Bawa Narkoba, Pengusaha Jasa Terop Digelandang Ke Mapolresta



Madiun Kota, Investigasi :  Genderang perang terhadap obat-obatan terlarang terus dikumandangkan oleh Polres Madiun Kota. Bukan hanya bandar, pengedar maupun pengguna juga disikat oleh Sat Reskoba Polres Madiun Kota. Begitu pula yang dialami oleh Untung Margono atau yang dipanggil OTE, warga Jalan S. Parman, Kelurahan Oro-oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun.
OTE diduga adalah pemakai sekaligus pengedar narkotika jenis sabu sabu berhasil dicokok polisi dari Sat Reskoba Polres Madiun Kota, di jalan S Parman, Kota Madiun, Jum’at malam (29/4/2016). Dia tertangkap tangan beserta barang bukti 0,46 gram sabu yang dilipat grenjeng rokok.
“Ini yang ke tiga kalinya, dia pernah dua kali dipenjara dengan kasus yang sama. Tersangka ini merupakan residivis yang sudah lama menjadi incaran petugas karena teribat peredaran narkotika jenis sabu di wilayah hukum Polres Madiun Kota,”Kata Kasat Reskoba Polres Madiun Kota, AKP Sukono.
Diketahui, OTE merupakan pengusaha terkenal jasa terop di Kota Madiun pernah masuk penjara dengan kasus yang sama ini digelandang ke kantor Sat Reskoba Madiun Kota untuk dilakukan penyelidikan dan pengembangan kasusnya.
Sementara dari hasil pengembangan, polisi berhasil mengamankan belasan barang bukti dari rumah di jalan S Parman yang diduga merupakan peranagkat alat transaksi dan alat yang dipakai untuk menikmati sabu. (p-76)


Madiun Kota, Investigasi :  Genderang perang terhadap obat-obatan terlarang terus dikumandangkan oleh Polres Madiun Kota. Bukan hanya bandar, pengedar maupun pengguna juga disikat oleh Sat Reskoba Polres Madiun Kota. Begitu pula yang dialami oleh Untung Margono atau yang dipanggil OTE, warga Jalan S. Parman, Kelurahan Oro-oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun.
OTE diduga adalah pemakai sekaligus pengedar narkotika jenis sabu sabu berhasil dicokok polisi dari Sat Reskoba Polres Madiun Kota, di jalan S Parman, Kota Madiun, Jum’at malam (29/4/2016). Dia tertangkap tangan beserta barang bukti 0,46 gram sabu yang dilipat grenjeng rokok.
“Ini yang ke tiga kalinya, dia pernah dua kali dipenjara dengan kasus yang sama. Tersangka ini merupakan residivis yang sudah lama menjadi incaran petugas karena teribat peredaran narkotika jenis sabu di wilayah hukum Polres Madiun Kota,”Kata Kasat Reskoba Polres Madiun Kota, AKP Sukono.
Diketahui, OTE merupakan pengusaha terkenal jasa terop di Kota Madiun pernah masuk penjara dengan kasus yang sama ini digelandang ke kantor Sat Reskoba Madiun Kota untuk dilakukan penyelidikan dan pengembangan kasusnya.
Sementara dari hasil pengembangan, polisi berhasil mengamankan belasan barang bukti dari rumah di jalan S Parman yang diduga merupakan peranagkat alat transaksi dan alat yang dipakai untuk menikmati sabu. (p-76)
Baca

Mayat Bayi Di Buang Dimakam Gegerkan Warga

Madiun, Investigasi : Penemuan mayat bayi berjenis kelamin perempuan diareal pintu masuk makam Dusun Cruwet, Desa Sukorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Sabtu (30/4) sore lalu menggegerkan masyarakat sekitar.
Mayat bayi malang yang terbungkus dalam tas plastik itu ditemukan oleh dua orang yang kebetulan melintas diareal tersebut. “Dua orang saksi warga sekitar yaitu Sugiri dan Sardi tengah mengangkut pasir, sejak pukul 15.00 sempat melihat ada tas perempuan warna pink diletakkan dibawah pohon Kamboja dekat pintu masuk makam,” kata AKP. Edi Rianto, Kapolsek Kebonsari pada media. Minggu (1/5/16)
Dilanjutkan,  keduanya membiarkan dan berfikir ada pemilik tas, namun sekitar pukul 17.00,  Sugiri dan Sardi masih melihat tas itu tetap ditempatnya. karena curiga, kedua orang ini  mendekati dan membuka tas tersebut. Keduanya kaget bukan main, ternyata ada sesosok mayat bayi dalam tas wanita itu. Mengetahui hal itu, keduanya langsung berlari dan melaporkan kepada perangkat desa setempat, lalu diteruskan aparat Babinkantibmas dan Babinsa,” lanjut Kapolsek Kebonsari.
Tak selang lama, tim medis dari RSUD Dolopo datang untuk melakukan visum luar. dari visum tersebut diketahui mayat bayi perempuan dengan panjang 44 cm, berat dengan plasenta 2,15 kg dan tanpa plasenta 1,84 kg. Saat ditemukan plasenta dalam keadaan membusuk, bayi diperkirakan meninggal lebih dari 6 jam. Selanjutnya, jasad bayi dikirim ke RSUPP Jatim dr Soedhono di Kota Madiun.
Petugas juga membawa barang bukti seperti kantung plastik warna putih, jarik warna coklat, pembalut, tas perempuan warna pink dan kain kafan. Usia bayi waktu lahir kurang dari 9 bulan atau belum waktunya, setelah dilakukan visum luar di RSUD Dolopo, langsung dikirim ke RSUPP Jatim dr Soedhono untuk divisum lengkap.
Selanjutnya, usai divisum jasad bayi dikirim ke Dusun Cruwet, untuk dimakamkan secara umum, Minggu (01/05/2016) sekitar pukul 14.00. “Kami masih meminta keterangan saksi-saksi, guna mengungkap pembuang bayi. Kami juga mengharapkan, jika ada saksi lain mengetahui untuk melapor,” ujar Kapolsek Kebonsari lagi. (p-76/sur)
Madiun, Investigasi : Penemuan mayat bayi berjenis kelamin perempuan diareal pintu masuk makam Dusun Cruwet, Desa Sukorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Sabtu (30/4) sore lalu menggegerkan masyarakat sekitar.
Mayat bayi malang yang terbungkus dalam tas plastik itu ditemukan oleh dua orang yang kebetulan melintas diareal tersebut. “Dua orang saksi warga sekitar yaitu Sugiri dan Sardi tengah mengangkut pasir, sejak pukul 15.00 sempat melihat ada tas perempuan warna pink diletakkan dibawah pohon Kamboja dekat pintu masuk makam,” kata AKP. Edi Rianto, Kapolsek Kebonsari pada media. Minggu (1/5/16)
Dilanjutkan,  keduanya membiarkan dan berfikir ada pemilik tas, namun sekitar pukul 17.00,  Sugiri dan Sardi masih melihat tas itu tetap ditempatnya. karena curiga, kedua orang ini  mendekati dan membuka tas tersebut. Keduanya kaget bukan main, ternyata ada sesosok mayat bayi dalam tas wanita itu. Mengetahui hal itu, keduanya langsung berlari dan melaporkan kepada perangkat desa setempat, lalu diteruskan aparat Babinkantibmas dan Babinsa,” lanjut Kapolsek Kebonsari.
Tak selang lama, tim medis dari RSUD Dolopo datang untuk melakukan visum luar. dari visum tersebut diketahui mayat bayi perempuan dengan panjang 44 cm, berat dengan plasenta 2,15 kg dan tanpa plasenta 1,84 kg. Saat ditemukan plasenta dalam keadaan membusuk, bayi diperkirakan meninggal lebih dari 6 jam. Selanjutnya, jasad bayi dikirim ke RSUPP Jatim dr Soedhono di Kota Madiun.
Petugas juga membawa barang bukti seperti kantung plastik warna putih, jarik warna coklat, pembalut, tas perempuan warna pink dan kain kafan. Usia bayi waktu lahir kurang dari 9 bulan atau belum waktunya, setelah dilakukan visum luar di RSUD Dolopo, langsung dikirim ke RSUPP Jatim dr Soedhono untuk divisum lengkap.
Selanjutnya, usai divisum jasad bayi dikirim ke Dusun Cruwet, untuk dimakamkan secara umum, Minggu (01/05/2016) sekitar pukul 14.00. “Kami masih meminta keterangan saksi-saksi, guna mengungkap pembuang bayi. Kami juga mengharapkan, jika ada saksi lain mengetahui untuk melapor,” ujar Kapolsek Kebonsari lagi. (p-76/sur)
Baca

Lapangan Tembak Patria Tama Diresmikan Oleh Kapolres Madiun

Madiun, Investigasi : Tuntutan Anggota Kepolisian Resort Madiun harus punya skill dan kemampuan sehingga bisa melaksanakan tugasnya sebagai Pelindung, Pengayom dan Pelayan Masyarakat direspon oleh Kapolres Madiun, AKBP Tony Surya Putra, SIK dengan meresmikan lapangan tembak Patria Tama.
Lapangan tembak yang berlokasi di Desa Mojopurno, Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun ini tepatnya di sebelah kiri Polsek Wungu, ini berdiri atas prakarsa dari Kapolres Madiun, AKBP. Tony Surya Putra, SIK. saat itu, Kapolres Madiun membuat lapangan tembak seluas 600 m2 tersebut dengan maksud supaya bisa digunakan untuk latihan baik untuk Polres Madiun sendiri maupun untuk latihan gabungan dengan TNI
"Selain dituntut di bidang Kepolisian, Polisi juga dituntut di bidang teknis, Polisi harus memiliki ketrampilan menembak karena baik itu fungsi Sabhara  dan Lalu Lintas di lapangan juga dibekali senjata api, sehingga kalau tidak kita latih dalam penggunaan senjata apinya bisa tidak sesuai dengan aturan ataupun bisa berakibat fatal bagi yang menggunakan senjata api itu," kata Kapolres Madiun. Sabtu (30/4/2016).
Dilanjutkan, dengan latihan menembak, diharapkan para anggota akan terampil dalam menggunakan senjata api yang dibawanya. “Anggota yang di bekali senjata api tentunya dalam penggunaannya jadi benar sesuai dengan prosedur penggunaan yang benar," jelasnya.

