yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Ngampel dirasa masih kurang karena banyak usulan untuk pembangunan jalan maupun saluran belum ada realisasi riil dilapangan.
"Namun dengan adanya Dana Desa ini, maka semua usulan yang masuk skala prioritas bisa langsung dilaksanakan, sehingga masyarakat merasa puas akan hasil pembangunan yang sudah selesai," ujar Kades Ngampel ini sembari tersenyum.
Kades Ngampel menegaskan pembangunan yang dibiayai oleh Dana Desa tidak akan berhenti sampai disini namun akan terus berkesinambungan sesuai dengan usulan dari masyarakat yang sudah lama mengajukan dan baru sekarang bisa direalisasi. "Saat ini masyarakat tengah menanti pembangunan yang lainnya," lanjut A. Tri Nugroho.
Dilanjutkan, pembangunan ini diselaraskan dengan tema Desa Ngampel Tahun 2016 yaitu Dengan Semangat Guyub Rukun, Mari Kita Bersama-sama Membangun Desa Ngampel Yang Lebih Baik. "Pada intinya kita bangun dulu guyub rukunnya, baru membangun yang lain," terangnya.
A. Tri Nugroho mengatakan bahwa pada prinsipnya, Dana Desa yang diterima oleh pihaknya tersebut sangat bermanfaat dan sangat membantu baik si segi pembangunan fisik maupun sosial kemasyarakatan. Untuk itu, pihaknya mewakili masyarakat Desa Ngampel mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat maupun daerah yang telah mengalokasikan DD tersebut.
Diharapkan kedepan masyarakat bisa berperan aktif dalam pembangunan yang tengah dilakasanakan oleh Pemerintah Desa Ngampel. "Semoga kedepan dengam doa daei masyarakat, pembangunan di Desa Ngampel kedepan bisa terlaksana dengan baik dan sesuai dengan aturan yang berlaku" pungkas A. Tri Nugroho. (p-76)
Baca

