Amankan Perayaan Malam Suro, Polda Jatim Terjunkan Ribuan Personil
Madiun
Kota, Investigasi : Untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat
saat pelaksanaan kegiatan Satu Suro (Muharram) dan Prosesi Suran Agung yang
melibatkan banyak peserta, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur bersama Polres Madiun
dan jajarannya menggelar Apel Gelar Pasukan dihalaman Mapolres Madiun Kota,
Kamis (29/9/16).
Bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah
Brigadir Jenderal Polisi Gatot Subroto, Wakapolda Jawa Timur. Rencananya pihak
Kepolisian akan mengerahkan sekitar 1.500 personil untuk mengamankan pergantian
tahun baru Islam 1438 Hijriyah. Belum lagi pasukan akan diperkuat bantuan dari
TNI dan unsur Pemerintah Daerah.
Saat
menyampaikan amanatnya, Brigjend Gatot Subroto menyampaikan bahwa Madiun punya
tradisi unik saat merayakan malam Satu Suro, didaerah lain malam Satu Suro
dilaksanakan secara religius namun di beberapa Perguruan Pencak Silat di Madiun
malah punya tradisi nyekar dimakam leluhur perguruan.
Disinilah,
ungkap Wakapolda akar kerawanan bermula, karena beberapa Perguruan Pencak Silat
ini mempunyai agenda kegiatan yang sama sehingga rawan terjadi gesekan antar
peserta. “Kerawanannya justru di Madiun itu ada beberapa perguruan pencak
silat, sehingga kemungkinan terjadi gesekan atau perkelahian akibat persaingan
diantara mereka," ungkapnya, Kamis (29/9/16).
Upaya
efektif yang dilakukan petugas tahun lalu akan diterapkan kembali untuk
pelaksanaan pengamanan perayaan Suro dan Suran Agung. “Kepolisian kembali
memberlakukan penyekatan, agar para pesilat dari daerah lain, tidak masuk
wilayah Madiun. Namun demikian, jajaran kepolisian tetap menghargai kegiatan
ritual keagamaan yang dilakukan masyarakat maupun para perguruan pencak silat,”
tegas wakapolda Jawa Timur dihadapan personil.
Selain
itu, jajaran Polres Madiun Kota akan melaksanakan operasi madiri yang digelar
selama 12 hari mulai Jumat (30/9/16) sampai dengan Selasa (11/10/16). “Operasi Mandiri
ini akan mengedepankan tindakan preventif dan pendekatan humanis pada anggota
perguruan pencak silat agar timbul sikap saling menghormati antar perguruan.,”
pungkasnya. (p-76)
Madiun
Kota, Investigasi : Untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat
saat pelaksanaan kegiatan Satu Suro (Muharram) dan Prosesi Suran Agung yang
melibatkan banyak peserta, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur bersama Polres Madiun
dan jajarannya menggelar Apel Gelar Pasukan dihalaman Mapolres Madiun Kota,
Kamis (29/9/16).
Bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah
Brigadir Jenderal Polisi Gatot Subroto, Wakapolda Jawa Timur. Rencananya pihak
Kepolisian akan mengerahkan sekitar 1.500 personil untuk mengamankan pergantian
tahun baru Islam 1438 Hijriyah. Belum lagi pasukan akan diperkuat bantuan dari
TNI dan unsur Pemerintah Daerah.
Saat
menyampaikan amanatnya, Brigjend Gatot Subroto menyampaikan bahwa Madiun punya
tradisi unik saat merayakan malam Satu Suro, didaerah lain malam Satu Suro
dilaksanakan secara religius namun di beberapa Perguruan Pencak Silat di Madiun
malah punya tradisi nyekar dimakam leluhur perguruan.
Disinilah,
ungkap Wakapolda akar kerawanan bermula, karena beberapa Perguruan Pencak Silat
ini mempunyai agenda kegiatan yang sama sehingga rawan terjadi gesekan antar
peserta. “Kerawanannya justru di Madiun itu ada beberapa perguruan pencak
silat, sehingga kemungkinan terjadi gesekan atau perkelahian akibat persaingan
diantara mereka," ungkapnya, Kamis (29/9/16).
Upaya
efektif yang dilakukan petugas tahun lalu akan diterapkan kembali untuk
pelaksanaan pengamanan perayaan Suro dan Suran Agung. “Kepolisian kembali
memberlakukan penyekatan, agar para pesilat dari daerah lain, tidak masuk
wilayah Madiun. Namun demikian, jajaran kepolisian tetap menghargai kegiatan
ritual keagamaan yang dilakukan masyarakat maupun para perguruan pencak silat,”
tegas wakapolda Jawa Timur dihadapan personil.
Selain
itu, jajaran Polres Madiun Kota akan melaksanakan operasi madiri yang digelar
selama 12 hari mulai Jumat (30/9/16) sampai dengan Selasa (11/10/16). “Operasi Mandiri
ini akan mengedepankan tindakan preventif dan pendekatan humanis pada anggota
perguruan pencak silat agar timbul sikap saling menghormati antar perguruan.,”
pungkasnya. (p-76)