terkait dengan penggunaan nama Patria Tama diambil dari nama angkatan Batalyon Kapolres Madiun sewaktu di Akpol (Akademi Kepolisian) lulusan tahun 1995. "Patria Tama diambil dari nama angkatan Batalyon kami, itu hanyalah simbol saat pembangunan lapangan tembak ini Kapolres adalah dari angkatan 1995 di batalyon tersebut dan Ini sifatnya motivasi supaya Kapolres - Kapolres berikutnya mungkin akan melakukan inovasi - inovasi untuk kemajuan Polres Madiun," pungkasnya. (p-76)
Madiun, Investigasi : Tuntutan Anggota Kepolisian Resort Madiun harus punya skill dan kemampuan sehingga bisa melaksanakan tugasnya sebagai Pelindung, Pengayom dan Pelayan Masyarakat direspon oleh Kapolres Madiun, AKBP Tony Surya Putra, SIK dengan meresmikan lapangan tembak Patria Tama.
Lapangan tembak yang berlokasi di Desa Mojopurno, Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun ini tepatnya di sebelah kiri Polsek Wungu, ini berdiri atas prakarsa dari Kapolres Madiun, AKBP. Tony Surya Putra, SIK. saat itu, Kapolres Madiun membuat lapangan tembak seluas 600 m2 tersebut dengan maksud supaya bisa digunakan untuk latihan baik untuk Polres Madiun sendiri maupun untuk latihan gabungan dengan TNI
"Selain dituntut di bidang Kepolisian, Polisi juga dituntut di bidang teknis, Polisi harus memiliki ketrampilan menembak karena baik itu fungsi Sabhara  dan Lalu Lintas di lapangan juga dibekali senjata api, sehingga kalau tidak kita latih dalam penggunaan senjata apinya bisa tidak sesuai dengan aturan ataupun bisa berakibat fatal bagi yang menggunakan senjata api itu," kata Kapolres Madiun. Sabtu (30/4/2016).
Dilanjutkan, dengan latihan menembak, diharapkan para anggota akan terampil dalam menggunakan senjata api yang dibawanya. “Anggota yang di bekali senjata api tentunya dalam penggunaannya jadi benar sesuai dengan prosedur penggunaan yang benar," jelasnya.

terkait dengan penggunaan nama Patria Tama diambil dari nama angkatan Batalyon Kapolres Madiun sewaktu di Akpol (Akademi Kepolisian) lulusan tahun 1995. "Patria Tama diambil dari nama angkatan Batalyon kami, itu hanyalah simbol saat pembangunan lapangan tembak ini Kapolres adalah dari angkatan 1995 di batalyon tersebut dan Ini sifatnya motivasi supaya Kapolres - Kapolres berikutnya mungkin akan melakukan inovasi - inovasi untuk kemajuan Polres Madiun," pungkasnya. (p-76)
Baca

Peringati Hari Buruh, Polres Madiun Kumpulkan Seluruh Karyawan Perusahaan

Madiun, Investigasi : Hari Buruh Sedunia (May Day) yang jatuh pada tanggal 1 Mei 2016 di Kabupaten Madiun diperingati oleh Polres Madiun dengan mengundang seluruh Forpimda dan karyawan (buruh) perusahaan se Kabupaten Madiun.
Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh anggota Polres Madiun, SPSI Kabupaten Madiun, SBM KASBI Kabupaten Madiun, elemen buruh Kabupaten Madiun,  para pengusaha serta di hadiri oleh Forpimda Kabupaten Madiun dan para Kepala SKPD Se- Kabupaten Madiun.
Acara peringatan Hari Buruh Sedunia ini diisi dengan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan silaturrohmi, mulai dari olahraga bersama, bhakti sosial, donor darah, dan bedah rumah yang dilaksanakan di lapangan Tri Brata Polres Madiun
"Daripada menggelar unjuk rasa yang akan berdampak pada rawannya kamtibmas, mending kita melaksanakan kegiatan positif seperti ini,” ujar Kapolres Madiun, AKBP Tony Surya Putra, S.I.K. . Sabtu (30/4/2016).
Dijelaskan, jauh-jauh hari sebelum tiba May Day,  pihak Polres beserta Pemkab Madiun telah menjalin koordinasi secara intensif. Baik dengan sejumlah Serikat Pekerja maupun perusahaan untuk mengadakan kegiatan yang positif tersebut. “Kegiatan antara Polres Madiun dan Pemkab Madiun serta Pengusaha di Madiun dan elemen buruh ini pertama kali digelar di Kabupaten Madiun dalam memperingati May Day tahun 2016 yang diisi dengan kegiatan yang positif agar tidak lagi mengadakan demontrasi di jalan," lanjutnya.
sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Madiun, Wijanto Djoko Poernomo mengimbau seluruh perusahaan yang ada di Kabupaten Madiun membayar upah pekerja sesuai dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK).
Dikatakan, di Kabupaten Madiun, terdapat 578 perusahaan, dengan buruh sebanyak 4.500. Dari jumlah perusahaan itu, 13 diantaranya perusahaan tergolong besar, 200 perusahaan sedang dan sisanya perusahaan kecil.
Dari jumlah perusahaan yang ada di Kabupaten Madiun tersebut, baru 80 persen yang membayar upah sesuai UMK. “Imbauan kita, memang buruh harus mendapat upah sesuai UMK. Namun jika perusahaan belum bisa, itu tinggal kesepakatan antara buruh dengan perusahaan,” tuturnya.

Peringatan hari buruh se-dunia di Kabupaten Madiun berlangsung aman dan kondusif. Itu tak lepas dari ajakan Polres Madiun kepada buruh untuk menggelar kegiatan positif selama dua hari ke depan. (p-76)
Madiun, Investigasi : Hari Buruh Sedunia (May Day) yang jatuh pada tanggal 1 Mei 2016 di Kabupaten Madiun diperingati oleh Polres Madiun dengan mengundang seluruh Forpimda dan karyawan (buruh) perusahaan se Kabupaten Madiun.
Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh anggota Polres Madiun, SPSI Kabupaten Madiun, SBM KASBI Kabupaten Madiun, elemen buruh Kabupaten Madiun,  para pengusaha serta di hadiri oleh Forpimda Kabupaten Madiun dan para Kepala SKPD Se- Kabupaten Madiun.
Acara peringatan Hari Buruh Sedunia ini diisi dengan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan silaturrohmi, mulai dari olahraga bersama, bhakti sosial, donor darah, dan bedah rumah yang dilaksanakan di lapangan Tri Brata Polres Madiun
"Daripada menggelar unjuk rasa yang akan berdampak pada rawannya kamtibmas, mending kita melaksanakan kegiatan positif seperti ini,” ujar Kapolres Madiun, AKBP Tony Surya Putra, S.I.K. . Sabtu (30/4/2016).
Dijelaskan, jauh-jauh hari sebelum tiba May Day,  pihak Polres beserta Pemkab Madiun telah menjalin koordinasi secara intensif. Baik dengan sejumlah Serikat Pekerja maupun perusahaan untuk mengadakan kegiatan yang positif tersebut. “Kegiatan antara Polres Madiun dan Pemkab Madiun serta Pengusaha di Madiun dan elemen buruh ini pertama kali digelar di Kabupaten Madiun dalam memperingati May Day tahun 2016 yang diisi dengan kegiatan yang positif agar tidak lagi mengadakan demontrasi di jalan," lanjutnya.
sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Madiun, Wijanto Djoko Poernomo mengimbau seluruh perusahaan yang ada di Kabupaten Madiun membayar upah pekerja sesuai dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK).
Dikatakan, di Kabupaten Madiun, terdapat 578 perusahaan, dengan buruh sebanyak 4.500. Dari jumlah perusahaan itu, 13 diantaranya perusahaan tergolong besar, 200 perusahaan sedang dan sisanya perusahaan kecil.
Dari jumlah perusahaan yang ada di Kabupaten Madiun tersebut, baru 80 persen yang membayar upah sesuai UMK. “Imbauan kita, memang buruh harus mendapat upah sesuai UMK. Namun jika perusahaan belum bisa, itu tinggal kesepakatan antara buruh dengan perusahaan,” tuturnya.

Peringatan hari buruh se-dunia di Kabupaten Madiun berlangsung aman dan kondusif. Itu tak lepas dari ajakan Polres Madiun kepada buruh untuk menggelar kegiatan positif selama dua hari ke depan. (p-76)
Baca

Sehari, 3 Penjual Judi Togel Dibekuk Reskrim Polres Magetan

Magetan, Investigasi : Genderang perang terhadap perjudian terus dilakukan Jajaran Polres Magetan, kali ini 3 pelaku perjudian togel ( Toto Gelap) ditangkap tim buser Polres Magetan dan Polsek jajaran di TKP yang berbeda, Senin ( 25/4/16).
Adapun pelaku judi togel yang ditangkap Unit Reskrim Polsek Barat Polres Magetan  sekira pukul 10.30 Wib di sebuah warung di desa Manjung kecamatan Barat kabupaten Magetan. Pelaku berinisial SUM, 74 tahun, Tani, warga desa Manjung kecamatan Barat kabupaten Magetan.
Pelaku ditangkap petugas saat diketahui melakukan perjudian jenis togel dengan cara menerima titipan pembelian/tombokan nomor togel dari para pembeli. Dalam penangkapan tersebut Polisi berhasil menyita barang bukti berupa enam belas lembar kertas terdapat tulisan nomor togel, satu lembar karbon, satu bendel kertas kosong dan uang tunai sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah), pelaku selanjutnya yang ditangkap sekira pukul 14.30 Wib di pinggir jalan desa panggung kecamatan Barat kabupaten Magetan.
Pelaku berinisial NGAD, 52 tahun, Tani, warga desa Panggung kecamatan Barat kabupaten Magetan. Pelaku ditangkap petugas saat diketahui melakukan perjudian jenis togel dengan cara menerima titipan pembelian/tombokan nomor togel dari para pembeli. Dalam penangkapan tersebut Polisi berhasil menyita barang bukti berupa satu lembar kupon togel dan uang tunai sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah), Sat Reskrim Polres Magetan  juga melakukan penangkapan  pelaku perjudian jenis judi togel sekira pukul 16.00 Wib di sebuah warung di dukuh Timang desa Waduk kecamatan Takeran kabupaten Magetan. Pelaku berinisial AG, 39 tahun, Karyawan Swasta, warga desa Waduk kecamatan Takeran kabupaten Magetan.
Pelaku ditangkap petugas saat diketahui melakukan perjudian jenis togel dengan cara menerima titipan pembelian/tombokan nomor togel dari para pembeli. Dalam penangkapan tersebut Polisi berhasil menyita barang bukti berupa satu buah buku tafsir mimpi, dua lembar kupon togel dan uang tunai sebesar Rp. 70.000,- (tujuh puluh ribu rupiah).
Kapolres Magetan AKBP Johanson Ronald Simamora, S.I.K., S.H., M.H. melalui Kasubbaghumas AKP Suwadi BT, S.H. menegaskan, ”Bahwa Polres Magetan selalu berusaha memberantas segala bentuk penyakit masyarakat salah satunya  perjudian dalam jenis apapun  karena dapat merusak sendi perekonomian masyarakat khususnya di wilayah Kab. Magetan  dan tetap akan melakukan tindakan-tindakan tegas terhadap para pelaku perjudian,” tegasnya.