Pembangunan Selama 5 Tahun, Kalah Dengan 1 Tahun Yang Dibiayai oleh Dana Desa

Madiun, Investigasi : Desa Putat merupakan salah satu desa di Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun yang mempunyai jumlah penduduk sekitar 3.500 jiwa atau sekitar 1.140 KK. Dahulu, dengan keterbatasan anggaran, pembangunan di Desa Putat hanya bisa dilakukan setahun sekali dengan cara bertahap. Namun kini dengan adanya Dana Desa (DD), pembangunan diberbagai lini yang menyangkut hajat hidup masyarakat bisa terlaksana dengan baik.
Diketahui, Desa Putat, Kecamatan Geger ini menerima kucuran Dana Desa (DD) sebesar Rp. 621.101.000 yang dialokasikan keberbagai proyek pembangunan infrastruktur maupun sosial kemasyarakatan yang semuanya untuk kemajuan masyarakat Desa Putat.
Saat dihubungi, Setiyoso, Kades Putat membenarkan hal tersebut. Menurutnya Dana Desa yang diterima oleh Desa Putat sangat membantu perkembangan pembangunan didesanya. "Sangat luar biasa, terbukti apa yang dilakukan dalam membangun desa 5 tahun yang lalu kalah dengan 1 tahun ini dengan adanya DD," ungkap Setiyoso, Kamis (15/9/16).
Selain untuk pembangunan infrastruktur, Pemerintah Desa Putat menganggarkan sebesar Rp. 65 juta untuk sosial kemasyarakatan yaitu untuk Posyandu Balita, Posyandu Lansia, Bantuan Anak Yatim, Kualitas Pendidikan, Kelompok Tani, Keamanan Lingkungan dan Masyarakat Miskin.
"Dulunya kita hanya bisa menganggarkan untuk posyandu balita saja, itupun dengan anggaran yang sangat kecil, namun dengan bertambahnya Anggaran melalui Dana Desa ini semuanya bisa kecukupan," lanjutnya.
Dengan anggaran yang besar ini, Setiyoso tidak serta merta mengobralnya, namun ada skala prioritas yang sudah direncanakan pada tahun sebelumnya melalui Musrenbangdes. "Anggaran akan keluar menurut skala prioritaa yang sudah ditetapkan dan kegiatan dilaksanakan mulai Januari hingga Desember setiap bulannya," tegas Setiyoso sembari menunjukkan jadwal kegiatan yang sudah ditetapkan.
Terkait dengan pos anggaran untuk sosial kemasyarakatan yang srmakin bertambah, Setiyoso merasa bersyukur karena dampaknya sangat terasa sehingga tingkat kesehatan dan pendidikan maayarakat semakin membaik.
"Tingkat kesehatan, pendidikan maupun perekonomian masyarakat Desa Putat semakin membaik. Selain itu untuk sektor sosial kemasyarakatan juga ikut membaik," lanjutnya.
Karena terbukti sangat bermanfaat bagi masyarakat, Setiyoso berharap agar anggaran yang diambilkan 10 persen dari APBN ini bisa diteruskan. "Sekali lagi, dengan DD ini pembangunan yang dulu dilaksanakan selama 5 tahun, kalah dengan 1 tahun yang dibiayai oleh DD," pungkasnya. (p-76)
Madiun, Investigasi : Desa Putat merupakan salah satu desa di Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun yang mempunyai jumlah penduduk sekitar 3.500 jiwa atau sekitar 1.140 KK. Dahulu, dengan keterbatasan anggaran, pembangunan di Desa Putat hanya bisa dilakukan setahun sekali dengan cara bertahap. Namun kini dengan adanya Dana Desa (DD), pembangunan diberbagai lini yang menyangkut hajat hidup masyarakat bisa terlaksana dengan baik.
Diketahui, Desa Putat, Kecamatan Geger ini menerima kucuran Dana Desa (DD) sebesar Rp. 621.101.000 yang dialokasikan keberbagai proyek pembangunan infrastruktur maupun sosial kemasyarakatan yang semuanya untuk kemajuan masyarakat Desa Putat.
Saat dihubungi, Setiyoso, Kades Putat membenarkan hal tersebut. Menurutnya Dana Desa yang diterima oleh Desa Putat sangat membantu perkembangan pembangunan didesanya. "Sangat luar biasa, terbukti apa yang dilakukan dalam membangun desa 5 tahun yang lalu kalah dengan 1 tahun ini dengan adanya DD," ungkap Setiyoso, Kamis (15/9/16).
Selain untuk pembangunan infrastruktur, Pemerintah Desa Putat menganggarkan sebesar Rp. 65 juta untuk sosial kemasyarakatan yaitu untuk Posyandu Balita, Posyandu Lansia, Bantuan Anak Yatim, Kualitas Pendidikan, Kelompok Tani, Keamanan Lingkungan dan Masyarakat Miskin.
"Dulunya kita hanya bisa menganggarkan untuk posyandu balita saja, itupun dengan anggaran yang sangat kecil, namun dengan bertambahnya Anggaran melalui Dana Desa ini semuanya bisa kecukupan," lanjutnya.
Dengan anggaran yang besar ini, Setiyoso tidak serta merta mengobralnya, namun ada skala prioritas yang sudah direncanakan pada tahun sebelumnya melalui Musrenbangdes. "Anggaran akan keluar menurut skala prioritaa yang sudah ditetapkan dan kegiatan dilaksanakan mulai Januari hingga Desember setiap bulannya," tegas Setiyoso sembari menunjukkan jadwal kegiatan yang sudah ditetapkan.
Terkait dengan pos anggaran untuk sosial kemasyarakatan yang srmakin bertambah, Setiyoso merasa bersyukur karena dampaknya sangat terasa sehingga tingkat kesehatan dan pendidikan maayarakat semakin membaik.
"Tingkat kesehatan, pendidikan maupun perekonomian masyarakat Desa Putat semakin membaik. Selain itu untuk sektor sosial kemasyarakatan juga ikut membaik," lanjutnya.
Karena terbukti sangat bermanfaat bagi masyarakat, Setiyoso berharap agar anggaran yang diambilkan 10 persen dari APBN ini bisa diteruskan. "Sekali lagi, dengan DD ini pembangunan yang dulu dilaksanakan selama 5 tahun, kalah dengan 1 tahun yang dibiayai oleh DD," pungkasnya. (p-76)
Baca
 
Investigasi New Biro Madiun. Alamat Jl. Gemah Ripah No. 30 Dolopo Kabupaten Madiun. Telp. 081249410099
Support : PT. INSAN MANDIRI PERMATA
Copyright © 2014. Investigasi New Madiun
Template Edited by Investigasi Biro Madiun
Telp/Message : 081249410099 | 0856 0449 9100