Ketiga pelaku akan dikenakan pasal 303 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)  tentang Perjudian dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama 10 tahun atau pidana denda paling banyak Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah), jelasnya. (sj/md)
Magetan, Investigasi : Genderang perang terhadap perjudian terus dilakukan Jajaran Polres Magetan, kali ini 3 pelaku perjudian togel ( Toto Gelap) ditangkap tim buser Polres Magetan dan Polsek jajaran di TKP yang berbeda, Senin ( 25/4/16).
Adapun pelaku judi togel yang ditangkap Unit Reskrim Polsek Barat Polres Magetan  sekira pukul 10.30 Wib di sebuah warung di desa Manjung kecamatan Barat kabupaten Magetan. Pelaku berinisial SUM, 74 tahun, Tani, warga desa Manjung kecamatan Barat kabupaten Magetan.
Pelaku ditangkap petugas saat diketahui melakukan perjudian jenis togel dengan cara menerima titipan pembelian/tombokan nomor togel dari para pembeli. Dalam penangkapan tersebut Polisi berhasil menyita barang bukti berupa enam belas lembar kertas terdapat tulisan nomor togel, satu lembar karbon, satu bendel kertas kosong dan uang tunai sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah), pelaku selanjutnya yang ditangkap sekira pukul 14.30 Wib di pinggir jalan desa panggung kecamatan Barat kabupaten Magetan.
Pelaku berinisial NGAD, 52 tahun, Tani, warga desa Panggung kecamatan Barat kabupaten Magetan. Pelaku ditangkap petugas saat diketahui melakukan perjudian jenis togel dengan cara menerima titipan pembelian/tombokan nomor togel dari para pembeli. Dalam penangkapan tersebut Polisi berhasil menyita barang bukti berupa satu lembar kupon togel dan uang tunai sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah), Sat Reskrim Polres Magetan  juga melakukan penangkapan  pelaku perjudian jenis judi togel sekira pukul 16.00 Wib di sebuah warung di dukuh Timang desa Waduk kecamatan Takeran kabupaten Magetan. Pelaku berinisial AG, 39 tahun, Karyawan Swasta, warga desa Waduk kecamatan Takeran kabupaten Magetan.
Pelaku ditangkap petugas saat diketahui melakukan perjudian jenis togel dengan cara menerima titipan pembelian/tombokan nomor togel dari para pembeli. Dalam penangkapan tersebut Polisi berhasil menyita barang bukti berupa satu buah buku tafsir mimpi, dua lembar kupon togel dan uang tunai sebesar Rp. 70.000,- (tujuh puluh ribu rupiah).
Kapolres Magetan AKBP Johanson Ronald Simamora, S.I.K., S.H., M.H. melalui Kasubbaghumas AKP Suwadi BT, S.H. menegaskan, ”Bahwa Polres Magetan selalu berusaha memberantas segala bentuk penyakit masyarakat salah satunya  perjudian dalam jenis apapun  karena dapat merusak sendi perekonomian masyarakat khususnya di wilayah Kab. Magetan  dan tetap akan melakukan tindakan-tindakan tegas terhadap para pelaku perjudian,” tegasnya.

Ketiga pelaku akan dikenakan pasal 303 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)  tentang Perjudian dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama 10 tahun atau pidana denda paling banyak Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah), jelasnya. (sj/md)
Baca

Desa Blimbing Wakili Kecamatan Dolopo Maju Ketingkat Kabupaten

Madiun, Investigasi : Setelah memenangi Lomba Desa dan Kelurahan se Kecamatan Dolopo, Desa Blimbing ditunjuk mewakili Kecamatan Dolopo maju dalam Lomba Desa dan Kelurahan serta Evaluasi Pelaksana Terbaik 10 Program Pokok PKK dan HKG PKK-KB-Kes Tingkat Kabupaten Tahun 2016, Kamis (28/4/16).
Saat Pelaksanaan penilaian, tanpak hadir, Ketua TP PKK Kabupaten Madiun, Hj. Sri Purwanti Muhtarom, Ketua Dharma Wanita, Camat Dolopo, Tim Penilai dari Bapemas Pemdes, Muspika, Kades dan Lurah se Kecamatan Dolopo,, Perangkat dan anggota PKK Desa Blimbing..
Saat dikonfirmasi, Slamet, Kades Blimbing mengatakan bahwa dalam lomba desa ini, desanya mewakili Kecamatan Dolopo untuk maju ke tingkat Kabupaten.
Dijelaskan, persiapan untuk menghadapi lomba desa ini tergolong cepat yaitu sekitar 1 bulan. "Ada pembinaan yang dilakukan oleh pihak Kecamatan Dolopo seminggu 2 kali," ujar Slamet.
Meskipun demikian, semua persiapan dilakukan secara matang dan terperinci. "Masalah menang atau kalah itu urusan belakang, yang penting kita sudah berusaha sebaik mungkin," tegasnya.
Hal senada di katakan oleh  Arik Krisdiananta, Camat Dolopo. Dijelaskan, dasar pelaksanaan ini sudah sesuai dengan Permendagri No. 81 Tahun 2015. Selanjutnya Camat Dolopo  membenarkan bahwa Desa Blimbing memang mewakili Kecamatan Dolopo maju ketingkat Kabupaten. Karena saat pelaksanaan lomba ditingkat Kecamatan lalu, Desa Blimbing merupakan yang terbaik. "Nanti ada 3. Indikator yang akan dinilai, yaitu Pemerintahan, Kewilayahan dan Kemasyarakatan," ungkap Camat Dolopo.
Diketahui, pelaksanaan Lomba Desa dan Kelurahan serta Evaluasi Pelaksana Terbaik 10 Program Pokok PKK dan HKG PKK-KB-Kes Kabupaten Madiun Tahun 2016 di Desa Blimbing ini memasuki putaran ke 13 dari 15 wilayah se Kabupaten Madiun.

Diharapkan, Desa Blimbing, Kecamatan Dolopo bisa berkiprah ditingkat Kabupaten Madiun dengan memenangi lomba tersebut. (p-76)
Madiun, Investigasi : Setelah memenangi Lomba Desa dan Kelurahan se Kecamatan Dolopo, Desa Blimbing ditunjuk mewakili Kecamatan Dolopo maju dalam Lomba Desa dan Kelurahan serta Evaluasi Pelaksana Terbaik 10 Program Pokok PKK dan HKG PKK-KB-Kes Tingkat Kabupaten Tahun 2016, Kamis (28/4/16).
Saat Pelaksanaan penilaian, tanpak hadir, Ketua TP PKK Kabupaten Madiun, Hj. Sri Purwanti Muhtarom, Ketua Dharma Wanita, Camat Dolopo, Tim Penilai dari Bapemas Pemdes, Muspika, Kades dan Lurah se Kecamatan Dolopo,, Perangkat dan anggota PKK Desa Blimbing..
Saat dikonfirmasi, Slamet, Kades Blimbing mengatakan bahwa dalam lomba desa ini, desanya mewakili Kecamatan Dolopo untuk maju ke tingkat Kabupaten.
Dijelaskan, persiapan untuk menghadapi lomba desa ini tergolong cepat yaitu sekitar 1 bulan. "Ada pembinaan yang dilakukan oleh pihak Kecamatan Dolopo seminggu 2 kali," ujar Slamet.
Meskipun demikian, semua persiapan dilakukan secara matang dan terperinci. "Masalah menang atau kalah itu urusan belakang, yang penting kita sudah berusaha sebaik mungkin," tegasnya.
Hal senada di katakan oleh  Arik Krisdiananta, Camat Dolopo. Dijelaskan, dasar pelaksanaan ini sudah sesuai dengan Permendagri No. 81 Tahun 2015. Selanjutnya Camat Dolopo  membenarkan bahwa Desa Blimbing memang mewakili Kecamatan Dolopo maju ketingkat Kabupaten. Karena saat pelaksanaan lomba ditingkat Kecamatan lalu, Desa Blimbing merupakan yang terbaik. "Nanti ada 3. Indikator yang akan dinilai, yaitu Pemerintahan, Kewilayahan dan Kemasyarakatan," ungkap Camat Dolopo.
Diketahui, pelaksanaan Lomba Desa dan Kelurahan serta Evaluasi Pelaksana Terbaik 10 Program Pokok PKK dan HKG PKK-KB-Kes Kabupaten Madiun Tahun 2016 di Desa Blimbing ini memasuki putaran ke 13 dari 15 wilayah se Kabupaten Madiun.

Diharapkan, Desa Blimbing, Kecamatan Dolopo bisa berkiprah ditingkat Kabupaten Madiun dengan memenangi lomba tersebut. (p-76)
Baca

TP PKK Kab. Ponorogo Adakan Lomba Kebaya Batik Khas Ponorogo

Ponorogo, Investigasi : Dengan menggunakan kebaya batik, gerakan lentur dan perlahan tapi pasti serta terlihat anggun diperagakan oleh peserta lomba kebaya di Kabupaten Ponorogo. Peserta kontes kebaya dengan menggunakan khasnya ponorogo kali ini terbilang unik dan menarik. Hal ini di selenggarakan oleh Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Ponorogo dalam rangka memperingati Hari Kartini bertempat di Gedung Sasana Praja Ponorogo, hari Rabu (27/04/16).
Peserta lomba yang pada umumnya di ikuti oleh perempuan memiliki badan ideal dan lansing, akan tetapi bagi Tim Penggerak PKK Kabupaten Ponorogo tidak demikian, mereka mengadakan Lomba Kebaya Batik yang hanya di ikuti oleh para perempuan yang memiliki badan gemuk dengan kriteria minimal berat badan peserta lomba 80 Kg. Terlihat puluhan peserta mengikuti acara lomba tersebut, di ikuti dari perwakilan PKK kecamatan se Ponorogo dan perwakilan dari SKPD di kabupaten Ponorogo.
Bupati Ponorogo, H. Ipong Muchlisoni dalam sambutannya mengatakan pihaknya akan terus mendorong, mendukung dan memfasilitasi kepada hak – hak untuk perempuan agar mereka dapat terus berkarya sesuai dengan kemampuannya. Hal ini misalkan di desa pada umumnya para perempuan aktif dalam posyandu dan inilah yang akan kita fasilitasi agar mereka tetap melakukan tugas – tugasnya dengan maksimal.
Setelah usai lomba kebaya batik, H. Ipong Muchlisoni kepada awak media menjelaskan, Kain batik asli khas ponorogo saat ini jarang ditemui di pasaran karena memang jumlah produksi kain batik di ponorogo sangat minim, dan pembatik asli ponorogo hanya ada sekitar belasan pembatik dan empat produsen batik. Sehingga mengingat hal itu pemkab akan melakukan pendataan seluruh pembatik dan akan mengembangkan dengan memberi pelatihan membatik dan mengirimkan mereka ke sejumlah daerah yang memiliki produsen batik yang cukup maju.
H. Ipong Muchlisoni juga menambahkan kabupaten ponorogo pernah menjadi sentra industri kain batik pada era tahun 1950an di wilayah Jawa Timur. Di jaman itu pembatik ponorogo memiliki 10 motif kain batik, namun di karenakan berbagai faktor industri batik di ponorogo semakin lama semakin tersisihkan oleh industri batik yang terkemuka.
 “Ada 10 motif yang di miliki ponorogo, salah satunya adalah parang kusumo. Maka untuk saat ini para pembatik ponorogo di perlukan inovasi baru untuk membuat batik yang lebih kreatif agar mampu bersaing di pasaran. Pemerintah akan mendorong para pembatik ponorogo untuk mengembangkan lagi kain batik seperti dengan motif merak atau reog yang menjadi ikon kabupaten ponorogo. Terangnya.
 “Kedepan nantinya kain khas batik ponorogo akan kita pakai untuk seragam resmi untuk pegawai pemerintahan yang ada di Ponorogo dan siswa sekolah yang ada di kota reyog ponorogo” Pungkasnya.
Hal senada dikatakan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Ponorogo Sri Wahyuni mengatakan, dalam mendukung program pengembangan batik khas Ponorogo, PKK akan membuat berbagai pelatihan untuk mendukung kreativitas pengrajin batik. Dia mengakui saat ini belum ada seragam berbahan kain batik Ponorogo yang digunakan sebagai seragam di TP PKK Ponorogo.

“Kalau memang sudah diproduksi massal dan bisa dipasarkan, tentu kami akan melakukan kegiatan promosi supaya batik khas ponorogo lebih dikenal masyarakat luas,” kata Sri Wahyuni. (Sur/Ahm)
Ponorogo, Investigasi : Dengan menggunakan kebaya batik, gerakan lentur dan perlahan tapi pasti serta terlihat anggun diperagakan oleh peserta lomba kebaya di Kabupaten Ponorogo. Peserta kontes kebaya dengan menggunakan khasnya ponorogo kali ini terbilang unik dan menarik. Hal ini di selenggarakan oleh Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Ponorogo dalam rangka memperingati Hari Kartini bertempat di Gedung Sasana Praja Ponorogo, hari Rabu (27/04/16).
Peserta lomba yang pada umumnya di ikuti oleh perempuan memiliki badan ideal dan lansing, akan tetapi bagi Tim Penggerak PKK Kabupaten Ponorogo tidak demikian, mereka mengadakan Lomba Kebaya Batik yang hanya di ikuti oleh para perempuan yang memiliki badan gemuk dengan kriteria minimal berat badan peserta lomba 80 Kg. Terlihat puluhan peserta mengikuti acara lomba tersebut, di ikuti dari perwakilan PKK kecamatan se Ponorogo dan perwakilan dari SKPD di kabupaten Ponorogo.
Bupati Ponorogo, H. Ipong Muchlisoni dalam sambutannya mengatakan pihaknya akan terus mendorong, mendukung dan memfasilitasi kepada hak – hak untuk perempuan agar mereka dapat terus berkarya sesuai dengan kemampuannya. Hal ini misalkan di desa pada umumnya para perempuan aktif dalam posyandu dan inilah yang akan kita fasilitasi agar mereka tetap melakukan tugas – tugasnya dengan maksimal.
Setelah usai lomba kebaya batik, H. Ipong Muchlisoni kepada awak media menjelaskan, Kain batik asli khas ponorogo saat ini jarang ditemui di pasaran karena memang jumlah produksi kain batik di ponorogo sangat minim, dan pembatik asli ponorogo hanya ada sekitar belasan pembatik dan empat produsen batik. Sehingga mengingat hal itu pemkab akan melakukan pendataan seluruh pembatik dan akan mengembangkan dengan memberi pelatihan membatik dan mengirimkan mereka ke sejumlah daerah yang memiliki produsen batik yang cukup maju.
H. Ipong Muchlisoni juga menambahkan kabupaten ponorogo pernah menjadi sentra industri kain batik pada era tahun 1950an di wilayah Jawa Timur. Di jaman itu pembatik ponorogo memiliki 10 motif kain batik, namun di karenakan berbagai faktor industri batik di ponorogo semakin lama semakin tersisihkan oleh industri batik yang terkemuka.
 “Ada 10 motif yang di miliki ponorogo, salah satunya adalah parang kusumo. Maka untuk saat ini para pembatik ponorogo di perlukan inovasi baru untuk membuat batik yang lebih kreatif agar mampu bersaing di pasaran. Pemerintah akan mendorong para pembatik ponorogo untuk mengembangkan lagi kain batik seperti dengan motif merak atau reog yang menjadi ikon kabupaten ponorogo. Terangnya.
 “Kedepan nantinya kain khas batik ponorogo akan kita pakai untuk seragam resmi untuk pegawai pemerintahan yang ada di Ponorogo dan siswa sekolah yang ada di kota reyog ponorogo” Pungkasnya.
Hal senada dikatakan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Ponorogo Sri Wahyuni mengatakan, dalam mendukung program pengembangan batik khas Ponorogo, PKK akan membuat berbagai pelatihan untuk mendukung kreativitas pengrajin batik. Dia mengakui saat ini belum ada seragam berbahan kain batik Ponorogo yang digunakan sebagai seragam di TP PKK Ponorogo.

“Kalau memang sudah diproduksi massal dan bisa dipasarkan, tentu kami akan melakukan kegiatan promosi supaya batik khas ponorogo lebih dikenal masyarakat luas,” kata Sri Wahyuni. (Sur/Ahm)
Baca

Wakil Bupati Madiun Sidak Empat Proyek Bernilai Miliaran Rupiah

Madiun, Investigasi : Empat proyek senilai Rp.1.602.210.000,- diwilayah Kecamatan Kebonsari dan Dolopo, Rabu, (27/4/16) disidak oleh wakil Bupati Madiun, H. Iswanto. Dalam sidak tersebut, H. Iswanto didampingi oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Kab. Madiun dan sejumlah Kepala SKPD.
Keempat proyek tersebut adalah Rehabilitasi Penahan Tebing Klepek Ds. Ketawang Dolopo senilai 957.000.000,- yang dikerjakan oleh CV. Adhi Jaya. Rehabilitasi DI Blutak Ds. Bader Kec. Dolopo senilai 347.000.000,- yang dikerjakan oleh    CV. Jawa Kontruksi. Rehabilitasi Saluran  Duwet di Ds. Bangunsari Kec. Dolopo senilai Rp.199.000.000,- yang dikerjakan oleh CV. Sumber Daya Abadi, dan Rehabilitasi Saluran Pembuangan Ds. Balerejo Kec. Kebonsari senilai Rp.99.210.000.- yang dikerjakan oleh CV. Bina Putra.
Dari empat proyek dimaksud dua diantaranya telah selesai dikerjkan 100 % yaitu  Rehabilitasi Saluran Pembuangan Ds. Balerejo Kec. Kebonsari dan Rehabilitasi Saluran  Duwet di Ds. Bangunsari    Kec. Dolopo. Sedangkan paket pekerjaan lainnya masih dalam proses penyelesaian dan memang masa kontraknya masih panjang yaitu : Rehabilitasi Penahan Tebing Klepek Ds. Ketawang Dolopo yang telah mencapai 65 % dan Rehabilitasi DI Blutak Ds. Bader Kec. Dolopo telah mencapai 50 %.
 “Hasil paket pekerjaan yang ditinjau semuanya secara fisik bagus dan memuaskan. Bahkan ada 2 paket pekerjaan yang sudah selesai 100 % meskipun masa kontraknya belum habis.” Kata H. Iswanto.
Terkait dengan dua paket pekerjaan lainnya yang baru  jadi sekitar 60 persen dan 50 persen, H. Iswanto tidak mempermasalahkan. “Karena memang masa kontraknya masih akan berakhir pada Agustus 2016 nanti,” jelasnya.
Meskipun jangka waktu pelaksanaan pekerjaan masih cukup panjang, tetapi tidak ada salahnya kalau paket pekerjaan itu dikerjakan lebih cepat lagi sehingga pada saat memasuki bulan puasa nanti paket pekerjaan ini sudah selesai.
“Meski lebih dipercepat tetapi jangan sampai mengurangi kualitas bangunan, semua harus tetap sesuai kontrak yang ada,” tegas Wakil Bupati ini menghimbau pada rekanan.

Apalagi saat ini sudah ada tanda-tanda musim penghujan mulai berkurang. Ini harus bisa menjadi salah satu faktor penunjang percepatan penyelesaian pekerjaan proyek pengairan. (p-76)
Madiun, Investigasi : Empat proyek senilai Rp.1.602.210.000,- diwilayah Kecamatan Kebonsari dan Dolopo, Rabu, (27/4/16) disidak oleh wakil Bupati Madiun, H. Iswanto. Dalam sidak tersebut, H. Iswanto didampingi oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Kab. Madiun dan sejumlah Kepala SKPD.
Keempat proyek tersebut adalah Rehabilitasi Penahan Tebing Klepek Ds. Ketawang Dolopo senilai 957.000.000,- yang dikerjakan oleh CV. Adhi Jaya. Rehabilitasi DI Blutak Ds. Bader Kec. Dolopo senilai 347.000.000,- yang dikerjakan oleh    CV. Jawa Kontruksi. Rehabilitasi Saluran  Duwet di Ds. Bangunsari Kec. Dolopo senilai Rp.199.000.000,- yang dikerjakan oleh CV. Sumber Daya Abadi, dan Rehabilitasi Saluran Pembuangan Ds. Balerejo Kec. Kebonsari senilai Rp.99.210.000.- yang dikerjakan oleh CV. Bina Putra.
Dari empat proyek dimaksud dua diantaranya telah selesai dikerjkan 100 % yaitu  Rehabilitasi Saluran Pembuangan Ds. Balerejo Kec. Kebonsari dan Rehabilitasi Saluran  Duwet di Ds. Bangunsari    Kec. Dolopo. Sedangkan paket pekerjaan lainnya masih dalam proses penyelesaian dan memang masa kontraknya masih panjang yaitu : Rehabilitasi Penahan Tebing Klepek Ds. Ketawang Dolopo yang telah mencapai 65 % dan Rehabilitasi DI Blutak Ds. Bader Kec. Dolopo telah mencapai 50 %.
 “Hasil paket pekerjaan yang ditinjau semuanya secara fisik bagus dan memuaskan. Bahkan ada 2 paket pekerjaan yang sudah selesai 100 % meskipun masa kontraknya belum habis.” Kata H. Iswanto.
Terkait dengan dua paket pekerjaan lainnya yang baru  jadi sekitar 60 persen dan 50 persen, H. Iswanto tidak mempermasalahkan. “Karena memang masa kontraknya masih akan berakhir pada Agustus 2016 nanti,” jelasnya.
Meskipun jangka waktu pelaksanaan pekerjaan masih cukup panjang, tetapi tidak ada salahnya kalau paket pekerjaan itu dikerjakan lebih cepat lagi sehingga pada saat memasuki bulan puasa nanti paket pekerjaan ini sudah selesai.
“Meski lebih dipercepat tetapi jangan sampai mengurangi kualitas bangunan, semua harus tetap sesuai kontrak yang ada,” tegas Wakil Bupati ini menghimbau pada rekanan.

Apalagi saat ini sudah ada tanda-tanda musim penghujan mulai berkurang. Ini harus bisa menjadi salah satu faktor penunjang percepatan penyelesaian pekerjaan proyek pengairan. (p-76)
Baca

PPWI Cabang Magetan Laksanakan Baksos Bagi Sembako


Magetan, Investigasi : BangsaIndonesia merupakan kesatuan masyarakat yang terbentuk dalam sebuah tujuan yangsama, salah satunya yaitu menjadi bangsa yang masyarakatnya mendapatkankemakmuran dan kesejahteraan yang berkeadilan. “Keadilan Sosial Bagi SeluruhRakyat Indonesia” merupakan bunyi sila ke – 5 dalam PANCASILA yang menjadipandangan hidup berbangsa.
Substansi sila tersebut mengamanatkan agarpemerintah mampu memberikan kesejahteraandan kemakmuran secara ekonomi bagi seluruh rakyat indonesia secara adil.Selain pemerintah, peran organisasimasyarakat (Ormas) juga sangat pentinguntuk membantu pemerintah dalammewujudkan masyarakat yang sejahtera dalamsegala bidang.
Hal tersebut ditegaskan dalam UU No. 17 Tahun 2013 tentangOrganisasi Kemasyarakatan khususnya pasal 6 menyebutkan bahwa salah satufungsi Ormas adalah pemberdayaan masyarakat danpemenuhan pelayanan sosial.
Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Cabang Magetan dalam rangka mewujudkan kepedulian terhadap masyarakat, menggelar “Siraman rohani & Bakti Sosial pembagian sembako” kepada warga masyarakat Desa Pelem, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan. Senin (25/4/16). Acara yang di gelar PPWI di balai Desa Pelem ini juga bekerjasama dengan pemerintah desa (PEMDES) Pelem.
Dalam acara ini dihadiri, Kabag Humas dan Protokol Pemkab Magetan, Ketua DPRD Magetan, Bakesbangpol Magetan, Seluruh Jajaran Muspika Kecamatan Karangrejo Dan perangkat Desa Pelem serta masyarakat yang menerima Sembako juga tokoh masyarakat desa setempat.
Acara ini bertujuan, melalui kegiatan religi siraman rohanidalam bentuk kegiatan agama,di harapkan masyarakat Desa Pelem lebih relegius senantiasa memiliki akhlak mulia dan BERKETUHANAN YANG MAHA ESA dan melalui Bakti Sosial bagi sembako dapat membantu meringankan warga Pelem yang kurang mampu agar terbantu dalam memenuhi kebutuhan ekonomi dan juga melalui kegiatan bakti sosial ini dapat membantu Pemerinta Desa (PEMDES) dalam rangka menyejahterakan dan membangun karakter berakhlak mulia untuk segenap masyarakat Desa Pelem.
Ketua PPWI Cabang Magetan melalui sekretarisnya Stevanus Ekakristiawan SH mengatakan” kegiatan merupakan program kerja dari PPWI dan akan di laksanakan secara berkesinambungan untuk membatu meringankan warga masyarakat Magetan agar terbantu dalam memenuhi kebutuhan ekonominya, serta untuk membentuk karakter insan yang religius dan berakhlak mulia, serta membantu PEMDES Pelem dalam melancarkan programnya untuk menyejahterakan masyarakat Desa Pelem khususnya” ungkapnya.
“Terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh perangkat Desa Pelem, atas semua bantuanya sehingga acara pada hari ini bisa terlaksana dengan baik dan seluruh pihak yang juga turut membantu menyukseskan acara PPWI ini,” lanjut Stevanus.
“Saya berharap dengan adanya kegiatan siraman rohani dan bakti sosial bagi sembako ini bisa bermanfaat bagi warga desa Pelem” Imbuhnya.

Dalam hal ini juga PPWI Cabang Magetan senantiasa terbukadalam segala bentuk saran, kritik dan arahan yang bersifat membangun untukeksistensi PPWI Cabang Magetan dalam pemberdayaan masyarakat. (sj/md)

Magetan, Investigasi : BangsaIndonesia merupakan kesatuan masyarakat yang terbentuk dalam sebuah tujuan yangsama, salah satunya yaitu menjadi bangsa yang masyarakatnya mendapatkankemakmuran dan kesejahteraan yang berkeadilan. “Keadilan Sosial Bagi SeluruhRakyat Indonesia” merupakan bunyi sila ke – 5 dalam PANCASILA yang menjadipandangan hidup berbangsa.
Substansi sila tersebut mengamanatkan agarpemerintah mampu memberikan kesejahteraandan kemakmuran secara ekonomi bagi seluruh rakyat indonesia secara adil.Selain pemerintah, peran organisasimasyarakat (Ormas) juga sangat pentinguntuk membantu pemerintah dalammewujudkan masyarakat yang sejahtera dalamsegala bidang.
Hal tersebut ditegaskan dalam UU No. 17 Tahun 2013 tentangOrganisasi Kemasyarakatan khususnya pasal 6 menyebutkan bahwa salah satufungsi Ormas adalah pemberdayaan masyarakat danpemenuhan pelayanan sosial.
Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Cabang Magetan dalam rangka mewujudkan kepedulian terhadap masyarakat, menggelar “Siraman rohani & Bakti Sosial pembagian sembako” kepada warga masyarakat Desa Pelem, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan. Senin (25/4/16). Acara yang di gelar PPWI di balai Desa Pelem ini juga bekerjasama dengan pemerintah desa (PEMDES) Pelem.
Dalam acara ini dihadiri, Kabag Humas dan Protokol Pemkab Magetan, Ketua DPRD Magetan, Bakesbangpol Magetan, Seluruh Jajaran Muspika Kecamatan Karangrejo Dan perangkat Desa Pelem serta masyarakat yang menerima Sembako juga tokoh masyarakat desa setempat.
Acara ini bertujuan, melalui kegiatan religi siraman rohanidalam bentuk kegiatan agama,di harapkan masyarakat Desa Pelem lebih relegius senantiasa memiliki akhlak mulia dan BERKETUHANAN YANG MAHA ESA dan melalui Bakti Sosial bagi sembako dapat membantu meringankan warga Pelem yang kurang mampu agar terbantu dalam memenuhi kebutuhan ekonomi dan juga melalui kegiatan bakti sosial ini dapat membantu Pemerinta Desa (PEMDES) dalam rangka menyejahterakan dan membangun karakter berakhlak mulia untuk segenap masyarakat Desa Pelem.
Ketua PPWI Cabang Magetan melalui sekretarisnya Stevanus Ekakristiawan SH mengatakan” kegiatan merupakan program kerja dari PPWI dan akan di laksanakan secara berkesinambungan untuk membatu meringankan warga masyarakat Magetan agar terbantu dalam memenuhi kebutuhan ekonominya, serta untuk membentuk karakter insan yang religius dan berakhlak mulia, serta membantu PEMDES Pelem dalam melancarkan programnya untuk menyejahterakan masyarakat Desa Pelem khususnya” ungkapnya.
“Terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh perangkat Desa Pelem, atas semua bantuanya sehingga acara pada hari ini bisa terlaksana dengan baik dan seluruh pihak yang juga turut membantu menyukseskan acara PPWI ini,” lanjut Stevanus.
“Saya berharap dengan adanya kegiatan siraman rohani dan bakti sosial bagi sembako ini bisa bermanfaat bagi warga desa Pelem” Imbuhnya.

Dalam hal ini juga PPWI Cabang Magetan senantiasa terbukadalam segala bentuk saran, kritik dan arahan yang bersifat membangun untukeksistensi PPWI Cabang Magetan dalam pemberdayaan masyarakat. (sj/md)
Baca

Ribuan Masyarakat Magetan Hadiri Deklarasi Magetan Bersinar dan Magetan Bebas Narkoba

Magetan, Investigasi : Narkoba merupakan musuh bersama seluruh masyarakat di bum,I pertiwi ini, berulang kali, pihak Kepolisian berhasil membokar sindikat jaringan narkoba yang bisa merusak generasi bangsa.
Di Kabupaten Magetan, Polres Magetan bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Magetan mengadakan acara deklarasi Magetan Bersinar dan Magetan Bebas Narkoba. Deklarasi yang dihadiri ribuan masyarakat seantero Magetan ini bertempat di halaman Gor Ki Mageti. Setelah deklarasi, acara dilanjutkan dengan Kirap jalan santai yang diikuti oleh semua peserta deklarasi, Jumat ( 22/4/16).
Tampak dalam acara deklarasi tersebut, Bupati Magetan, H. Sumantri, Kapolres Magetan AKBP Johanson Ronald Simamora, S.I.K., bersama unsur Forkopimda lainnya, Wakil Bupati Magetan, Ketua DPRD beserta, Anggota DPRD Kabupaten Magetan, Pejabat SKPD Kabupaten Magetan, Pejabat Polres Magetan, Personil TNI, Personil Polri, Satpol PP, Dishubkominfo, Bhayangkari, Persit Kartika Candra Kirana, PIA ag, Dharma Wanita, Komunitas Mobil/Motor, Ormas Kepemudaan, Ormas Bela Diri, Camat Sekabupaten Magetan, Lurah/ Kades sekabupaten Magetan, Saka Bhayangkara, Pelajar SLTA dan SLTP Sederajat, Satpam  serta peserta lainnya kurang lebih 10.000 peserta.
Bupati Magetan dalam sambutannya menyampaikan banyak-banyak terima kasih kepada seluruh yang hadir  karena pada hari ini kita masyarakat magetan mengadakan momentum yang sangat penting yaitu deklarasi anti narkoba.
“Dengan diadakannya deklarasi ini mari kita bersama sama bahu membahu kita berantas narkoba, karena saat ini dinegara kita sedang darurat narkoba, Pemerntah Daerah Magetan, Aparat TNI/POlri, Ormas dan Elemen masyarakat mendukung kegiatan deklarasi anti narkoba ini ,” terangnya.
Setelah Deklarasi anti narkoba yang dibacakan oleh perwakilan dan ditirukan oleh seluruh peserta dilanjutkan penandatangan Spanduk Deklarasi oleh Bupati Magetan dan diikuti Pejabat Forkopimda lainnya serta Toga, Toda dan Tomas. Kapolres Magetan AKBP Johanson Ronald Simamora, S.I.K., juga menyampaikan terima kasih kepada semua elemen masyarakat yang hadir dalam kesempatan ini. “Kita semua memiliki satu tujuan besar, menggelorakan gerakan masyarakat Magetan anti narkotika, semoga apa yang dilaksanakan ini mendapatkan ridha dari Tuhan YME”, ucapnya.
Kapolres mengungkapkan, perkembangan jaringan narkotika di wilayah hukum Polres Magetan semakin mengkhawatirkan. Pihaknya mendapati penyalahgunaan dan peredaran barang haram tersebut semakin berkembang, menyasar di segala lapisan masyarakat. Bahkan selama pelaksanaan Operasi Bersinar ini , Polres Magetan telah mengungkap Tujuh kasus penyalahgunaan narkotika. Hal itu membuktikan bahwa keberadaan jaringan narkotika masih ada di Kabupaten Magetan.
Menurut Kapolres, narkotika saat ini sudah menjadi permasalahan nasional. Dia menjelaskan, sebagaimana instruksi Kapolri, maka aparat kepolisian dituntut menggiatkan langkah-langkah preemtif dan preventif, serta penegakan hukum dalam menangani masalah kejahatan narkotika.
Melalui kebersamaan masyarakat Magetan yang mendeklarasikan pernyataan antinarkotika, Johanson optimistis, tindak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dapat diperangi. Dia mengajak seluruh elemen untuk komit menggelorakan gerakan anti narkotika di lingkungannya masing-masing.
Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan Kirap yang diikuti oleh seluruh peserta Deklarasi Anti Narkoba dengan route Start Gor Ki Mageti, jalan Pahlawan, Jalan Ahmad Yani, Jalan Yos Sudarso, Jembatan Gandong2, Jalan Basuki Rahmat, jalan jaksa agung, jalan Suprapto, jalan samudra, jembatan gandong 3, fins Gor Kimageti.
Setelah di laksanakan Kirap di lanjutkan dengan test urine bagi Pejabat Forkimpda, SKPD Kabupaten Magetan, Forkopimka yang terdiri dari Kapolsek, Ndanramil dan Camat dan hasilnya negative.

Para peserta dengan semangat mengikuti kegiatan Deklarasi anti narkoba ini karena dalam kegiatan ini juga diiringi hiburan dan pembagian dorprize serta hadiah bagi pemenang Kirap dengan hadiah yang terdiri dari 1 unit sepeda motor Honda revo, 8 unit sepeda gunung, TV LCD 32 in, Lemari es. (sj/md)
Magetan, Investigasi : Narkoba merupakan musuh bersama seluruh masyarakat di bum,I pertiwi ini, berulang kali, pihak Kepolisian berhasil membokar sindikat jaringan narkoba yang bisa merusak generasi bangsa.
Di Kabupaten Magetan, Polres Magetan bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Magetan mengadakan acara deklarasi Magetan Bersinar dan Magetan Bebas Narkoba. Deklarasi yang dihadiri ribuan masyarakat seantero Magetan ini bertempat di halaman Gor Ki Mageti. Setelah deklarasi, acara dilanjutkan dengan Kirap jalan santai yang diikuti oleh semua peserta deklarasi, Jumat ( 22/4/16).
Tampak dalam acara deklarasi tersebut, Bupati Magetan, H. Sumantri, Kapolres Magetan AKBP Johanson Ronald Simamora, S.I.K., bersama unsur Forkopimda lainnya, Wakil Bupati Magetan, Ketua DPRD beserta, Anggota DPRD Kabupaten Magetan, Pejabat SKPD Kabupaten Magetan, Pejabat Polres Magetan, Personil TNI, Personil Polri, Satpol PP, Dishubkominfo, Bhayangkari, Persit Kartika Candra Kirana, PIA ag, Dharma Wanita, Komunitas Mobil/Motor, Ormas Kepemudaan, Ormas Bela Diri, Camat Sekabupaten Magetan, Lurah/ Kades sekabupaten Magetan, Saka Bhayangkara, Pelajar SLTA dan SLTP Sederajat, Satpam  serta peserta lainnya kurang lebih 10.000 peserta.
Bupati Magetan dalam sambutannya menyampaikan banyak-banyak terima kasih kepada seluruh yang hadir  karena pada hari ini kita masyarakat magetan mengadakan momentum yang sangat penting yaitu deklarasi anti narkoba.
“Dengan diadakannya deklarasi ini mari kita bersama sama bahu membahu kita berantas narkoba, karena saat ini dinegara kita sedang darurat narkoba, Pemerntah Daerah Magetan, Aparat TNI/POlri, Ormas dan Elemen masyarakat mendukung kegiatan deklarasi anti narkoba ini ,” terangnya.
Setelah Deklarasi anti narkoba yang dibacakan oleh perwakilan dan ditirukan oleh seluruh peserta dilanjutkan penandatangan Spanduk Deklarasi oleh Bupati Magetan dan diikuti Pejabat Forkopimda lainnya serta Toga, Toda dan Tomas. Kapolres Magetan AKBP Johanson Ronald Simamora, S.I.K., juga menyampaikan terima kasih kepada semua elemen masyarakat yang hadir dalam kesempatan ini. “Kita semua memiliki satu tujuan besar, menggelorakan gerakan masyarakat Magetan anti narkotika, semoga apa yang dilaksanakan ini mendapatkan ridha dari Tuhan YME”, ucapnya.
Kapolres mengungkapkan, perkembangan jaringan narkotika di wilayah hukum Polres Magetan semakin mengkhawatirkan. Pihaknya mendapati penyalahgunaan dan peredaran barang haram tersebut semakin berkembang, menyasar di segala lapisan masyarakat. Bahkan selama pelaksanaan Operasi Bersinar ini , Polres Magetan telah mengungkap Tujuh kasus penyalahgunaan narkotika. Hal itu membuktikan bahwa keberadaan jaringan narkotika masih ada di Kabupaten Magetan.
Menurut Kapolres, narkotika saat ini sudah menjadi permasalahan nasional. Dia menjelaskan, sebagaimana instruksi Kapolri, maka aparat kepolisian dituntut menggiatkan langkah-langkah preemtif dan preventif, serta penegakan hukum dalam menangani masalah kejahatan narkotika.
Melalui kebersamaan masyarakat Magetan yang mendeklarasikan pernyataan antinarkotika, Johanson optimistis, tindak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dapat diperangi. Dia mengajak seluruh elemen untuk komit menggelorakan gerakan anti narkotika di lingkungannya masing-masing.
Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan Kirap yang diikuti oleh seluruh peserta Deklarasi Anti Narkoba dengan route Start Gor Ki Mageti, jalan Pahlawan, Jalan Ahmad Yani, Jalan Yos Sudarso, Jembatan Gandong2, Jalan Basuki Rahmat, jalan jaksa agung, jalan Suprapto, jalan samudra, jembatan gandong 3, fins Gor Kimageti.
Setelah di laksanakan Kirap di lanjutkan dengan test urine bagi Pejabat Forkimpda, SKPD Kabupaten Magetan, Forkopimka yang terdiri dari Kapolsek, Ndanramil dan Camat dan hasilnya negative.

Para peserta dengan semangat mengikuti kegiatan Deklarasi anti narkoba ini karena dalam kegiatan ini juga diiringi hiburan dan pembagian dorprize serta hadiah bagi pemenang Kirap dengan hadiah yang terdiri dari 1 unit sepeda motor Honda revo, 8 unit sepeda gunung, TV LCD 32 in, Lemari es. (sj/md)
Baca

Study Banding Ke Pemkot Bandung, Pemkot Madiun Ingin Belajar Menata Keindahan Kota

Madiun Kota, Investigasi : Study banding yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Madiun dalam hal ini Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Madiun bersama Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), Insan Pers di Pemerintah Kota Bandung, Jumat (22/4/16) berjalan dengan sukses.
Dalam pemaparannya, Herry Ilyus,  Plt. Assisten Administrasi Umum Pemerintah Kota Madiun menjelaskan bahwa study banding ini merupakan langkah nyata Pemerintah Kota Madiun untuk meningkatkan kinerja dari jajaran SKPD di Pemerintah Kota Madiun. "Karena peran Pers yang begitu besar dalam pembangunan, penataan serta keindahan Kota Madiun," ungkapnya.
Dilanjutkan, Pemerintah Kota Madiun ingi belajar dalam menata keindahan kota dari Pemerintah Kota Bandung karena selama ini Bandung identik dengan Paris Van Java nya Indonesia.
Selain itu dalam study banding ini Pemerintah Kota Madiun ingin terciptanya hubungan yang harmonis antara Kota Madiun dengan Kota Bandung dalam berbagai hal.
Dalam study banding ini, ada 3 hal yang patut untuk dipelajari yaitu prinsip segitiga sama kaki. Dipucuk segitiga disebut Desentralisasi yaitu memberikan wewenang dilevel bawah dengan mempercepat setiap urusan di tingkat kecamatan. Disini Walikota hanya meminta bukti saja bahwa urusan tersebut sudah diselesaikan. Dikaki bawah ada Inovasi yaitu setiap SKPD diwajibkan punya 1 inovasi minimal 1 tahun diluar kegiatan resmi. Disini setiap SKPD diwajibkan mempunyai mimpi besar. Yang terakhir dikaki yang satunya ada. Kolaborasi yang dijabarkan dengan setiap kegiatan harus dikolaborasikan dengan masyarakat (forum). Dengan dibentuknya forum tersebut, makan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah bisa berjalan berkat peran aktif dari masyarakat.
Diakui, selain mempunyai banyak taman yang digunakan untuk media sosialisasi antar masyarakat dan wisatawan, Kota Bandung mempunyai satu keunggulan yang patut dicontoh oleh Kota Madiun yaitu dibangunnya Bandung Command Center (BCC) yang digunakan oleh Pemerintah Kota Bandung untuk memantau kinerja SKPDnya. "Di BCC ini semua bisa diperoleh data terkait dengan kinerja semua SKPD dan itu update tiap saat," ujar Dadang Gantina, Staff Ahli Bidang Ekonomi yang didampingi oleh Asep C Cahyadi, Kadis Kominfo Kota Bandung.
Namun, walau Kota Bandung maju dalam hal tehnologi, tapi masih banyak kekurangan yang tampak. Seperti perhatian Pemerintah Kota Bandung untuk pendidikan. Di Kota Bandung baru diterapkan wajib belajar 9 tahun, namun di Kota Madiun sudah diterapkan wajib belajar 12 tahun. "D- Kota Bandung baru gratis sekolah sampai tingkat SMP saja," kata Dadang.
Disatu sisi, Dalam pantauan Koran Investigasi, penataan kota dari bidang  lalulintas serta penataan kabel lisrtrik maupun telekomunikasi  masih tampak semrawut. Tentu ini berbeda dengan yang ada di Kota Madiun yang tampak asri dan tertata rapi.
Terkait dengan kondisi taman yang diunggulkan, Kota Madiun juga mempunyai beberapa taman untuk tempat rekreasi warganya. Dan ini tidak kalah cantik dari taman yang ada di Kota Bandung. 

Sementara itu, Walikota Madiun, Bambang Irianto berharap, study banding ini bisa memberi manfaat bagi kemajuan Kota Madiun. "Disini peran aktif dari Pers dan KIM akan nampak, apapun yang didapat dari study banding nantinya, diharapkan memberi manfaat bagi pembangunan Kota Madiun," pungkas Walikota Madiun. (p-76)
Madiun Kota, Investigasi : Study banding yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Madiun dalam hal ini Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Madiun bersama Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), Insan Pers di Pemerintah Kota Bandung, Jumat (22/4/16) berjalan dengan sukses.
Dalam pemaparannya, Herry Ilyus,  Plt. Assisten Administrasi Umum Pemerintah Kota Madiun menjelaskan bahwa study banding ini merupakan langkah nyata Pemerintah Kota Madiun untuk meningkatkan kinerja dari jajaran SKPD di Pemerintah Kota Madiun. "Karena peran Pers yang begitu besar dalam pembangunan, penataan serta keindahan Kota Madiun," ungkapnya.
Dilanjutkan, Pemerintah Kota Madiun ingi belajar dalam menata keindahan kota dari Pemerintah Kota Bandung karena selama ini Bandung identik dengan Paris Van Java nya Indonesia.
Selain itu dalam study banding ini Pemerintah Kota Madiun ingin terciptanya hubungan yang harmonis antara Kota Madiun dengan Kota Bandung dalam berbagai hal.
Dalam study banding ini, ada 3 hal yang patut untuk dipelajari yaitu prinsip segitiga sama kaki. Dipucuk segitiga disebut Desentralisasi yaitu memberikan wewenang dilevel bawah dengan mempercepat setiap urusan di tingkat kecamatan. Disini Walikota hanya meminta bukti saja bahwa urusan tersebut sudah diselesaikan. Dikaki bawah ada Inovasi yaitu setiap SKPD diwajibkan punya 1 inovasi minimal 1 tahun diluar kegiatan resmi. Disini setiap SKPD diwajibkan mempunyai mimpi besar. Yang terakhir dikaki yang satunya ada. Kolaborasi yang dijabarkan dengan setiap kegiatan harus dikolaborasikan dengan masyarakat (forum). Dengan dibentuknya forum tersebut, makan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah bisa berjalan berkat peran aktif dari masyarakat.
Diakui, selain mempunyai banyak taman yang digunakan untuk media sosialisasi antar masyarakat dan wisatawan, Kota Bandung mempunyai satu keunggulan yang patut dicontoh oleh Kota Madiun yaitu dibangunnya Bandung Command Center (BCC) yang digunakan oleh Pemerintah Kota Bandung untuk memantau kinerja SKPDnya. "Di BCC ini semua bisa diperoleh data terkait dengan kinerja semua SKPD dan itu update tiap saat," ujar Dadang Gantina, Staff Ahli Bidang Ekonomi yang didampingi oleh Asep C Cahyadi, Kadis Kominfo Kota Bandung.
Namun, walau Kota Bandung maju dalam hal tehnologi, tapi masih banyak kekurangan yang tampak. Seperti perhatian Pemerintah Kota Bandung untuk pendidikan. Di Kota Bandung baru diterapkan wajib belajar 9 tahun, namun di Kota Madiun sudah diterapkan wajib belajar 12 tahun. "D- Kota Bandung baru gratis sekolah sampai tingkat SMP saja," kata Dadang.
Disatu sisi, Dalam pantauan Koran Investigasi, penataan kota dari bidang  lalulintas serta penataan kabel lisrtrik maupun telekomunikasi  masih tampak semrawut. Tentu ini berbeda dengan yang ada di Kota Madiun yang tampak asri dan tertata rapi.
Terkait dengan kondisi taman yang diunggulkan, Kota Madiun juga mempunyai beberapa taman untuk tempat rekreasi warganya. Dan ini tidak kalah cantik dari taman yang ada di Kota Bandung. 

Sementara itu, Walikota Madiun, Bambang Irianto berharap, study banding ini bisa memberi manfaat bagi kemajuan Kota Madiun. "Disini peran aktif dari Pers dan KIM akan nampak, apapun yang didapat dari study banding nantinya, diharapkan memberi manfaat bagi pembangunan Kota Madiun," pungkas Walikota Madiun. (p-76)
Baca

Wakili Kabupaten Madiun, Kelompok Ternak Sapi Agritama Mandiri Maju Ke Tingkat Nasional

Madiun, Investigasi : Hebat, inilah ungkapan yang pas untuk Kelompok Ternak Agritama Mandiri Desa Rejosari, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun. Kelompok Ternak Agritama Mandiri ini maju ke lomba Kelompok Ternak Tingkat Nasional Tahun 2016 merupakan salah satu dari sekian ratus kelompok ternak yang ada di Kabupaten Madiun yang berkembangnya cukup baik. Dan istimewanya lagi Kelompok Ternak Agritama Mandiri ini diketuai oleh seorang Wanita.
Penilaian yang dilaksanakan di lapangan desa setempat, dihadiri oleh Bupati Madiun, Tim Juri dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Peternakan RI, Kadin Peternakan Prov. Jawa Timur, Kepala SKPD Kab. Madiun, Camat dan Muspika Kebonsari..
Saat member sambutan, Bupati Madiun, H. Muhtarom mengatakan, Pemerintah dan masyarakat di Kab. Madiun telah sepakat, bahwa Visi pembangunan daerah Kab. Madiun adalah “Madiun Lebih Sejahtera 2018” yang maknanya adalah bahwa seluruh proses pembangunan yang dilakukan oleh Pemkab. Madiun diwajibkan menempatkan kesejahteraan masyarakat sebagai prioritas utama diatas segalanya. “Semua pembangunan yang dilaksanakan harus bermuara pada kesejahteraan masyarakat. Tidak terkecuali pembangunan dibidang peternakan, semua sama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kab. Madiun,” ungkap Muhtarom, Kamis, (21/4/16).
Terkait dengan hasil penilaian lomba, Muhtarom, menyerahkan sepenuhnya kepada Tim Juri yang melaksanakan penilaian, namun demikian Bupati tetap berharap agar kelompok ternak Agritama Mandiri dapat menjadi juara.
Hal ini penting untuk menunjukkan prestasi kelompok ternak di Kab. Madiun sekaligus untuk memotivasi kelompok ternak yang lain agar lebih intensif lagi dalam mengembangkan sapi potong.
Diwaktu yang sama, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Madiun, drh. Lilin syarifah mengatakan, jumlah populasi ternak sapi potong yang dikelola oleh kelompok ternak Agritama Mandiri mencapai 163 ekor. Sedangkan jumlah sapi potong secara keseluruhan yang ada di Ds. Rejosari mencapai 324 ekor. “Ini menunjukkan bahwa kelompok ternak Agritama Mandiri ini benar-benar mengelola ternaknya dengan baik,” kata Lilin.
Dilanjutkan, Kecamatan Kebonsari merupakan salah satu kawasan pertanian yang sangat maju sehingga biasa disebut dengan kawasan Agropolitan yang sudah tergabung dalam Kawasan Gedangsari (Geger, Dolopo, Dagangan dan Kebonsari). “Inilah yang menjadikan Kebonsari sebagai salah satu wilayah pengembangan sapi potong di Kabupaten Madiun,” tegasnya. (p-76)
Madiun, Investigasi : Hebat, inilah ungkapan yang pas untuk Kelompok Ternak Agritama Mandiri Desa Rejosari, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun. Kelompok Ternak Agritama Mandiri ini maju ke lomba Kelompok Ternak Tingkat Nasional Tahun 2016 merupakan salah satu dari sekian ratus kelompok ternak yang ada di Kabupaten Madiun yang berkembangnya cukup baik. Dan istimewanya lagi Kelompok Ternak Agritama Mandiri ini diketuai oleh seorang Wanita.
Penilaian yang dilaksanakan di lapangan desa setempat, dihadiri oleh Bupati Madiun, Tim Juri dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Peternakan RI, Kadin Peternakan Prov. Jawa Timur, Kepala SKPD Kab. Madiun, Camat dan Muspika Kebonsari..
Saat member sambutan, Bupati Madiun, H. Muhtarom mengatakan, Pemerintah dan masyarakat di Kab. Madiun telah sepakat, bahwa Visi pembangunan daerah Kab. Madiun adalah “Madiun Lebih Sejahtera 2018” yang maknanya adalah bahwa seluruh proses pembangunan yang dilakukan oleh Pemkab. Madiun diwajibkan menempatkan kesejahteraan masyarakat sebagai prioritas utama diatas segalanya. “Semua pembangunan yang dilaksanakan harus bermuara pada kesejahteraan masyarakat. Tidak terkecuali pembangunan dibidang peternakan, semua sama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kab. Madiun,” ungkap Muhtarom, Kamis, (21/4/16).
Terkait dengan hasil penilaian lomba, Muhtarom, menyerahkan sepenuhnya kepada Tim Juri yang melaksanakan penilaian, namun demikian Bupati tetap berharap agar kelompok ternak Agritama Mandiri dapat menjadi juara.
Hal ini penting untuk menunjukkan prestasi kelompok ternak di Kab. Madiun sekaligus untuk memotivasi kelompok ternak yang lain agar lebih intensif lagi dalam mengembangkan sapi potong.
Diwaktu yang sama, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Madiun, drh. Lilin syarifah mengatakan, jumlah populasi ternak sapi potong yang dikelola oleh kelompok ternak Agritama Mandiri mencapai 163 ekor. Sedangkan jumlah sapi potong secara keseluruhan yang ada di Ds. Rejosari mencapai 324 ekor. “Ini menunjukkan bahwa kelompok ternak Agritama Mandiri ini benar-benar mengelola ternaknya dengan baik,” kata Lilin.
Dilanjutkan, Kecamatan Kebonsari merupakan salah satu kawasan pertanian yang sangat maju sehingga biasa disebut dengan kawasan Agropolitan yang sudah tergabung dalam Kawasan Gedangsari (Geger, Dolopo, Dagangan dan Kebonsari). “Inilah yang menjadikan Kebonsari sebagai salah satu wilayah pengembangan sapi potong di Kabupaten Madiun,” tegasnya. (p-76)
Baca

H. Muhtarom : Banyak Program Pemerintah Kabupaten Madiun Yang Butuh Partisipasi Kaum Perempuan

Madiun, Investigasi : Tanggal 21 April merupakan hari kelahiran Raden Ajeng Kartini. Untuk diketahui, bahwa RA. Kartini adalah sosok pahlawan perjuangan khususnya bagi kemerdekaan kaum perempuan.
Perjuangannyai saat itu sungguh luar biasa, dimana pada saat itu kaum perempuan termarjinalisasikan sehingga tidak mendapatkan akses mendapatkan mengembangkan potensi dirinya. Berkat perjuangannya, kini kaum perempuan telah sejajar dengan kaum pria dalam bidang kehidupan, baik dalam keluarga, masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, disetiap 21 April diperingati sebagai hari Kartini. dengan harapan Bangsa Indonesia, khususnya kaum perempuan dapat mentauladani perjuangan beliau untuk mendorong perkembangan pembangunan Bangsa dan Negara.
Sama seperti tahun sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Madiun mengadakan Upacara memperingati Hari Kartini tahun 2016 di halaman Pendopo Muda Graha Kabupaten Madiun. Bertidak selaku Inspektur Upacara, Bupati Madiun, H. Muhtarom  Sedangkan bertindak selaku Komandan Upacara adalah Ratih dari Bappeda Kab. Madiun.
Pada kesempatan tersebut seluruh peserta upacara dari unsur karyawan/ti  menggenakan pakaian daerah/adat. Adapun tema peringatan kali ini adalah “Dengan semangat Kartini Kita Tingkatkan Kualitas Hidup Perempuan Melalui Pendidikan, Kesehatan dan Pemberdayaan Ekonomi untuk mewujudkan Masyarakat Kab. Madiun Lebih Sejahtera.
 Hadir pada kesempatan ini Wakil Bupati, Sekda, Staf Ahli, Asisten, Pimpinan SKPD, Camat dan Direktur BUMD Pemerintah Kab. Madiun, Pimpinan Instansi Vertikal,  Ketua dan anggota Tim Penggerak PKK Kab. Madiun,  Ketua dan anggota Dharma Wanita Persatuan Kab. Madiun, Organisasi Wanita se Kab. Madiun, Ketua TP PKK Kecamatan,dan undangan.
Dalam penjelasannya,  Bupati Madiun H. Muhtarom, mengatakan banyak program pembangunan yang  menjadi fokus dan membutuhkan partisipasi  kaum perempuan sebagai motor penggeraknya. “Pembangunan dimaksud antara lain bagaimana upayak meningkatkan kesehatan ibu dan anak, menurunkan angka kematian ibu melahirkan (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), pemenuhan pendidikan dasar, mendukung kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam memastikan kelestarian lingkungan hidup, dan lain sebagainya,” kata Muhtarom,  Kamis, (21/4/16).
Dilanjutkan, terkait dengan upaya pemberdayaan perempuan ini, kebijakan yang di tempuh pemerintah Kabupaten Madiun mendapat apresiasi dari pemerintah pusat berupa penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya kategori pratama Tahun 2014 yang baru lalu. Diberharap tahun ini dapat meningkat menjadi katagori madya.
Ditegaskan, untuk mewujudkan Kabupaten Madiun menjadi daerah yang responsip gender dan perlindungan terhadap anak, masih banyak yang harus dikerjakan. “Saat ini masih banyak terjadi kekerasan-kekerasan terhadap perempuan dan anak. Baik fisik maupun psikis. Oleh karena itu maka kita semua masih harus bekerja keras menyelenggarakan dan mensukseskan program-program pembangunan,” pungkas Bupati. (p-76)
Madiun, Investigasi : Tanggal 21 April merupakan hari kelahiran Raden Ajeng Kartini. Untuk diketahui, bahwa RA. Kartini adalah sosok pahlawan perjuangan khususnya bagi kemerdekaan kaum perempuan.
Perjuangannyai saat itu sungguh luar biasa, dimana pada saat itu kaum perempuan termarjinalisasikan sehingga tidak mendapatkan akses mendapatkan mengembangkan potensi dirinya. Berkat perjuangannya, kini kaum perempuan telah sejajar dengan kaum pria dalam bidang kehidupan, baik dalam keluarga, masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, disetiap 21 April diperingati sebagai hari Kartini. dengan harapan Bangsa Indonesia, khususnya kaum perempuan dapat mentauladani perjuangan beliau untuk mendorong perkembangan pembangunan Bangsa dan Negara.
Sama seperti tahun sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Madiun mengadakan Upacara memperingati Hari Kartini tahun 2016 di halaman Pendopo Muda Graha Kabupaten Madiun. Bertidak selaku Inspektur Upacara, Bupati Madiun, H. Muhtarom  Sedangkan bertindak selaku Komandan Upacara adalah Ratih dari Bappeda Kab. Madiun.
Pada kesempatan tersebut seluruh peserta upacara dari unsur karyawan/ti  menggenakan pakaian daerah/adat. Adapun tema peringatan kali ini adalah “Dengan semangat Kartini Kita Tingkatkan Kualitas Hidup Perempuan Melalui Pendidikan, Kesehatan dan Pemberdayaan Ekonomi untuk mewujudkan Masyarakat Kab. Madiun Lebih Sejahtera.
 Hadir pada kesempatan ini Wakil Bupati, Sekda, Staf Ahli, Asisten, Pimpinan SKPD, Camat dan Direktur BUMD Pemerintah Kab. Madiun, Pimpinan Instansi Vertikal,  Ketua dan anggota Tim Penggerak PKK Kab. Madiun,  Ketua dan anggota Dharma Wanita Persatuan Kab. Madiun, Organisasi Wanita se Kab. Madiun, Ketua TP PKK Kecamatan,dan undangan.
Dalam penjelasannya,  Bupati Madiun H. Muhtarom, mengatakan banyak program pembangunan yang  menjadi fokus dan membutuhkan partisipasi  kaum perempuan sebagai motor penggeraknya. “Pembangunan dimaksud antara lain bagaimana upayak meningkatkan kesehatan ibu dan anak, menurunkan angka kematian ibu melahirkan (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), pemenuhan pendidikan dasar, mendukung kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam memastikan kelestarian lingkungan hidup, dan lain sebagainya,” kata Muhtarom,  Kamis, (21/4/16).
Dilanjutkan, terkait dengan upaya pemberdayaan perempuan ini, kebijakan yang di tempuh pemerintah Kabupaten Madiun mendapat apresiasi dari pemerintah pusat berupa penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya kategori pratama Tahun 2014 yang baru lalu. Diberharap tahun ini dapat meningkat menjadi katagori madya.
Ditegaskan, untuk mewujudkan Kabupaten Madiun menjadi daerah yang responsip gender dan perlindungan terhadap anak, masih banyak yang harus dikerjakan. “Saat ini masih banyak terjadi kekerasan-kekerasan terhadap perempuan dan anak. Baik fisik maupun psikis. Oleh karena itu maka kita semua masih harus bekerja keras menyelenggarakan dan mensukseskan program-program pembangunan,” pungkas Bupati. (p-76)
Baca

Kapolres Magetan : Kegiatan Pramuka Merupakan Wadah Pelajar Yang Sangat Positif

Magetan, Investigasi :  Bertempat di Pendopo Surya Graha Magetan Kapolres Magetan AKBP Johanson Ronald Simamora, S.I.K., S.H., M.H. menghadiri acara pelantikan pengurus Kwatir Cabang (Kwarcab) Magetan,  Rabu (20/4/16).
Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Gubernur Jawa Timur H. Saifullah Yusuf (Gus  IPul), Bupati Magetan Drs. Haji Sumantri, M.M. bersama unsur Forkopimda lainnya, Pejabat SKPD Magetan, berserta tamu undangan lainnya.
Wakil Gubernur Jawa Timur H. Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyampaikan dengan adanya pelantikan ini berharap agar gerakan Pramuka di Magetan bisa semakin maju dan berkembang tidak hanya dalam hal kepengurusan, tetapi juga semangat pergerakannya.
“Masing-masing pengurus cabang wajib berinovasi agar gerakan kepramukaan ke depanya tidak dipandang sebelah mata,” ucapnya.
Gus Ipul dalam kesempatan tersebut melantik Bupati Magetan Drs. H Sumantri menjadi Ketua Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab), Endang Rusminiarti sebagai Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka di Magetan sekaligus pengurus Mabicab, Pengurus Kwarcab, Lembaga Pemeriksa Keuangan (LPK), Dewan Kerja Cabang (DKC) dan Brigade Penolong Gerakan Pramuka Magetan Masa Bhakti 2016-2020.
Kapolres Magetan AKBP Johanson Ronald Simamora. S.I.K., S.H., M.H setelah selesai kegiatan pelantikan tersebut menyampaikan, ”Bahwasannya kegiatan Pramuka ini merupakan wadah pelajar yang sangat positif, walaupun dalam kegiatan banyak kegiatan permainannya akan tetapi para pelajar  tidak menyadari jika di balik permainan ada penanaman pendidikan yang bertujuan untuk pembentukan karakter sehingga memiliki pemikiran cerdas, berbudi perketi yangbaik, jiwa yang tangguh, ketrampilan yang unggul, siap bersaing serta cinta tanah airnya Indonesia,” terangnya.

Setelah kegiatan pelantikan tersebut H. Saifullah Yusuf (Gus Ipul) bersama Bupati Magetan Drs. H. Sumantri,M.M bersama Unsur Forkopimda lainnya langsung bergerak ke Gor Ki Mageti Magetan mengikuti kegiatan Parents Gathering dalam rangka ISC ( Indonesia Scout Challenge ) bersama Antangin Junior. (sj/md)
Magetan, Investigasi :  Bertempat di Pendopo Surya Graha Magetan Kapolres Magetan AKBP Johanson Ronald Simamora, S.I.K., S.H., M.H. menghadiri acara pelantikan pengurus Kwatir Cabang (Kwarcab) Magetan,  Rabu (20/4/16).
Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Gubernur Jawa Timur H. Saifullah Yusuf (Gus  IPul), Bupati Magetan Drs. Haji Sumantri, M.M. bersama unsur Forkopimda lainnya, Pejabat SKPD Magetan, berserta tamu undangan lainnya.
Wakil Gubernur Jawa Timur H. Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyampaikan dengan adanya pelantikan ini berharap agar gerakan Pramuka di Magetan bisa semakin maju dan berkembang tidak hanya dalam hal kepengurusan, tetapi juga semangat pergerakannya.
“Masing-masing pengurus cabang wajib berinovasi agar gerakan kepramukaan ke depanya tidak dipandang sebelah mata,” ucapnya.
Gus Ipul dalam kesempatan tersebut melantik Bupati Magetan Drs. H Sumantri menjadi Ketua Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab), Endang Rusminiarti sebagai Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka di Magetan sekaligus pengurus Mabicab, Pengurus Kwarcab, Lembaga Pemeriksa Keuangan (LPK), Dewan Kerja Cabang (DKC) dan Brigade Penolong Gerakan Pramuka Magetan Masa Bhakti 2016-2020.
Kapolres Magetan AKBP Johanson Ronald Simamora. S.I.K., S.H., M.H setelah selesai kegiatan pelantikan tersebut menyampaikan, ”Bahwasannya kegiatan Pramuka ini merupakan wadah pelajar yang sangat positif, walaupun dalam kegiatan banyak kegiatan permainannya akan tetapi para pelajar  tidak menyadari jika di balik permainan ada penanaman pendidikan yang bertujuan untuk pembentukan karakter sehingga memiliki pemikiran cerdas, berbudi perketi yangbaik, jiwa yang tangguh, ketrampilan yang unggul, siap bersaing serta cinta tanah airnya Indonesia,” terangnya.

Setelah kegiatan pelantikan tersebut H. Saifullah Yusuf (Gus Ipul) bersama Bupati Magetan Drs. H. Sumantri,M.M bersama Unsur Forkopimda lainnya langsung bergerak ke Gor Ki Mageti Magetan mengikuti kegiatan Parents Gathering dalam rangka ISC ( Indonesia Scout Challenge ) bersama Antangin Junior. (sj/md)
Baca
 
Investigasi New Biro Madiun. Alamat Jl. Gemah Ripah No. 30 Dolopo Kabupaten Madiun. Telp. 081249410099
Support : PT. INSAN MANDIRI PERMATA
Copyright © 2014. Investigasi New Madiun
Template Edited by Investigasi Biro Madiun
Telp/Message : 081249410099 | 0856 0449 9100